Kuliner dan Rekreasi Selera Masyarakat

Damariotimes. Pada 10 tahun terakhir ini kuliner di berbagai daerah sangat pesat peningkarannya. Berbagai daerah telah muncul sebagai identitas, hal ini dibuktikan adanya kemandirian setiap daerah sebagai sebuah otonomi.

                Kondisi identitas daerah lewat kuliner semakin menguat ketika teknologi komunikasi internet. Semula televisi menjadi pintu yang menghantas melalui program ‘memasak.’ Berbagai pakar kuliner pupuler memvisualisasikan untuk para sosialita. Program tersebut sebenarnya sudah cukup lama, namun tidak sangat kuat memberikan penekanan dan mendongkrak kuliner etnik (lokal), bahkan program kompetisi melalui master chap juga memberikan dukungan. Sungguhpun orentasnya jauh kedepan dengan jangkauan yang lebih global.

Ilustrasi (staticflickr.com)

                Melalui apresiasi kuliner seperti yang di bawakan oleh Bondan Winarno tampak menjadi inspirasi yang kuat untuk para konten kreator visual media. Sehingga secara lebih intensif mampu mengangkat dan mengenalkan kuliner etnik (lokal) sebagai bagian dari selera masyarakat.

                Jika diperhatikan, setiap daerah dengan kuliner lokalnya selain memberikan dukungan terhadap politik identitas juga memberikan apresiasi dan sekaligus mengedukasi masyarakat. Bahwa lidah benar-benar menjadi cara untuk mengekpresikan ciri kelokalannya. Dengan demikian, menjadi sangat kuat dapat memahami karakter genetik dari setiap etnik.

                Gambaran tersebut menjadi benar-benar terasa ketika ada dikota metropolis, di lingkungan masyarakat yang hitrogen tersebut menunjukan adanya kuliner yang bervariasi. Dengan demikian, dari kuliner tersebut mampu membentuk pengenalan etnik melalui lidah.

                Lidah setiap pribadi mampu menjelajahi jangkauan hitrogenitas masyarakat, baik secara nasional atau internasional. Orang sudah tidak lagi terikat oleh politik identitasnya melalui kuliner, namun setiap orang dapat mengindra dan menjelajahi sebagai sensasi rekreatif.

                Sudah barang tentu, tampak paparan tersebut menunjukan, bahwa kuliner yang semula hanya bersifat lokal, bahkan sangat primodial dengan ciri-ciri yang khas. Bahkan sangat etnik dengan pola orentasi yang khas. Identitas menjadi sangat kuat sebagai produk etnik, bahkan menyebar sebagai kekuatan ekonomi lokal, hal tersebut telah dibuktikan dengan memasyarakatnya rumah makan padang, wartek (warung tegal) atau produk kuliner lamongan.

                Daripada itu, di zaman mellenial ini, kuliner telah mampu menjadi sebuah media rekreatif dari selera makan masyarakat. Hal ini menjadi semacam terjadinya perang fungsi kuliner, disisi lain. Masyarakat global telah menyodorkan kuliner cepat saji, dan disisi yang lain menumbuhkan perjalanan rasa dari selera makan masyarakat, baik lokal maupun internasional.


Reporter              : Harda Gumelar
Editor                  : R. Hidajat

Posting Komentar untuk "Kuliner dan Rekreasi Selera Masyarakat"