Kritik Tari

            Damariotimes. Kritik tari sebuah disiplin kritik memiliki pengertian kurang lebih sepadan dengan disipin yang digunakan dalam bidang kesusastraan, hanya saja tradisi kritik dalam bidang tari tidak setua kritik sastra.
Ramayana (Foto Abinyu Ammar)
             Hal ini sangat terkait dengan perkembangan disiplin tari itu sendiri, akan tetapi para para pemikir tari dari mancanegara (di luar Indonesia) sangat giat, dan terus melakukan kajian serta menjadikan disiplin itu sebagai bagian yang integral dengan proses kreatif koreografer.
            Kenyataan ini sejalan dengan pemikiran Edi Sedyawati, bahwa kritik menjadi bagian yang tumbuh secara beriringan untuk meningkatkan proses kreatif. Artinya kritik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karya tari (koreogafi). Seperti yang dikemukakan dalam bukunya; Pertumbuhan Seni Pertunjukan, sebagai berikut:
             Bagi si seniman, kritik adalah suatu imbalan atas jerih payahnya. Alangkah sia-sianya suatu usaha terasa, jika tiada satu katapun diucapkan pujian maupun celaan, dapat diharapkan untuk merangsang percobaan-percobaan selanjutnya (1981:129)

Pada dasarnya kritik tari juga memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertian kritik pada umumnya, hanya saja kritik tari menjadi lebih khusus menyoroti bidang cakupannya sendiri,  Edi Sedyawati memahami kritik tari sebagai sebuah upaya yang mengarahkan disiplin kritik untuk memberikan motivasi, rangsangan, dan sekaligus sebagai sarana meningkatkan mutu koreografi. Pengertian yang sejalan dengan pendapat Edi Sedyawati juga dikemukakan oleh koreografer Bagong Kussudiardjo, sebagai berikut: Kritik tari sebuah usaha kritis yang memberikan  jalan  untuk lebih memajukan serta meningkatkan kreativitas para koreografer dan pekerja seni didalamnya. Di samping itu juga mengingatkan kesalahan yang dibuat oleh seorang penari, pencipta tari, dan ahli tari.
        Pendapat tentang kritik dalam dunia seni tari dapat disimak dari pendangan Edmund Burke Feldman dalam bukunya: Art as image and Ide. Tujuan utama dari kritik adalah meningkatkan pengertian dan sekaligus peningkatan kualitas  karya seni, melalui pengkajian  yang mendalam tentang sebab-sebab, hal-hal dari citra nikmat dalam karya seni. Citra Kenikmatan yang diberikan oleh sebuah karya seni merupakan sebuah pengalaman estetik, sejalan dengan pengertian tersebut kritik  dapat berupa aktivitas evaluasi yang memandang seni sebagai objek untuk pengalaman estetik. Pengalaman tersebut dihasilkan lewat kajian teliti atas kerya seni. Hal ini sejalan dengan pandangan Flaccus (1981) yang merumuskan kritik sebagai sebuah studi rinci dan apresiatif tentang karya seni. Dari pandangan ini, di satu sisi kritik merupakan keyakinan dan semangat yang lebih besar dari logika seorang pencinta seni yang berusaha mendukung karya, sedang di sisi lain ia meruapakan analisis cendikia dan teliti atas kerya seni disertai berbagai tafsir dengan alasan-alasannya. S.D. Humardani memahami kritik sebagai sebuah penelitian mengenai bermacam-macam gejala dari berbagai sudut terhadap karya atau kekaryaan seni dalam kehidupan seni. Usaha sebuah kritik adalah membuka jalan untuk memahami dan menentukan, atau mendudukan mana yang seharusnya terjadi dalam penyajian sebuah karya seni secara bertanggung jawab.
 
 
 
 
Penulis            : Robby Hidajat 
Editor              : Muhammad ’Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Kritik Tari"