![]() |
| reflika Menara Eiffel (foto ist.) |
Damariotimes.
Kota Madiun kini bukan lagi sekadar kota transit di bagian barat Jawa Timur. Di
bawah langitnya yang kini kian gemerlap, kota ini telah bersolek menjadi sebuah
panggung global yang merangkum keajaiban arsitektur dunia dalam satu kawasan
terpadu. Melalui konsep penataan kawasan Sumber Umis dan Pahlawan Street
Center (PSC), Pemerintah Kota Madiun berhasil menciptakan sebuah oase
wisata yang membawa pengunjung seolah melintasi batas-batas negara hanya dalam
satu hari perjalanan.
![]() |
| Reflika Patung Liberty setinggi 19 meter di tepi jalan Pahlawan (Foto ist.) |
Memasuki kawasan PSC, atmosfer internasional langsung terasa begitu kental. Mata kita akan segera tertuju pada Patung Liberty yang berdiri gagah setinggi 19 meter. Replika ikon Amerika Serikat ini dibangun dengan tingkat kemiripan yang luar biasa, memberikan kesan megah yang biasanya hanya bisa disaksikan di New York. Tidak jauh dari sana, siluet Menara Eiffel dan dentang visual Big Ben Inggris berdiri berdampingan dengan London Bridge, menciptakan sudut kota yang kental dengan romansa Eropa.
![]() |
| Big Ben Ingris (Foto ist.) |
Melangkah
lebih dalam, kita akan dibawa menuju ketenangan spiritual khas Timur Tengah. Di
kawasan Sumber Umis, berdiri sebuah Replika Ka’bah yang megah. Uniknya,
bangunan ini tidak sekadar menjadi objek foto, melainkan berfungsi sebagai
masjid untuk beribadah. Lengkap dengan payung-payung besar ala Masjid Nabawi,
ornamen khas Madinah, hingga replika unta yang tampak nyata, tempat ini
menawarkan kedamaian religius yang sangat berkesan bagi setiap pengunjung.
![]() |
| Replika Ka’bah yang megah (Foto ist.) |
Perjalanan
"keliling dunia" ini berlanjut menuju Asia Timur dan Tenggara.
Gemericik air dari mulut patung Merlion setinggi 7 meter menyambut
pengunjung dengan kesegaran khas Singapura. Sementara itu, kehadiran replika
kereta cepat Shinkansen memberikan sentuhan modernitas Jepang yang
futuristik di tengah kota. Tak lama lagi, pesona Negeri Kincir Angin akan
semakin lengkap dengan kehadiran Kincir Angin Belanda yang saat ini
pembangunannya terus dikebut dan menunjukkan progres positif yang melampaui
target.
![]() |
| Replika Kincir Angin Belanda (Foto ist.) |
Di
balik kemegahan visual tersebut, ada misi mulia yang sedang dijalankan. Kepala
Dinas Kominfo, Subakri, menegaskan bahwa transformasi ini adalah motor
penggerak ekonomi. Kehadiran landmark internasional ini terbukti menjadi magnet
bagi ribuan wisatawan, yang secara langsung menghidupkan unit-unit UMKM di
sekitarnya. Pahlawan Street Center kini bukan hanya sekadar tempat berswafoto,
melainkan simbol kebangkitan ekonomi kreatif masyarakat Madiun pascapandemi.
Selama
tiga hari menjelajahi Madiun, pengunjung akan menyadari bahwa kota ini telah
berhasil memadukan tata kota yang rapi dengan visi wisata yang unik. Menikmati
suasana "dunia" di Jawa Timur secara gratis adalah sebuah pengalaman
yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga memberikan kebanggaan bagi warga
lokal akan wajah baru kota mereka yang kian mendunia.
Reporter : R.Dt.





Posting Komentar untuk "Menjelajahi Dunia di Jantung Kota Madiun: Catatan Perjalanan di Pahlawan Street Center"