TIM Pengabdian Masyarakat UM Mengembangkan Jaranan Laksamana Manggala: Inovasi, Membangun Ekonomi Kreatif !

 



Tim pengabdian Masyarakat dari UM merencanakan kegiatan (Foto ist.)


Damariotimes. Siapa yang tak kenal Jaranan? Kesenian tradisional Indonesia ini punya daya pikat luar biasa, dan di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, ada satu kelompok Jaranan yang gigih melestarikannya: Jaranan Laksamana Manggala. Tapi, seperti kesenian tradisional lainnya, mereka juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penyajian yang itu-itu saja, kurangnya ide untuk bikin suvenir kece, sampai bingung gimana caranya manfaatin media sosial buat promosi.

Nah, di sinilah tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang (UM) hadir membawa angin segar! Dikomandoi oleh Dra. EW. Supriyatin, DP., M.Pd., bersama Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn., Dr. Rully Aprilia Zandra, S.Pd., M.Pd., M.Sn., Drs. Sumarwahyudi, M.Sn,. serta dibantu mahasiswa Silvy Handayani, Gesang Bayu Pamungkas, Amelia Arifah Rahaman, SE.M.M., dan Achmad Nur Fauzi, S.Pd., dan Yunanto Adi Prasetyo, M.Pd. sebagai tim teknik. Mereka sebagai tim pengabdian kepada masyarakat UM punya misi mulia: membangun kewirausahaan seni budaya lewat inovasi!

Dra. EW. Supriyatin, DP., M.Pd., ketua tim pelaksana pengabdian, menjelaskan: program ini sengaja dirancang untuk membantu Laksamana Manggala beradaptasi dengan pasar modern. Caranya? Lewat sentuhan koreografi baru yang menggabungkan elemen dasar komposisi tari dan pastinya, pengembangan produk kreatif berupa suvenir bertema Jaranan yang unik. Harapannya, pertunjukan mereka jadi makin menarik dan jangkauan pasarnya makin luas. Keren, kan?

Tim Pengabdian Masyarakat UM enggak main-main. Tim sudah menyiapkan program komplit, mulai dari pelatihan dan workshop. Di sesi ini, para seniman Jaranan diajarkan keterampilan inovatif dalam menyajikan seni, menerapkan elemen dasar komposisi tari seperti pola lantai, level, arah hadap, dinamika, hingga desain dramatik. Enggak cuma itu, mereka juga diajak bereksperimen dengan menggabungkan musik tradisional Jaranan dengan musik modern untuk menciptakan harmoni baru yang bikin penonton betah!

Selain pertunjukan, tim UM juga membantu kelompok seni ini bikin suvenir unik bertema Jaranan dengan ciri khas warna Tumpang: kombinasi putih, merah, dan hitam. Bayangin deh, ada miniatur Jaranan, pecut, dan jidor yang bisa kamu bawa pulang sebagai kenang-kenangan! Tak lupa, mereka juga mendampingi kelompok ini untuk mengunggah produk-produknya di media sosial sebagai strategi branding dan promosi. Ini penting banget biar inovasi dan dampak ekonominya terus berlanjut.

Secara teknis, ada 20 peserta yang ikut program ini, dibagi menjadi tiga kelompok: penari (12 orang), pemusik (5 orang), dan pengrajin (3 orang). Masing-masing kelompok didampingi instruktur profesional sesuai bidangnya dari tim pengabdian UM.

Dengan semua upaya ini, diharapkan Jaranan Laksamana Manggala bisa menampilkan pertunjukan yang lebih estetis dan bikin nagih. Lalu, muncul deh produk-produk kreatif bernilai ekonomi tinggi. Yang paling penting, masyarakat jadi makin sadar akan pentingnya melestarikan budaya kita sendiri.

Program ini bukan cuma tentang melestarikan seni tradisional, tapi juga tentang memberdayakan ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan. Kelompok seni ini diharapkan bisa jadi mitra produktif dalam mendukung pariwisata berbasis budaya dan ekowisata di Tumpang. Jadi, yuk, kita dukung terus Jaranan Laksamana Manggala, biar kesenian kita makin mendunia dan ekonomi kreatif makin berjaya!.

Reporter H.Gum.

 

Posting Komentar untuk "TIM Pengabdian Masyarakat UM Mengembangkan Jaranan Laksamana Manggala: Inovasi, Membangun Ekonomi Kreatif !"