![]() |
Pementasan “Satya Rupa Sang Tanjung” (foto ist.) |
Damariotimes. Pementasan “Satya Rupa Sang Tanjung”
tampil memukau di panggung Inaugurasi Sastra pada 4 Oktober 2025. Karya yang diangkat oleh Mahasiswa Departemen Seni dan
Desain, Universitas Negeri Malang, ini berhasil menghidupkan kembali kisah
legendaris Sri Tanjung dan Sidopaksa
dengan sentuhan modern serta simbolisme yang kuat. Pertunjukan ini bukan
sekadar panggung cerita cinta, melainkan sebuah refleksi mendalam tentang fitnah, pengorbanan, dan penyesalan
dalam jiwa manusia.
Perpaduan Tari, Drama, dan Simbolisme
Kisah
dibuka dengan tarian pembuka yang secara indah menggambarkan kemurnian cinta
antara Sri Tanjung dan Sidopaksa. Visualisasi emosi ini, didukung oleh gerak
lincah penari latar, menciptakan suasana romantis sekaligus sakral di awal
cerita. Namun, kedamaian itu segera terusik oleh kehadiran Raja Sulakrama yang
diliputi rasa cemburu, memicu konflik utama: fitnah, pengkhianatan, dan ujian kesetiaan yang menjadi poros
cerita.
Tim
artistik menunjukkan kreativitas yang menarik, terutama saat adegan berpindah
ke Swargaloka. Perubahan suasana
dari dunia manusia ke alam spiritual ditandai dengan “hidupnya” lukisan dewa.
Peperangan antara Sidopaksa dan Dewa digarap dengan koreografi simbolik, memadukan unsur drama realis dengan gaya
teatrikal modern yang segar.
Kekuatan
pementasan ini terletak pada perpaduan apik antara seni Tari, Musik, dan Teater. Unsur tradisional seperti adegan warga
desa dan penari latar dibawakan dengan jenaka oleh para pemain banci. Adegannya
berfungsi sebagai jeda humor yang mencairkan ketegangan, namun di sisi lain
juga menyisipkan kritik sosial
tajam terhadap budaya gosip dan fitnah yang mudah menyebar di masyarakat.
Puncak Emosi dan Simbol Ketulusan
Puncak
dramatik dan emosional terjadi ketika Sidopaksa, yang termakan hasutan Raja,
tega membunuh Sri Tanjung. Adegan sumpah
suci Sri Tanjung menjadi klimaks yang menggetarkan: “Jika darahku
berbau wangi maka aku suci.” Sesaat setelah kematiannya, aroma wangi bunga
yang muncul menjadi simbol kuat
kebenaran dan ketulusan cinta yang tak terbantahkan. Penyesalan
Sidopaksa diperkuat dengan nuansa spiritual melalui kehadiran Dewi Durga yang turun ke bumi,
memberikan pesan moral yang mendalam.
Secara
teknis, tata cahaya dan gerak panggung cukup mendukung suasana, sementara musik pengiring yang dibawakan secara
langsung menambah kekuatan dramatik, khususnya pada adegan penyesalan
Sidopaksa.
"Adegan
sumpah Sri Tanjung bikin merinding. Gerak tari dan ekspresi pemainnya
benar-benar menyatu dengan alur cerita,” ujar Nia, salah satu penonton dari
mahasiswa seni Musik, menguatkan kesan mendalam dari pertunjukan tersebut.
Perayaan Tradisi dan Ekspresi Baru
"Satya
Rupa Sang Tanjung” berhasil menghadirkan pertunjukan yang melampaui sekadar
penceritaan. Karya ini merupakan perayaan
perpaduan antara tradisi dan ekspresi modern, memberi nyawa baru pada
kisah klasik melalui visualisasi lintas warna, makna, dan emosi.
Meskipun
masih ada ruang penyempurnaan dari segi tempo dan transisi tata panggung,
pementasan ini layak diapresiasi tinggi sebagai karya reflektif. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai universal seperti
cinta dan kesetiaan akan selalu mampu melampaui batas waktu dan segala fitnah
manusia.
Konteributor: Infia chorina anjaly
KERENN Bangettt
BalasHapussangat baik sekali
BalasHapusArtikel ini menampilkan pemahaman yang mendalam tentang seni pertunjukan teater sebagai medium ekspresi budaya dan nilai kemanusiaan. Judul “Satya Rupa Sang Tanjung” sendiri menggambarkan kesetiaan terhadap keindahan dan kebenaran dalam berkarya, sejalan dengan semangat teater yang menggabungkan kejujuran emosi dan kekuatan visual. Penulis berjaya menonjolkan bagaimana teater bukan sekadar hiburan, tetapi juga ruang refleksi sosial dan identitas bangsa. Gaya penulisan artikelnya cukup puitis dan menggugah, menjadikan pembaca dapat merasakan kehangatan dan kedalaman makna di balik setiap adegan yang dibahas.
BalasHapusArtikel ini memberikan analisis yang menarik mengenai teater sebagai sarana ekspresi budaya yang penuh makna. Judul “Satya Rupa Sang Tanjung” secara puitis menyiratkan penghormatan terhadap kebenaran dan keindahan dalam seni pertunjukan. Penulis berhasil menegaskan bahwa teater tidak hanya menjadi tontonan, melainkan juga media untuk menyampaikan pesan sosial dan nilai-nilai kemanusiaan. Gaya bahasanya mengalir lancar dan mudah dicerna, membuat pembaca dapat terhubung dengan emosi serta pesan yang disampaikan tanpa kesulitan. Sebuah ulasan yang memikat bagi siapa saja yang mencintai seni panggung dan refleksi kehidupan di dalamnya.
BalasHapusPementasan "Satya Rupa Sang Tanjung" luar biasa! Perpaduan tari, drama, dan musik menghidupkan kisah cinta klasik dengan emosional mendalam. Inovasi mahasiswa UM bikin tradisi terasa segar—sangat menginspirasi!
BalasHapusKeren banget ulasannya! 🙌
BalasHapusSaya suka bagaimana artikel ini berhasil memadukan antara penghargaan terhadap kisah klasik Sri Tanjung dan interpretasi modern yang segar. Bahasanya juga mengalir lancar dan penuh nuansa — saya bisa merasakan atmosfer panggungnya hanya lewat tulisan. Terima kasih sudah menghadirkan apresiasi mendalam terhadap seni panggung dan makna universal di balik kisah ini.
Perpaduan unsur budaya dan nilai moral dalam kisah ini terasa sangat menyentuh membuat kita tidak hanya terhibur, tapi juga merenung.
BalasHapusSaya sangat menghargai bagaimana detail latar dan karakter ditata dengan hati-hati, sehingga setiap adegan terasa hidup.
Semoga semakin banyak karya seperti ini yang membangkitkan apresiasi terhadap warisan budaya dan sastra lokal.
Artikel ini berhasil menunjukkan bagaimana sebuah karya pertunjukan yang berakar pada legenda tradisi "kisah Sri Tanjung dan Sidopaksa" bisa dibangkitkan kembali melalui gaya artistik kekinian baik dari aspek koreografi, simbolisme, dan tata panggung. Hal ini penting agar warisan budaya selalu terjaga dan berkembang di setiap masa
BalasHapuskeren banget kak jadi terinspirasi banget
BalasHapusinsightful banget, best
BalasHapusjoss artikelnya
BalasHapusartikel nyaa sangatt menarik mudah dipahami bagii generasi muda yang ingin menikmati pertujunkan seperti ini sangat bermanfaat sekali 😍
BalasHapusSatya Rupa Sang Tanjung, pertunjukan perayaan perpaduan tradisi dan ekspresi modern yang sangat memukau penonton, keren sihh!!! keep spirit!!!
BalasHapusArtikel “Satya Rupa Sang Tanjung” di Damario Times menyoroti keberhasilan pementasan kisah klasik Sri Tanjung yang dikemas dengan sentuhan modern melalui perpaduan unsur tari, drama, dan simbolisme. Ulasannya menekankan kekuatan moral dan emosional cerita tentang fitnah, pengorbanan, dan penyesalan yang disampaikan dengan visual puitis dan dramatik.
BalasHapusperpaduan apik antara tari, musik, dan drama berhasil menyampaikan refleksi mendalam tentang fitnah, pengorbanan, dan ketulusan cinta
BalasHapusPementasan ini adalah contoh sukses bagaimana seni pertunjukan dapat menjadi cermin sekaligus kritik terhadap kehidupan. Ia mampu menyentuh sisi spiritual dan romantis kita, sekaligus menampar kita dengan realitas konflik dan intrik sosial, semuanya disajikan dalam balutan estetika modern yang kaya. Ini adalah karya yang cerdas, berani, dan relevan.
BalasHapussebagai pemeran tokoh Sri Tanjung saya sangat berterimakasih atas apresiasi para teman² yang menonton acara inaugurasi fakultas sastra 25 ini, dengan adanya artikel ini menjadi evaluasi dan motivasi saya utnuk kedepannya agar lebih memperhatikan sisi artistik dalam pementasan sebagai seorang pemeran tokoh
BalasHapusArtikel ini sangat menarik untuk dibaca,karena masih banyak masyarakat awam yg belum mengetahui tentang kisah klasik Sri Tanjung, dengan adanya artikel ini sebagai pembaca sangat bermanfaat sekali karena dapat menambah ilmu batu, dan pengetahuan baru mengenai kisah dari Sri Tanjung
BalasHapusKekompakan panitia inaugurasi 2025 fakultas sastra departemen seni dan desain sudah terapresiasi melalui artikel ini. Dengan adanya artikel ini kita bisa menyimpulkan bahwa dengan menggabungkan Kisah Klasik Sri Tanjung dengan balutan modern akan menciptakan tampilan yang sangat memukau.
BalasHapusArtikel ini sangat menarik karena mampu memadukan nilai-nilai tradisi dengan sentuhan seni modern. Karya ini menunjukkan bahwa budaya klasik dapat tetap hidup dan relevan di masa kini. Artikel ini juga menginspirasi pembaca untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia melalui karya seni.
BalasHapusArtikel ini membahas pementasan modern kisah klasik Sri Tanjung oleh mahasiswa UM, yang berhasil menyatukan elemen tradisi dan seni kontemporer dengan penyampaian emosional yang kuat.
BalasHapusArtikel ini sangat membantu untuk menambah pengetahuan baru mengenai kisah dari Sri Tanjung dan memadukan nilai nila tradisi dengan sentuhan seni modern akan menciptakan penampilan yang memukau.
BalasHapusArtikelnya sangat menarik sekali, penjelasan tentang perpaduan tari dan drama juga sangat jelas, menambah pengetahuan orang awam seperti saya.
BalasHapus