Kritik Seni Pertunjukan di Asia Tenggara

     Damariotimes. Perkembangan kritik seni pertunjukan di Asia Tenggara sebagai respon seni pertunjukan yang ditampilkan diberbagai festival baru muncul pada tahun 1960-70an. Mulai terasa menguat di akhir tahun 2000an. hal ini disebabkan oleh munculnya pengelola festival seni pertunjukan yang dilakukan oleh perguruan tinggi seni secara internasional, hal ini khususnya yang terjadi di Indonesia. Namun geliatnya tidak mendorong secara signifikan hadirnya tulisan kritik seni pertunjukan yang bertaraf internasional. Walaupun seni pertunjukan di Asia Tenggara memiliki sejarah yang panjang, berbagai seni tradisi yang mengalami pembaharuan, munculnya karya-karya kontemporer.
Seni tradisi yang banyak mengalami pembaharuan (Foto ist.)
        Perkembangan kritik seni pertunjukan di Asia Tenggara ditahun 1960-an hingga 1980-an dikarenakan mulai menguatnya eksistensi diri sebagai masyarakat negara bangsa, sudah barang tentu hal ini dikarenakan setelah perang dunia II, dan mulai lepasnya berbagai negara di Asia Tenggara dari sistem kolonialisasi. Sehingga mulai tumbuh kesadaran masyarakat dan seniman dalam menghargai kekayaan masa lalu yang sudah banyak yang mengalami kepunahan.
        Pada saat itu, para seniman dan pemerintah menyadari terhadap kekayaan seni pertunjukan yang dapat menjadi sarana untuk menunjukan eksistensi, bahkan dapat digunakan untuk mempromosikan identitas nasional. Bahkan juga tumbuhnya kesadaran bahwa seni pertunjukan mempunyai potensi melakukan diplomasi budaya antara bangsa.
       Sungguhpun perkembangan seni pertunjukan bergerak melambat, namun karya-karya seni pertunjukan di Asia Tenggara terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan kemajuan berbagai negara, bahkan seniman-senimannya juga telah mengenal berbagai perubahan sarana dan media dalam mengekspresikan diri. Bahkan juga didukung oleh pertumbuhan perguruan tinggi seni pertunjukan yang semakin berkualitas, bahkan berbagai negara di Asia Tenggara telah membuka program studi hingga ke jenjang doktoral.
 
 
 
Reporter     : R. Hidajat
Editor         : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Kritik Seni Pertunjukan di Asia Tenggara"