Pengaruh Pengetahuan Koreogafi Barat terhadap Karya Tari di Indonesia

        Damariotimes. Istilah koreografi menjadi marak setelah tahun 1960-an, yaitu setelah diresmikannya panggung terbuka Prambanan. Sejak saat itu, koreogafi atau pengetahuan menata tari yang berasal dari Barat memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreasi tari di Indonesia.
Denyut koreografi hingga ke berbagai daerah di Indonesia (Foto ist.)
         Sejak abad XIX, seniman-seniman tari di Indonesia telah mempelajari teknik dan estetika tari Barat melalui Pendidikan formal dan interaksi dengan seniman tari dari Eropa dan Amerika. Sehingga para koreografi muda Indonesia memadu-padankan unsur-unsur tari Barat, seperti yang dilakukan oleh Wisnu Wardhana dan Bagong Kussudiardjo dari Yogyakarta. Bahkan emberio memodernisasikan tari di Indonesia sudah dilakukan oleh Mr. Joyana, namun denyut kreativitas yang semakin dinamis memang sangat terasa benar sejak tahun 1960-an.  
        Gereget kreativitas para seniman tari di Surakarta dan Yogyakarta memang lebih kuat, mengingat di kedua kota ini telah sigap mendirikan sekolah seni tari (konservatori tari) dan Akademi Seni Tari Indonesia. Dengan demikian pengetahuan koreografi Barat terlihat sangat kuat dalam berbagai aspek karya tari Indonesia, seperti gerakan, musik, kostum, dan pencahayaan, sebagai contoh, tari Ballet menjadi inspirasi bagi banyak koreografer Indonesia dalam menciptakan gerakan yang estetik. Di samping itu pengaruh musik Barat, seperti jazz, klasik, hingga pop juga digunakan untuk mengembangkan kreativitas para koreografer yang mengembangkan profesinya di kota metropolitan, seperti Bandung dan Jakarta. Selain daripada itu perkembangan kostum, tata cahaya, dan pemanggungan juga sangat kuat memberikan inspirasi.
     Pengaruh pengetahuan koreografi Barat memang memiliki sumbangan yang besar, utamanya membangkitkan kesadaran estetik, sehingga pencarian ke akar tradisi semakin intensif, seperti yang dilakukan oleh Sardono W. Kusumo, Tom Ibnur, Gosmiati Suid, Didik Nini Thowok, Bagong Kussudiardjo, Wisnu Wardhana, I Made Bandem, hingga tokoh-tokoh muda seperti Eko Suriyanto, M. Miroto, dan masih banyak lagi yang telah menyambung denyut kreativitas koreografi.



Penulis       : R. Hidajat
Editor         : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Pengaruh Pengetahuan Koreogafi Barat terhadap Karya Tari di Indonesia"