Jaranan Dor versi Tumpang: Berpola Lingkaran

        Damariotimes. Jenis jaranan yang berkembang di Kabupaten Malang memiliki ragam yang bervariasi, salah satunya adalah Jaranan di Tumpang. Jaranan ini memiliki pola klimaks dalam bentuk lingkaran. Sementara ada jenis Jaranan yang berpola sejajar lurus, bisa berhadapan-hadapan. Jenis ini mulai tidak lagi berkembang. Karena untuk mencapai klimaksnya cukup lama, dan penonton juga kurang menyukai. Namun dengan versi yang melingkar, hingga saat ini masih cukup banyak yang menyukainya. Dimungkinkan lebih atraktif dan lebih cepat mencapai atraksi ‘trance’.

Tampilan Jaranan Dor versi Tumpang (Foto Ist.)

                Salah satu kelompok yang tergabung dalam komunitas Tugu Sri Panggung Rejo Slamet Wiroto Tumpang. Jenis jaranan ini termasuk jenis yang masih asli dari rumpunnya. Mengingat pola geraknya masih sederhana, hanya berfokus pada gerak kaki, dan sesekali menggunakan junjungan (Angkatan kaki). Namun angkatan kaki dari jenis jarangan ini tidak berfungsi sebagai penggabung rangkaian gerakan, sehingga pola junjugan itu digunakan sebagai penjeda. Setidaknya jika melihat secara keseluruhan, jenis jaranan ini bersandar pada suatu komunitas ‘pencak’ atau ‘silat tradisional’ yang banyak menggunakan kekuatan kaki, tendangan dan putaran tubuh untuk menyerang lawan.
Adegan trance yang menyerang pendekar/penggambuh (Foto ist.)
        Jika diperhatikan, penampilan Jaranan yang ditampilkan oleh komunitas Tugu Sri Panggung Rejo Slamet Wiroto Tumpang dimungkinkan memiliki akar Jaranan kuno, yaitu Jaranan Jawa. Namun sudah mendapatkan pengaruh dari jenis lagu-lagu tayub, bahkan campursari. Sehingga dimungkinkan pola gerak pada kembangan menunjukan ragam pola gerakan yang diikat oleh transisi ‘junungan’. Sehingga pola konstruksi gerak Jaranan ini bersifat; rangkaian campuran bebas, tidak memiliki tingkat hirarkis yang menunjukan satu sama lain menunjukan ikatan, hanya sekedar rangkaian. Hanya saja jenis Jaranan Dor ini mempunyai dua bagian yang membentuk bagian penyajian, yaitu bagian pertama sebagai pembukaan, yang berikutnya jenis lagon (lagu) yang disebut dengan kembangan. Formasi mereka menggunakan berbanjar dan berpasangan, bagian akhir membuat pola lingkaran untuk menuju pada bagian klimas, yaitu kalapan.
        Pada bagian kalapan (trance) tampak penari yang kemasukan bersifat agresif menyerang, dan di bagian itu tampak ada ‘tokoh’ yang dimungkinkan itu tampil ‘pendekarnya.’ Dia berjaga-jaga untuk menghindari serangan, dan melumpuhkan untuk dinetralkan pengaruh kekuatan supranaturalnya. Ini sangat tampak, bahwa komunitas ini sangat kuat didukung oleh pelaku-pelaku yang mempelajari kanuragan (Latihan beladiri), dan mereka yang telah mencapai tingkat yang tinggi akan memasuki pengalaman spiritual yang melakukan pelajaran kebatinan.
 
 
 
Penulis : R. Hidajat
Editor   : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Jaranan Dor versi Tumpang: Berpola Lingkaran"