Pementasan Seni Ritual: MANDHOR JENTERUNG

Damariotimes. Mandhor Jenterung merupakan perpaduan berbagai macam seni tradisi yang ditampilkan dalam bentuk tradisi lesan. Macapat, jedhor, Jemblung teater maupun kentrung merupakan sumber inspirasi dari penciptaan seni ritus tutur Mandhor Jenterung. Tetapi dalam penampilannya tidak kelihatan warna dari berbagai bentuk tersebut sehingga menjadi genre baru dalam bentuk seni pementasan. Mandhor Jenterung diciptakan baru dan sudah tercatat dalam direktorat jendral Hak Kekayaan Intelektual kementerian hukum dan HAM nomor 000428557 pada bulan Desember 2022 dan menjadi satu satunya genre seni Pertunjukan yang dimiliki oleh kabupaten Blitar.
Poster kegiatan Mandhor Jenterung (Foto ist.)
Nama Mandhor Jenterung sendiri mempunyai beberapa makna baik dari akronim maupun makna konotatif yang lain. Dari segi akronim merupakan perpaduan dari Macapat, jedhor, Jemblung, teater dan Kentrung. Dari makna konotatif terdiri dari kata “Mandhor” yang berarti pengawas atau suvervisor dan kata Jenterung yang merupakan salah satu jenis capung terbesar dengan segala sifatnya.
Mandhor Jenterung dipentaskan dengan penuh simbolik atau Sasmita baik cerita, lagu-lagu yang diciptakannya. Diciptakan sebagai sarana untuk ikut serta dalam pembangunan karakter bangsa. Mandhor Jenterung penuh dengan makna edukasi sehingga walaupun saat geculan selalu dipenuhi dengan makna simbolik dan muatan edukasi.
Mandhor Jenterung sebagai seni ritus bisa digunakan sebagai sarana tolak balak, membersihkan lahan dari gangguan sesama makhluk yang tak kasat mata juga sesuker yang dirasakan oleh keluarga, desa maupun wilayah. Sebagai seni ritus Mandhor Jenterung tidak meninggalkan ubarampe sesuai simbol-simbol adat seperti sajen cukbakal dan lain-lain.
Sebagai bentuk seni baru yang berakar pada budaya tradisi Mandhor Jenterung menciptakan baik warna musik, syair, lagi maupun ceritanya. Hampir semua ciptaan Mandhor Jenterung bersifat Simbolik.
Bagaimana bentuk Seni Ritus Tutur Mandhor Jenterung: Mangga ikuti dan saksikan pementasannya.
 
 

Kontributor : Ki Dalang Maryani
Editor    : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Pementasan Seni Ritual: MANDHOR JENTERUNG"