Cak Katon Jadi Pelawak Ludruk Karena Kutukan Seorang Ustadz

Diskusi dengan cak Katon (foto ist.)
            DAMARIOTIMES - Bertandang ke kediaman pelawak ludruk Kranggan, mengingat di akhir-akhir ini merupakan masa yang sulit dan berat bagi seorang pekerja seni pertunjukan. Termasuk pelawak ludruk  yang populer di panggil Cak Katon.

Pelawak Ludruk yang punya nama asli Suparman ini sangat antusias ramah dan menyenangkan. Kedatangan Damariotimes ke rumahnya disambut dengan hangat. Ketika Cak Katon diajak ngobrol tentang Ludruk, seraya berbinar-binar wajahnya, sambil menghisap rokok, lalu bercerita panjang lebar.

Cak Katon, adalah putra dari  Pak Paimin. Sejak masih remaja sudah senang menyanyi, terutama lagu lagu Dangdut Oma Irama. Semua lagu-lagu raja dangdut itu hampir semua hapal. Ketika orang tuanya melihat anaknya punya bakat seni, Pak Paimin senang.  Sungguhpun demikian, Pak Paimin punya pilihan kesenian apa yang boleh diikuti anaknya.

Pada awalnya  Suparman ingin ikut kelompok Jaranan, namun orang tuanya tidak mengijinkan, aja melok Jaranan, jaranan cedek demit setan ( jangan ikut kesenian Jaranan nanti dekat demit dan setan )

Cak Katon melantunkan Kidungan Jula Juli tema Perhitungan Jawa (foto ist.)
.            Kemudian Suparman mau ikut Pencak, Pak Paimin juga melarang, karena kalau sudah jadi pendekar banyak musuhnya, Ikut Seni Pencak tidak diperbolehkan. Dalam hati Cak Katon, kalau tidak punya musuh kan tidak bisa tanding. Tapi sebagai anak yang baik, nasihat orang tunya ditaati.

 Cak Parman bilang pada orang tuanya ingin ikut ludruk, keinginan yang terakhir ini disetujui oleh Pak Paimin, bahkan Pak Paimin bilang, ya melok ludruk ae kenek gawe nempur, nek pinter isa gawe Urip. (Iya Ikut ludruk saja, bisa buat beli beras, malah kalau pandai bisa untuk hidup ).

Selain pesan dari orangtuanya, Cak Katon juga mendapat tanda tanda kalau memang di takdirkan menjadi pelawak ludruk, dia bercerita ketika masih remaja sering mengambil bongkok (Pelepah Kelapa) buat kayu bakar dan itu punya orang lain. Pada waktu itu ada seorang ustadz yang mengingatkan agar tidak mengambil punya orang lain, karena mencuri itu dosa, tapi Cak Katon tidak menghiraukan nasehat ustadz tersebut. Suparman justru  mengejek dengan nggandang (Ngidung) di Atas pohon kelapa, rupanya sang ustadz tersinggung dan marah, sampai mengeluarkan kata kata, oooooo koen mbisuk dadi Dagelan (oooo kamu kelak jadi pelawak), ucapan sang ustadz ternyata ampuh dan sekarang Cak Katon benar benar menjadi Dagelan (pelawak ludruk)

Tahun,1984  Cak Katon ikut ludruk Trijaya Pimpinan Pak Sudono Senggreng, waktu pertama kali Ikut ludruk dia tetap memakai nama aslinya yaitu Suparman, melihat Parman punya suara merdu dan punya bakat melawak oleh teman temannya diberi nama Katon artinya kelihatan, mulai saat itulah Suparman terkenal dengan sebutan Cak Katon.

Cak Katon setelah ikut ludruk Trijaya kemudian ikut ludruk Parikesit Jenggolo Pimpinan Kepala Desa bernama  Abdul Halim  yang biasa dipanggil Pak Dulalim. Cak Katon tidak lama ikut ludruk nggedong/ Tobong, dia begitu bisa Ngludruk langsung laris tanggapan.

Cak Katon orangnya lugu-lugas tidak Pernah bohong, dia terus terang mengaku tidak pernah sekolah, namun suaminya Bu Lasmini ini tergolong seniman ludruk cerdas, dan rajin belajar, sebelum menjadi pelawak Poor (tukang ngidung), dia bercermin dari pelawak kondang yang ada di Malang, sebut saja Cak Kusbowo (alm), Cak Kusbowo mempunyai keunggulan di bidang agama, cak Kawit (alm) punya keunggulan di bidang Pantun, cak Hadi melawak dengan Tema nama nama Mentri,  dari sinilah Cak Katon punya ide yang beda dengan mereka, yaitu membuat syair Kidungan yang bertemakan Perhitungan Jawa, cak Katon akhirnya belajar secara sungguh sungguh tentang pengetahuan kejawen, mulai dari nama hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu, Paing pon Wage Kliwon legi, sapar,mulut,bakda mulut,jemadi awal, Jumadi lakir,rejep,ruwah,pasa, Syawal,sela, Besar,Sura, dihapal semua, bahkan perhitungan naga tahun, Aboge artinya kalau tahun Alip tanggal satu Sura jatuh pada hari Rabu Wage, Dal Tugi, tahun Dal, tanggal satu Sura jatuh pada hari Sabtu legi. Pengetahuan tentang kawruh/ perhitungan Jawa inilah yang di olah oleh Cak Katon menjadi bahan Kidungan, maka jangan heran kalau Cak Katon hapal dengan istilah Wal Jiro,bak Nemo,nem patmo dll, karena cak Katon memang pakarnya hitungan Jawa.

Seiring tidak adanya Ludruk organisasi, maka Cak Katon statusnya juga sama dengan pemain pemain ludruk yang lain, dia tidak mau terikat dengan satu Grup, dia memilih menjadi Pemain Prilen, Grup ludruk apa dan siapa juragannya, itu tidak penting, yang terpenting siapa yang lebih dulu mengajak dan mengasih DP yaitu yang di ikuti.

Suara Cak Katon sangat merdu ketika melantunkan kidungan jula-juli (Foto ist.)
             Sekarang semua Ludruk yang ada di Malang Raya butuh dan ingin mengajak Cak Katon, terlebih saat ini di Malang Raya kekurangan pelawak voor ( pelawak yang bisa Ngidung ), maka jangan heran ketika musim terop kalender yang di paku di tembok rumahnya penuh kurungan, tanggal sekian di gunung Kawi, tanggal ini di batu, tanggal ini di Dampit, dari catatan yang sudah di lingkari ternyata tidak satu Grup, melainkan berganti ganti nama induk nya, ini membuktikan bahwa di Malang Raya sekarang ini Pemain ludruk Ibaratnya Tinggal Satu Kotak Grup ludruk apa saja Pemainnya juga tetap itu itu saja, maka tidak berlebihan kalau banyak yang berharap ludruk perlu regenerasi.

Benar, ludruk perlu regenerasi mengingat pemain ludruk yang ada sekarang ini ternyata rata rata usianya sudah kepala enam, terlihat dari kartu tanda penduduk ternyata Cak Katon lahir 28 Nopember 1958, Suparman (Cak Katon) sudah berusia 62 tahun, namun bagi Cak Katon usia tidak menjadi penghalang seniman berkarya, dengan usianya yang sudah sepuh, Cak Katon masih sangat produktif membuat syair Kidungan, terutama syair Kidungan yang bernuansa religius, kejawen, bahkan ketika awak media menjumpai Cak Katon di Desa Kranggan Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang, kebetulan waktu itu dia sedang menanam cabe di sawah sambil mencangkul dia sedang menghafalkan Syair Kidungan lamanya, Wu nen won dal Tugi Je soing be mis gi, tahun wawu Senen Kliwon,tahun be Kemis legi, Je soing dal Tugi,tahun Je Selasa pahing, tahun Dal Setu legi.

 

 

 

Reporter          : Marsam Hidajat
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Cak Katon Jadi Pelawak Ludruk Karena Kutukan Seorang Ustadz"