Tradisi Topeng di Asia Tenggara

        Damariotimes. Tradisi bertopeng di Asia Tenggara mencakup berbagai jenis, utamanya dalam seni pertunjukan. Di setiap wilayah etnik atau negara di kawasan Asia Tenggara memiliki tradisi bertopeng untuk berbagai tujuan, mulai dari ritual keagamaan hingga seni pertunjukan hiburan.
Seni Pertunjukan Ramakien di Thailand (Foto ist.)
      Di Indonesia, seni pertunjukan bertopeng menjadi bagian kebudayaan sejak zaman prasejarah. Mengingat fungsinya sebagai penghormatan roh leluhur. Topeng juga berkembang menjadi berbagai seni pertunjukan, seperti wayang, arak-arakan, atau drama tradisional. Seni pertunjukan Topeng yang sangat populer di Jawa dan Bali adalah Barong, dan jenis seni pertunjukan yang berlakon Panji (di Jawa, pada umumnya).
        Di Thailand, topeng difungsikan dalam seni pertunjukan Khon yang umumnya menampilkan cerita Ramayana. Seperti seni pertunjukan wayang wong di Bali, pada umumnya tokohnya digambarkan melalui topeng. Seni pertunjukan Khon yang lebih spesifik dikenal sebagai Ramakien, pada umumnya para penari menggunakan topeng, kecuali Rama, Lesmana, dan Sinta. Penggunaan topeng pada pertunjukan Khon diyakini memiliki kekuatan magis. Seperti dalam penampilan seni pertunjukan Khon Muang.
        Di Malaysia, seni pertunjukan bertopeng dipakai dalam tari-tarian untuk mengungkapkan kekuatan magis. Topeng-topeng yang bercorak primitif menggambarkan roh leluhur, dan diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu topeng yang memiliki penampilan sangat sederhana itu memang tetap dilestarikan pembuatannya dari kayu.
        Di Filipina, seni pertunjukan bertopeng muncul diberbagai upacara adat yang bersifat magis. Topeng pada umumnya terbuat dari kayu, anyaman daun kelapa, dan dihiasi dengan ukiran yang dicat berwarna-warni. Topeng menjadi bentuk seni pertunjukan tradisional yang besifat unik, berciri etnik.
       Pada umumnya seni pertunjukan topeng di Asia Tenggara memiliki latar belakang magis, karena untuk ritual penghormatan roh leluhur, setidaknya tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat adat. Setiap topeng mengambarkan tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang simbolik, bahkan yang lebih utama dalam penampilannya adalah difungsikan untuk memperkuat spiritual dan mengukuhkan solidaritas dalam komunitas masyarakat etnik.

 
 
 
Penulis: R. Hidajat
Editor  : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Tradisi Topeng di Asia Tenggara"