Inspirasi Kreasi Topeng Punakawan Jawa dan Bali

        Damariotimes. Sebuah artikel yang dimuat dalam majalah “Djawa” berjudul ”Maskers en Ziekten op Java en Bali” yang ditulis oleh H.H. Noosten, seorang dokter yang bekerjasama dengan G.H.R. von Koenigwald, seorang etnolog. Kedua orang tersebut mengadakan sejumlah observasi tentang asal usul tentang inspirasi penciptaan topeng punakawan di Jawa dan Bali. Kedua penulis teresebut berasumsi, bahwa sumber inspirasi penciptaan topeng punakawan tersebut adalah penyandang penyakit atau cacat wajah.
 
Topeng Bebodresan dari Bali (Foto ist.)

        Kesimpulan tersebut didasarkan atas kondisi penyandang penyakit dan cacat wajah yang memiliki kemiripan dengan topeng-topeng yang selama ini di gunakan untuk pertunjukan, misalnya:
  1. Topeng yang menyerupai akibat dari wajah seseorang yang berpenyakit lepra, ditemujkan oleh G.H.R. von Koenigwald di Cirebon
  2. Topeng yang dimiliki oleh Java Institut adalah topeng yang menyerupai wajah orang yang berpenyakit frambosia ditemukan di Cirebon
  3. Houbolt memiliki sebuah topeng yang menyerupai wajah orang berpenyakit frambosia yang didapatkan di Bali
  4. H.H. Noosten memiliki topeng yang menyerupai wajah orang yang berbibir sumbing didapatkan di Cirebon
  5. G.H.R. von Koenigwald memiliki topeng yang menyerupai wajah orang yang memiliki hidung yang besar seperti buah terong (dalam pewayangan disebut Buto Terong) yaitu orang yang mengalami pembengkakan hidung.

Fenomena wajah buruk karena penyakit tertentu memang banyak di jumpai dalam masyarakat Jawa, tentunya waktu itu belum ada tindakan medis yang dapat membantu masyarakat mengatasi penyakit-penyakit yang menyerang wajah. Oleh karena itu, para seniman dimungkinkan mendapatkan inspirasi dari penderita penyakit wajah tersebut untuk menggambarkan golongan masyarakat kelas rendah, sehingga orang-orang Belanda waktu itu dapat melihat secara lebih jelas klasifikasi dari strata masyarakat di Jawa atau di Bali. Bahwa golongan rakyat jelata selain miskin, juga ditunjukan dari kondisi fisik yang jelek. Sementara para bangsawan memiliki wajah yang tampan dan cantik.

 

 

Penulis        : R. Hidajat
Editor           : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Inspirasi Kreasi Topeng Punakawan Jawa dan Bali"