Topeng Kepala Adaptasi Bentuk Wayang Topeng Malang

        Damariotimes. Selah menyaksikan opera “The Lion King” memang benar-benar menakjubkan sebagai pertunjukan profesional, bahkan tampilan ini dapat menjadi model seni pertunjukan yang memiliki tampilan modern. Produksi kostum dan topeng pada opera “The Lion King” memang sangat menakjubkan. Salah satu karakter yang paling kuat adalah topeng Simba, menggambarkan pahlawan utama yang ditampilkan dari seekor singa.
Topeng Kepala Karya Robby Hidajat (Foto ist.)
        Topeng Simba, dirancang khusus menampilkan wajah seekor singa, digambarkan sangat realistik. Merupakan bentuk imitasi wajah singa yang benar-benar dapat menghidupkan karakteristik jiwa kepahlawanan.
         Dari pada itu, Robby Hidajat, seorang staf pengajar pada Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik mengembangkan bentuk topeng kepala yang diadaptasi dari bentuk karakter topeng pada seni pertunjukan wayang topeng Malang. Mengingat seni pertunjukan wayang topeng Malang hanya ditampilkan dan ditonton dari jarak yang tidak lebih dari 5-10 meter. Jika anda ingin menyaksikan dari jarak 25 meter, maka sudah tidak lagi dapat menyaksikan detail dari bentuk topeng yang ditampilkan.
Topeng kepala karya Robby Hidajat yang lebih praktis (Foto Ist.)
        Bentuk topeng yang dirancang sedemikian rupa, sehingga topeng itu sangat ringan, nyaman, dan mudah dipakai, yaitu hanya dipasang di kepala penari. Dari segi proporsi, topeng kepala dengan sengaja mengalahkan dominasi wajah dari penari. Mengingat tugas dari penari adalah menghidupkan topeng yang ada di atas kepala. Memang harus melakukan pengenalan khusus untuk dapat meramaikan topeng kepala dengan tokoh dari lakon Panji.
        Bentuk topeng kepala yang diproduksi untuk opera “The Lion King” merupakan contoh adaptasi yang sangat bagus, akan tetapi produksi eksperimental Robby Hidajat yang mengangkat tokoh-tokoh dari wayang topeng Malang tetap sebagai rintisan. Adaptasi dari tokoh-tokoh lakon Panji ini memiliki potensi untuk menumbuhkan seni pertunjukan yang unik dan khas, setidaknya menjadi varian dari perkembangan wayang topeng Malang yang selama ini ditampilkan secara konvensional.
Tokoh Kartolo adaptasi dari Wayang topeng Malang (Foto ist.)
        Untuk mencapai tujuan tersebut, Robby Hidajat terus mengembangkan aspek argonomis topeng kepala lakon Panji. Karena berbagai aspek sosial budaya, dan teknologi pembuatannya juga menjadi pertimbangan. Mengingat menumbuhkan tradisi baru yang unik membutuhkan proses, setidaknya sudah kurang lebih 5 tahun berlalu. Topeng Kepala ini masih mengalami penyempurnaan, setidaknya dari segi bahan, yaitu dari karet sepatu, dan dengan bahan-bahan lain yang tidak membuat penari atau aktor merasa kesulitan untuk membawakannya.
        Jika dimungkinkan, topeng kepala ini terus akan dikembangan untuk mendorong tumbuhnya seni pertunjukan yang khas di Kota Malang. Sungguhpun selama ini masih dalam taraf penjajakan, dan belum dikembangkan secara intensif. Setidaknya jika dimungkinkan, topeng kepala ini dapat menjadi bagian dari pengembangan pendidikan seni rupa di sekolah, mengingat selama ini seni rupa di sekolah-sekolah hanya memberikan pengalaman siswa untuk mewarnai topeng tradisional. Sementara untuk mengembangkan seni rupa topeng masih belum ada yang memulai. Hal ini memang terasa berat, karena pengembangan seni pertunjukan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak instan.
 
 
 
Reporter        : H. Gumelar 
Editor            : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Topeng Kepala Adaptasi Bentuk Wayang Topeng Malang"