Transformasi Kepahlawanan Nusantara dalam Pertunjukan Barong-Rande di Bali

        Damariotimes. Bali, 18-21 Mei 2023. Dalam rangka melakukan pengambilan data penelitian, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Dr. Robby Hidajat, M.Sn. Adapun anggota penelitian terdiri dari Dr. Joko Sayono, M.Pd., M.Hum., Dr. Pujiyanto, M.Sn. Anggota alumni, yaitu Muhammad ‘Afaf Hasyimy, M.Pd., dan anggota mahasiswa, terdiri dari Allfa Andranica Devya Aprilyawati, dan Adinda Nur Ramadhani Haris. Selain penelitian dari UM juga beranggotakan dari peneliti asing, yaitu Dr. Syamsul Hirdi Bin Muhid dari Universiti Utara Malaysia (UUM).
Pertempuran antara Sahadewa dan Rande (Foto ist.)
        Penjelajahan wilayah subjek penelitian yang terfokus di Uluwatu, mendorong untuk mengembangkan pencarian keterkaitan tema kepahlawanan Nusantara, hal ini dipicu oleh koreografi I Made Sidia dari Sanggar Paripurna berjudul Jaya Krisna. Arti penting dari judul itu mengemukakan bahwa Krisna merupakan avatara dari Dewa Wisnu yang selalu menciptakan perdamaian alam semesta. Telah jelas dalam lakon Kecak Ramayana, bahwa Dewa Wisnu merupakan avatara pada Rama. Rama menjadi simbol unsur baik yang berhadapan dengan unsur Kejahatan, yaitu Rahwana. Daripada itu juga terbaca dari seni pertunjukan Barong-Rande, yaitu dua entitas spirit kebaikan dan selalu berhadapan dengan entitas spirit kejahatan. Keduanya terus mengalami proses keseimbangan untuk menciptakan keharmonisan.
Jaya Krisna karya I Made Sidia (Foto ist.)
        Peneliti melakukan observasi secara acak pada seni pertunjukan Barong Rande Eka Budi di Jalan Waribang. Pertunjukan kurang lebih satu jam yang dimulai pukul 10.00 WITA. Peneliti mengamati tidak lagi mengamati aspek bentuk, namun menggali spirit. Bahwa masyarakat Bali menciptakan pemahaman tentang perjuangan, yaitu melepaskan diri dari hawa nafsu kejahatan, sehingga dapat mencapai muksa atau pembebasan, hal ini tampak dari dua kekuatan Barong dan Rande. Rande sebagai entitas spirit kejahatan terus mengalami proses perjuangan untuk dapat dibebaskan. Dalam pertunjukan tersebut ditampilkan sebuah lakon tentang Sahadewa putra Madrim. Dewi Kunti menyerahkan Sahadewa untuk banten pada Rande. Namun berkat pertolongan Dewa Wisnu, Sahadewa mampu melepaskan diri dan menyempurnakan Rande.
        Data-data yang telah dikumpulkan tersebut, sementara dapat ditarik garis kesimpulan adanya transformasi dari spirit avatara dari Dewa Wisnu. Hal ini ditegaskan oleh I Nyoman Suganda, seorang pemain Hanoman legendaris kecak Ramayana Uluwatu, dan juga kuatkan oleh I Made Sidia, bahwa Wisnu merupakan spirit dari perjuangan yang dikenal luas di Nusantara.

 

Reporter        : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Editor            : H. Gumelar

Posting Komentar untuk "Transformasi Kepahlawanan Nusantara dalam Pertunjukan Barong-Rande di Bali"