Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah

 

Judul :  BUDAYA INDONESIA: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah
Penulis :  Edi Sedyawati
Tahun terbit :  2006
Penerbit:  RajaGrafindo Persada
Kota terbit:  Jakarta
Hal :  v-xviii+1-432
ISBN:  979-769-043-1

 

Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesias: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. RajaGrafindo Persada: Jakarta

    

Gambaran Umum

             Buku setebal 432 halaman ini berisi berbagai pokok kajian yang bersumber dari disiplin Arkeologi, Filologi, Seni Pertunjukan, dan Sejarah. Tulisan-tulisan lepas yang dirangkai berdasarkan kesamaan tema, ruang lingkup, dan bahasan spesifik yang mengikat 45 topik, yang terdiri dari kelompok I, yaitu :(1) Arkeologi Indonesia dalam Perspektif Global, (2) Strategi Pengembnagan dan Kebutuhan Kontekstual Arkeologi Indonesia, (3) Arkeologi dan Ilmu-ilmu Mitranya, (4) Harapan Masyarakat terhadap Kajian Arkeologi, (5) Menuju Arkeologi Maritim Indonesia, (6) Masyarakat dan Perubahan Gaya Seni: Ulasan atas Studi E.B. Volger, (7) Cosmologi Interpertations of Javanes Temples, (8) Pangantar Pameran, (9) Temuan bermakna Sepanjang Satu-Abad, (10) Arkeologi Budaya Indonesia, (11) Potensi dan Prospek Kompleks Situs Arkeologi Batujaya, (12) the Iconografhy of Prambanan, (13) Types in Iconographic Sets in Buddhist Sculpture in Java Around the Tang Period, (14) Islamic; Art adn Craft in Indonesia, (15) Estetika dalam Kajian Kebudayaan, (16) Tras-Medium Translation of Stylistic Figures and Principles of Expression in Ancient Javanes Art, (17) Wewangian dan Budaya, (18) Warisan Budaya Intangible yang ”Tersisa” dalam yang Tangible. Kelompok II, yaitu (1) Kedifikasi Bahasa dan Sastra Daerah: Tantangan dan Harapannya, (2) Ikonografi dan Teks, (3) teks dan Ikonografi: ’Mantra’ untuk Visualisasi, (4) Pernaskahan dan Arkeologi, (5) Kesenian Keraton dan Luar Keraton pada Masa Hindu-Budha, (6) Epigrafi: Ajakan untuk tekun dan Cermat, (7) From Kavya Alamkara to the Javanese Kagunan Basa, (8) Penataan Tubuh dalam Kebudayaan Jawa, Kelompok III, yaitu (1) Structure and Character types in Javanes Performing Arts, (2) Javanese Dramatic Interpertations of Panji Storis, (3) Mudra in Visual and Performing Arts; Code for Expression, (4) Sejarah Seni Pertunjukan, (5) Metode Penelitian Tari, (6) Pendidikan Seni: Tujuan dan Cakupan Isinya, Kelompok IV, yaitu: (1) sejarah Perkembangan Bangsa: sebuah Latar untuk Menyikapi Warisan Budaya, (2) sejarah Kebudayaan Indonsia dan Keanekaragaman Budaya, (3) pelayaran dan Perdagangan sebagai Penggerak Dinamika Kebudayaan di Sumatra; sebuah Kerangka permasalahan, (4) tinjauan atas Bahan Ajar pelajaran sejarah, (5) kediri dalam sejarah Indonesia, (6) Pemahaman Nilai seni dan Integrasi Bangsa, (7) Pengantar ”Arung Samudra”  Persembahan untuk A.B. Lapian, (8) warisan Masa lalu dan Penciptaan Hari ini, (9) Budaya Jawa dalam Dinamik Sosial Politik Indonesia, (10) Sistem Budaya Masa Jawa Kuna, (11) Masalah Pusat dan Pinggiran dalam Sastra Jawa, (12) Pewarisan Nilai dalam Masyarakat Jawa, (13) Kelompok Mata Kuliah Kebudayaan Jawa.

            Salah satu topik yang dapat disimak adalah  seni pertunjukan pada masa Hindu-Budha. Pada waktu itu menunjukkan adanya perbedaan antara seni di kalangan atas (bangsawan dan orang kaya) dan seni di kalangan rakyat kebanyakan.

Tarian yang dipergelarkan bagi kalangan atas jelas sekali mengacu pada kaidah tari klasik Hindu seperti yang dipaparkan dalam kitab pertunjuk seperti Natyasastra. Sikap-sikap tungkai, lengan, torso, serta tangan, kaki, dan kepala, dapat dikembalikan semua pada kanon Hindu tersebut. Berbeda dengan itu, tarian di kalangan atau oleh rakyat kebanyakan memperlihatkan posisi/grak yang menyimpang dari ketentuan kanon tertulis itu. Contoh-contoh tarian dapat disimak pada relief candi-candi, khususnya yang ada di Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada relief candi Borobudur terdapat pula contoh suatu tontonan rakyat yang sebagian tersebar penarinya (pria) menunjukkan gerak-gerak non kanonik, tetapi di tengah-tengah mereka terdapat seorang penari wanita dengan pose yang amat sesuai dengan kaidah Natyasastra. Ini menunjukan...kalangan bangsawan, yang tentunya lebih menguasai sumber-sumber referensi, ke kalangan rakyat kebanyakan yang mungkin jauh dari sumber-sumber tersebut (223-224).

            Sudah barang tentu buku tersebut memiliki fokus-fokus yang lain. Pada umumnya bersifat analisis. Sehingga dapat digunakan sebagai data awal untuk menggali tema-tema penelitian kebudayaan Indonesia.

 

Penulis            : Robby Hidajat

Posting Komentar untuk "Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah"