Spiritualitas Nyai Roro Dadak Purwo Mengikuti Naluri Kalbu Illahi


Nyai Dadak Purwa, memandang jauh ke depan (Foto: Ist)


DAMARIOTIMES - Nama asli dari lahir Agus Eko Suryanto dari pasangan Bapak Slamet dan Ibu Tukini nama popular di bidang seni ritual disapa dengan Nyai Dadak Purwo. Nama ini ada kaitannya dengan kota kelahirannya, yaitu Banyuwangi, salah satu kata adalah ‘purwo’ yaitu alas (hutan) purwo yang wingit (sacral). Dengan sebutan tersebut, kemudian lebih dikenal sebagai penari pawestri (laki-laki yang menari dengan gerakan wanita).

                Ketika akan menyelesaikan tugas akhir ke sarjananya pada tahun 2012, Agus terpanggil untuk mengangkat objek purbakala situs Majapahit di Trowolan Mojokerto. Berawal dari keyakinannya kalau di Jawa Timur itu ada tari berbentuk “bedaya”. Setelah tidak menemukan informasi literer, kemudian memutuskan untuk melakukan eksplorasi ke Trowulan, yang dianggap sebagai pusat situs Majapahit.



Di Trowulan, Agus telah dikenal masyarakat sebagai seorang penari, oleh karena itu diminta untuk menggarap ‘bedaya majapahit’. Kemudian pergi ke sebuah situs yang disebut umpak sentana rejo. Tepat dibelakang pendapa Agung Trowulan. Setelah sampai di sana, Agus dan dua temannya, satu laki-laki dan satu perempuan untuk menemui juru kunci.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Semua persyaratan sesaji dan kelengkapan lain sudah disipakan. Sewaktu mengadakan eksplorasi, tiba-tiba teman perempuan mendadak jatuh dan kesurupan. Berbicara banyak hal. Bahkan Agus juga mengutarakan tujuan kedatangan di Trowulan. Roh yang berada di tubuh teman perempuan itu mengatakan, nanti malam jam 12.00 WIB disuruh sowan kembali di tempat itu. Telah mengatakan hal tersebut, teman perempuan tersebut pingsan.

Agus pada malam itu benar-benar Kembali bersama tujuh temannya dua di antaranya adalah teman yang diajak eksplorasi sore harinya, dan melakukan eksplorasi hingga sampai jam 04.00 WIB. Tapi gerakan yang dilakukan berbeda, seperti ada yang menunjukan, membimbing, dan mengarahkan adanya titik-titik magis, seperti udara, api, air, tanah.

Sejak saat itu, terasa ada pengalaman spiritual, namun Agus tidak pernah tahu, bahkan sempat merasa bingung dan merasa dirinya aneh. Untuk meyakinkan dan mencari tahu tentang kondisi dirinya, diupayakan konsultasi pada orang-orang yang dipandang mengetahui perihal spiritual. Tapi semuanya tidak ada yang memuaskan. Bahkan kondisinya tetap seperti yang pernah dialami, yaitu menari dengan gaya gerak seperti wanita.

Berawal dari pengalaman itu, seringkali merasa punya naluri untuk menari ke berbagai situs, apakah di candi atau ditempat-tempat bersejarah. Bahkan mendapatkan bimbingan, harus menggunakan pakaian warna tertentu. Jika naluri itu ditentang, rasanya ada beban yang belum terselesaikan, dan itu mengakibatkan kegelisahan.

Anehnya, setiap kali menari di situs tertentu, dia tidak dapat direkam oleh kamera. Akibatnya, Nyai Dadak Purwa tidak mempunyai dokumentasi ketika waktu menari disitus yang dipandang sakral.

Proses persiapan dan pada saat menari dan hingga akhir dilakukan tidak merasa capai, bahkan naik ke tempat yang tinggi atau jauh, rasanya cepat dan ringan. Hal ini merupakan pengalaman yang selama ini tidak dapat saya pahami. Namun hal tersebut tetap saya terima apa adanya, bahkan mungkin ini adalah salah satu jalan hidup yang harus dilalui. Oleh karena itu semua ini disikapi sebagai upaya manembah gusti, mengikuti laluri kalbu illahi. @cerita selengkapnya dapat diikuti pada channel forum diskusi indonesia.


Kontributor         : Agus Eko Suryanto
Editor                    : Muhammad ‘Afaf Hasyimy



Posting Komentar untuk "Spiritualitas Nyai Roro Dadak Purwo Mengikuti Naluri Kalbu Illahi"