Kampung Budaya Polowijen Motivator Pemberdayaan Budaya Tradisi dan Potensi Sumberdaya Manusia Bermartabat

        Damariotimes. Malang, 29 April 2023. Kampung Budaya Polowijen (KBP) merupakan sentra kampung tematik yang produktif dalam penyelenggaraan event. Hal ini memang sesuai dengan visi misi sebagai kampung tematik berorientasi pada ‘budaya’ sehingga memiliki fleksibelitas dalam memproduksi ide-ide kreatif. Sungguhpun Ki Demang (penggagas dan koordinator) KBP tampaknya tidak sekedar sebagai event organisator. Mengingat kampung ini sejak didirikan pada tahun 2017 mempunyai konsistensi memacu dan menggerakan dua pilar utama kebudayaan, yaitu potensi budaya dan potensi sumber daya manusia.
Ki Demang memberikan sambutan Riyayan Kupatan dan Kartini Menari (Foto ist.)
         Produktivitas event yang diselenggarakan memang telah memiliki kalender sangat mantap. Sehingga setiap bulan pasti memiliki aktivitas. Kampung budaya yang berada di lingkungan salah satu RT yang warganya tidak lebih dari 30 kepala keluarga, namun aktivitas warga di kampung ini mampu menyuport setiap aktivitas yang diselenggarakan.
        Ki Demang (Isa Wahyudi) yang berlatar belakang psikologi ini memiliki sejumlah pengalaman yang lebih, sehingga dalam mengemas event mampu memberikan dampak positif yang tidak hanya bagi warga, sehingga orang di luar KBP semata. Namun dapat melihat, bahwa KBP itu memang mempunyai potensi yang sangat besar, utamanya dalam memberdayakan seni budaya tradisi. Dalam berbagai event yang diselenggarakan tidak hanya tradisi yang bersifat lokal, namun budaya yang dikembangkan bersifat universal, bahkan multidimensional di bidang seni.
Ki Demang memberikan sambutan Riyayan Kupatan dan Kartini Menari (Foto ist.)
Dipenghujung awal bulan Syawal, setelah hari raya Idul Fitri 1444 H. Di mana masyarakat Jawa merayakan pesta-pesta tradisional dan berhalal-bihalal. Di KBP menyelenggarakan ‘riyayan’ topik yang dilangsir adalah Tradisi Riyayan Kupatan dan Kartini Menari. Istilah lokal yang sangat akrab ditelinga orang Jawa, karena hari raya idul Fitri di Jawa itu sepasar, yaitu diakhiri dengan hari raya kupatan. Selain dari pada itu, tidak mengabadikan juga dipertengahan bulan April ini ada event nasional yang sangat penting, yaitu ‘peringatan hari Kartini’. Pada umumnya di hari Kartini ini sekolah-sekolah menggerakan siswa dan guru memperingati hari yang sangat bersejarah, namun karena masih dalam suasana lebaran Idul Fitri, maka hari Kartini agak terabaikan. Ki Demang ternyata tidak mengesampingkan hari yang bersejarah tersebut, peringatannya digabung, bahkan dipenghujung  bulan April ini juga ada hari internasional yaitu Hari Tari Sedunia (World Dance Day). Event ini bukan bersifat lokal, namun KBP selalu merespon hari rayanya orang yang berprofesi sebagai penari, koreografi, dan aktor. Sehingga pemikiran yang digagas di KBP memang tidak bersifat linier, tematik, namun multidimensional dalam pemberdayaan budaya tradisional dan perberdayaan sumber daya manusia yang bermartabat. Tentunya anda setuju tentang gagasan Ki Demang ini.

 

Reporter  : R. Hidajat
Editor      : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Kampung Budaya Polowijen Motivator Pemberdayaan Budaya Tradisi dan Potensi Sumberdaya Manusia Bermartabat"