Menikmati Kuliner Sinonggi Cukup Dengan Cara Ditelan

 

Makan sinonggi cukup hanya ditelan (foto ist.)
DAMARIOTIMES - Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki keberagaman kuliner yang sudah diakui seluruh dunia. Keberagaman yang menjadi ciri khas di setiap daerah di Indonesia, salah satunya adalah kuliner di Sulawesi Tenggara.

Provinsi ini menyimpan banyak ragam hayati yang dijadikan sebagai makanan khas, salah satunya makanan khas yang terbuat dari tepung sagu yang dihasilkan dari pohon sagu (pohon rumbia).

Pohon sagu merupakan tumbuhan yang tumbuh dan menyebar di daratan Sulawesi Tenggara. Tepung sagu jika tau cara mengolah dan memproduksinya dapat menghasilkan ragam kuliner tradisional, salah satunya sinonggi.

Sinonggi merupakan makanan khas suku Tolaki, kuliner ini merupakan makanan yang paling banyak disukai masyarakat yang tinggal di Sulawesi Tenggara. Sinonggi dapat menjadi makanan pokok, karena memiliki fungsi yang sama dengan nasi yaitu memiliki kandungan karbohidrat. Sinonggi ini akan lebih nikmat jika dihidangkan bersama lauk seperti sayur dan ikan.

Sinonggi merupakan makanan yang bermanfaat untuk tubuh, karena menggandung karbohidrat yang cukup tinggi, seperti sayur bayam memiliki vitamin A, vitamin C, vitamin K, vitamin E, dan vitamin B kompleks.

Masyarakat yang tinggal di Sulawesi Tenggara memiliki tradisi yang bisa menggambarkan kekeluargaan. Tradisi yang dapat menggambarkan kekeluargaan yaitu tradisi Mosonggi. Mosonggi yaitu tradisi menyantap sinonggi bersama-sama, biasanya mosonggi dilakukan jika ada acara besar serta acara makan bersama.

Jika diperhatikan, sinonggi dapat ditemukkan di Sulawesi Selatan dengan nama Kapurung dan di Kepulauan Maluku disebut Papeda. Makanan ini memiliki kemiripan dalam bahannya, namun akan terasa berbeda pada cara penyajiannya.

Apabila anda berliburan di Sulawesi Tenggara, sinonggi bisa ditemukkan dengan mudah. Hal itu menjadi bukti seberapa penting dan seberapa sukanya masyarakat akan makanan yang terbuat dari sagu ini. Bila anda  mencoba kuliner ini, harganya dimulai dari Rp 20.000 sampai Rp.30.000 per porsi. Harga ini ditentukkan dari lauk yang akan ditantap bersamaan dengan sinonggi.

Harga sinonggi ini relatif mahal, biasanya yang berhasrat menyantap adalah wisatawan yang datang dari kalangan menengah ke atas. Wisatawan pada umumnya, adalah  para pengusaha dan orang-orang yang sedang berlibur di Sulawesi Tenggara. Harga yang relatif mahal tidak menjadi tolak ukur bagi masyarakat lokal.

Apabila hendak memakan sinonggi yang harus diperhatikan adalah caranya. Orang menggunakan cara unik dan pasti terasa sangat berbeda. Karena cukup untuk menyantap sinonggi cukup dengan menelan. Tekstur sinonggi yang sangat lembut, kenyal, dan lengket lebih cocok  untuk menikmatinya dengan cara ditelan. Namun jika ada orang yang terbiasa makan dengan mengunyah, dapat juga dilakukan. Namun tidak dapat dikunyah hingga habis, karena sisanya pasti akan ditelan ditelan juga.

 

 

Reporter          : Oshin Maria Panjaitan
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Menikmati Kuliner Sinonggi Cukup Dengan Cara Ditelan"