Iin Sugianto Tandhak Ludruk Bekerja Dengan Rasa Cinta Dan Tekun

 

Sugianto pemain Ludruk serba bisa (foto Ist.)


DAMARIOTIMES - Menjadi tandhak ludruk memang bukan jadi pilihan, karena profesi seni pertunjukan teradisional ini tidak menjanjikan dapat menjadi orang kaya. Para artis Ludruk yang menekuni sebagai ‘tandhak’ isinya hanya rasa senang. Bahkan sebagian besar memiliki jiwa yang iklas. Benar-benar tulus untuk berkesenian. Selebihnya, ya harus berusaha untuk mendapatkan sumber rejeki dari yang lain.

            Dalam dunia perludrukan, Sugianto sudah dikenal sebagai tandhak yang profesional, bahkan dipandang serba bisa. Jika memerankan gadis sudah pasti sangat centil dan genit, terlebih jika berperan jadi ibu-ibu muda, istri pengusaha. Namun jika berperan jadi orang tua, dapat tampil dengan kewibawaan yang menjiwai sifat-sifat keibuan. Selain dari pada itu dapat menari Remo Putri, karena menari untuk pembukaan ludruk ini sangat langka.

 

Mbak Iin Sugianto kalau sudah berdandan jadi ibu muda (Foto Ist.)


            Sugianto yang akrap dipanggil mbak Iin Sugianto mengaku baru mengenal dunia perludrukan sejak tahun 1992. Waktu itu diminta untuk bergabung dengan Cak Miskam pimpinan Ludruk Sari Budaya. Waktu itu masih sangat awam, sungguhpun sudah berkali-kali nonton ludruk. Dari tampilan demi tampilan pertunjukan ludruk, yang dikagumi adalah pemain laki-laki yang pandai berdandan menjadi wanita. Seringkali Sugianto berdacak kagum: Oh Allah, jan ayu temenan.

Tandhak Ludruk yang berasal dari Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang ini terlahir pada tanggal 10 April ,1976. Ketika dijumpai Damariotimes, mbak Iin Sugianto mengaku terlibat sebagai pemain ludruk pada tahun 1994 masuk ludruk Taruna Budaya. Ludruk  pimpinan oleh H. Amin Sahara. Pada waktu itu Ludruk Taruna Budaya  mengalami masa kejayaan. hampir setiap hari tanggapan.

Selama pendemi COVID-19 dimana semua ludruk tidak ada satupun yang menerima tanggapan. Karena PPKM Darurat. Sehingga mbak Iin Sugianto juga terkena dampak. Namun semua itu juga tidak menjadi imunnya melemah, mentalitasnya sudah terasah. Selama menjadi pemain ludruk tidak pernah menggantungkan tanggapan, sungguhpun semua pimpinan ludruk selalu menawari untuk pentas.

Mbak Iin Sugianto yang sekarang menjadi pemilik Salon Iin di Desa Ngebruk, RT ,005 / RW  002 Kecamatan Poncokusumo. Salonnya melayani berbagai kecantikan dan rias pengantin, bahkan juga memproduksi kebaya untuk sindhen dan untuk terima tamu pada hajatan, baik besar atau kecil. Pokoknya semua dilayani, karena yang Namanya pekerjaan itu harus ditekuni dan dikerjakan secara profesional, serta didasari rasa keiklasan. Prinsif kerja profesional yang dipegang oleh mbak Iin Sugianto, yaitu  ‘kerja apa ae, kudu ditekuni lan dicintai temenan, pasti ana hasile sing menengna’ (pekerjaan apa saja kalau ditekuni dan cintai pasti membuahkan hasil yang menyenangkan).

Moto mbak Iin Sugianto:

Ludruk adalah Profesi

Ngludruk adalah tugas yang mulia

Lewat seni pertunjukan ludruk Hidup menjadi Bahagia

 



 

Reporter          : Marsam Hidajat
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Iin Sugianto Tandhak Ludruk Bekerja Dengan Rasa Cinta Dan Tekun"