GENERASI MUDA KENALKAN POTENSI DAERAH SETEMPAT MELALUI BATIK

DAMARIOTIMES - Bangsa Indonesia memiliki beragam adat, budaya, suku bangsa, dan bahasa. Sejak zaman nenek moyang, seni tradisi yang berkembang di Indonesia semakin memperkaya khasanah budaya bangsa. Salah satu seni tradisi yang tersohor adalah batik. Seiring perkembangan zaman, inovasi demi inovasi terus dilakukan agar batik senantiasa lestari.

Foto Bahria Indana (nomer 3 dari kiri) bersama rekan-rekannya berpose dengan prototype batik yang mengusung potensi lokal daerah Kabupaten Probolinggo, pesisir dan bunga Genggong (dokumentasi: Wulan, 2022)

Sedikit kembali ke masa lampau, pengguna batik biasanya identik dengan kaum tua. Batik hanya dikenal sebagai pakaian kakek nenek. Namun selama 2 dekade terakhir, batik tak hanya dikagumi dan digemari kaum tua saja, generasi mudapun kini seolah gandrung dengan batik. Terlebih ketika UNESCO pada 2 Oktober 2009 menganugerahi batik sebagai warisan budaya lisan dan non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Segala moment tanpa memakai batik, rasanya kurang pas. Batik yang menjadi identitas bangsa kembali menggeliat seiring perkembangan zaman. Motif, warna, bahkan teknik pembuatannya pun kian beragam.

Pemerintah pusat maupun daerah juga gencar menggalakkan penggunaan seragam batik di beberapa instansi. Tak terkecuali pada seragam sekolah. Di mana pada hari-hari tertentu, di sekolah baik para guru maupun siswa diinstruksikan menggunakan seragam batik. Kini, batik benar-benar tak hanya jadi simbol kaum tua, hampir semua usia dan golongan bangga menggunakan batik. Hal ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi para pembatik tradisi. Rata-rata mereka kebanjiran order pemesanan seragam batik.

Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri, itulah yang membuat batik pada setiap daerah unik. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki beberapa macam motif batik. Beberapa motif yang dapat ditemui adalah motif mangga dan anggur, motif Gunung Bromo, dan lainnya. Lahir, tinggal dan besar di Kabupaten Probolinggo membuat Bahria Indana (17 th), pelajar kelas XI MIPA di SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong Probolinggo memiliki ide untuk mencari dan menginovasikan potensi daerah setempat melalui karya seni batik. Ia bersama beberapa rekan pelajar lainnya berhasil membuat batik dengan motif pesisir Probolinggo dan bunga Genggong.

“Awal mulanya, saya memang hobi sekali menggambar. Sejak memutuskan untuk mendalami bakat ini melalui program unggulan seni kriya batik di sekolah, saya termotivasi untuk dapat berkontribusi positif untuk bangsa. Langkah pertama saya adalah membuat motif batik daerah setempat yang kemudian digabungkan dengan motif bunga Genggong”, ujar Bahria Indana. Ketika ditanya terkait makna atau filosofi dari batik yang ia buat, Bahria memaparkan bahwa sengaja memilih motif pesisir karena ia tinggal di Probolinggo yang notabene banyak sekali potensi lautnya. “Kalau untuk bunga Genggong sendiri, saya kan santri di Pondok Putri Hafsawaty Genggong, dengan ciri khas bunga Genggong yang saya usung, semakin memantapkan dan menambah khasanah motif batik khas Probolinggo. Jadi Probolinggo ini terkenalnya bukan hanya Gunung Bromo atau mangga anggur. Kita punya potensi daerah yang bisa digali untuk dijadikan ide berkarya batik”, tutup Bahria.

Diwawancara secara terpisah, dewan pembina Ning Hj. Hasanatud Daroini, S.Pd.I (32 th) mengungkapkan rasa syukur dan bangga salah satu  santri di sekolahnya mampu mengusung potensi daerah setempat ke dalam karya batik. Sebagai kepala SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong Probolinggo, M.Inzah, M.Pd.I pun turut memberikan komentar terhadap keberhasilan santrinya. Wujud apresiasi lembaga sekolah terhadap karya tersebut adalah mematenkan motif batik karya Bahria Indana sebagai seragam khas dewan asatidz-asatidzah (guru) di wilayah Pondok Pesantren Hafsawaty. “Prototype batik tersebut sedang kami proses dengan menggandeng pembatik lokal sekitar sekolah. Batik salah satu cara syiar budaya dan lembaga. Semoga para santri lainnya dapat mengikuti jejak semangat berkarya dari Bahria”, pungkas M.Inzah. (wull)

 


Reporter          : Sri Wulandari
Editor              : R. Hidajat

Posting Komentar untuk "GENERASI MUDA KENALKAN POTENSI DAERAH SETEMPAT MELALUI BATIK"