Punakawan: Semar Dan Kuasa Rakyat

Damariotimes. Punakawan adalah istilah yang dimunculkan atas kesadaran masuknya paham patriarki dan hierarkis kekuasaan ‘dewaraja.’ Raja adalah satu-satunya sosok yang bersifat adiluhung, kehidupan dan kesejahteraan rakyat ada pada raja. Mereka yang ‘sabar dan tawakkal’ akan menemukan ketentraman hidup dunia dan di akhirat.  Sabar adalah sikap yang bersifat berserah diri pada nasib dan ketentuan yang menimpa, untuk mampu menerima semua itu dibutuhkan kekuatan mental spiritual dan berserah diri sepenuhnya pada yang menguasai diri.
Punakawan Semar pada Wayang Purwa (Foto ist.)
         Semar yang muncul sebagai simbol rakyat, dengan kondisi yang sederhana dan penuh kewajaran sebagai figur manusia. Tidak digambarkan sebagai orang yang
ideal, tetapi merefleksikan diri sebagai apa adanya kondisi dari gambaran ‘rakyat.’ Rakyat Jawa yang digambarkan melalui pikiran Jawa yang tidak dapat memahami bagaimana bisa kekuasaan yang spektakuler hadir. Para raja-raja yang memiliki kekuasaan dan kekuatan sebagai ‘dewa’ muncul membangun kekuasaan atas kehidupan mereka. Pikiran ini terus dikembangkan dan diimplementasikan dalam mitologi tentang gambaran ideal para satria Jawa. Orang-orang yang terlahir bukan dari kalangan rakyat jelata, tetapi muncul dalam strata kelas yang memiliki kekuasaan atas hierarkis keturunan.
Semar masih menjadi misteri, yaitu bagaimana mungkin masyarakat Jawa dapat menggambarkan dirinya melalui simbol manusia yang bentuknya tidak ideal, jelek, dan memiliki kekurangan fisik. Akan tetapi dia sangat dekat dengan para bangsawan atau raja-raja yang berkuasa setara dengan dewa.



Penulis : Robby Hidajat
Editor   : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Punakawan: Semar Dan Kuasa Rakyat"