Menjemur Gabah Di Depan Rumah Menjadi Simbol Status Sosial Petani Jawa Masa Lalu

Menjemur Gabah di Depan Rumah (Foto Ist.)
             DAMARIOTIMES - Tradisi masa lalu bagi masyarakat agraris, utamanya bagi mereka yang tinggal di desa-desa pedalaman. Hasil bumi, termasuk padi adalah menjadi simbol status. Sehingga sawah mereka yang luas jauh berada di luar kampung, sehingga tidak dapat dipertunjukan setiap saat. Oleh karena itu yang dapat mereka tunjukan adalah menjemur gabah di depan rumah. Oleh karena itu, para orang-orang kaya yang berstatus tuan tanah selalu mempunyai halaman rumah yang luas. Halaman tersebut di semen agar dapat digunakan untuk menjemur gabah.

            Tradisi menjemur gabah adalah simbol status sosial. Secara tidak disadari bahwa gabah itu merupakan bentuk harta atau kekayaan. Sehingga dengan banyaknya gabah yang dijemur di halaman dimungkinkan dapat menunjukan berapa banyak harta yang dimiliki secara berkala. Bahkan bagi mereka yang memiliki rumah tradisional, di depan rumah selalu ada lumbung padi. Besar lumbung padi itu juga menunjukan kekayaan yang mereka miliki.

            Kekayaan yang dimaksud tidak hanya berupa finansial atau uang sebagai bentuk penukaran dari gabah yang mereka miliki. Namun harta yang dimaksud adalah banyaknya keluarga, anak-anak laki-laki atau menantu yang ditunjukan sebagai asset, bahkan juga ada yang menunjukan banyaknya pegawai laki-laki. Hal ini sebagai bentuk transformasi dari kepemilikan tenaga yang disebut ‘bau’. Orang-orang yang dibayar untuk mengurus asset atau kekayaan yang dimiliki. Dalam kaitan ini adalah ‘gabah sebagai asset’ yang dimiliki oleh para petani secara berkala, bisa dalam waktu tiga bulanan, atau enam bulanan.

            Tradisi menunjukan kekayaan ini hampir secara umum dilakukan, jika memperhatikan tradisi nelayan yang mereka menunjukan kekayaan tidak menunjukan banyaknya ikan hasil tangkapan. Tapi kekayaan yang ditunjukan adalah emas yang digunakan oleh para wanita. Jika wanita-wanita nelayan menggunakan barang emas berlebihan, hal itu pertanda keluarga nelayan yang kaya. Namun jika melihat, bahwa wanita nelayan tidak menggunakan askesoris apapun. Hal itu pertanda bahwa masyarakat nelayan itu miskin.



Penulis            : R. Hidajat
Editor              : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Menjemur Gabah Di Depan Rumah Menjadi Simbol Status Sosial Petani Jawa Masa Lalu"