![]() |
penari sebagai interpreter (Foto ist.) |
Damariotimes. Penari
seringkali dipandang hanya sebagai penghibur atau atlet yang mahir mengolah
gerak tubuh. Namun, dalam esensi terdalamnya, seorang penari adalah seorang interpreter—seorang penafsir yang
menggunakan bahasa universal gerak
untuk menyampaikan ide, emosi, narasi, dan konsep yang melampaui batas
kata-kata.
Apa yang Ditafsirkan oleh Penari?
Tugas
utama penari sebagai interpreter adalah mengubah
sesuatu yang abstrak atau tertulis menjadi pengalaman fisik dan visual yang
nyata. Mereka bukan hanya mereplikasi gerakan, melainkan menyerap dan
memproyeksikan makna dari berbagai sumber.
1. Menafsirkan Musik
Salah satu peran paling fundamental
penari adalah menjadi visualisasi hidup
dari musik. Penari menerjemahkan elemen-elemen musikal berikut ke dalam
gerak:
- Ritme dan Tempo: Pola ketukan dan kecepatan musik diterjemahkan menjadi
kecepatan dan dinamika gerakan (cepat, lambat, tersentak, mengalir).
- Melodi dan Harmoni: Naik turunnya nada dan interaksi suara diwujudkan
dalam level ruang (tinggi, rendah) dan kualitas gerak (tajam, lembut).
- Emosi Musik: Perasaan yang terkandung dalam komposisi (kesedihan,
kegembiraan, ketegangan) diinterpretasikan melalui ekspresi wajah, postur
tubuh, dan intensitas gerakan.
2. Menafsirkan Narasi dan Tema
Dalam
pertunjukan balet klasik, tari kontemporer, atau tari tradisional yang berbasis
cerita, penari bertindak sebagai aktor-gerak.
Mereka menafsirkan:
- Plot Cerita: Menjelaskan alur cerita, konflik, dan resolusi melalui
rangkaian koreografi dan interaksi dengan penari lain.
- Karakter: Mengembangkan kepribadian, motivasi, dan hubungan
antar tokoh tanpa dialog lisan. Setiap sikap, langkah, atau pandangan mata
menjadi "kata-kata" karakter tersebut.
- Tema Filosofis/Sosial: Dalam karya kontemporer, penari sering menafsirkan
ide-ide besar seperti keadilan, identitas, trauma, atau keberlanjutan.
Tubuh penari menjadi medium untuk "membahas" isu-isu ini secara
metaforis.
3. Menafsirkan Koreografi
Koreografer
adalah "penulis" tari, dan penari adalah "pembaca"
sekaligus "pencerita ulang." Penari harus memahami dan mewujudkan visi asli koreografer.
- Pemahaman Struktural: Menguasai urutan, pola ruang, dan teknis yang dituntut
oleh koreografi.
- Injeksi Diri: Setelah menguasai teknik, penari profesional
menambahkan lapisan interpretasi pribadi. Mereka mencari tahu mengapa gerakan itu dilakukan,
bukan hanya bagaimana.
Interpretasi inilah yang membuat koreografi yang sama terasa berbeda dan
hidup ketika dibawakan oleh penari yang berbeda.
Proses Interpretasi: Dari Konsep ke Tubuh
Proses
penari menjadi interpreter bukanlah sekadar meniru, melainkan melibatkan tiga
tahap kritis:
1. Asimilasi (Menyerap)
Penari
melakukan riset, mendengarkan musik berulang kali, membaca naskah, atau
berdiskusi intensif dengan koreografer untuk menyerap inti dari materi yang akan ditarikan. Tahap ini adalah
tentang pemahaman intelektual dan
emosional.
2. Inkarnasi (Menubuhkan)
Setelah
memahami, penari harus menubuhkan
(menginkarnasi) konsep tersebut. Ini adalah tantangan utama: mengubah
pikiran, emosi, dan abstraksi menjadi kinestetik
(sensasi gerak). Ekspresi sedih tidak cukup diwujudkan hanya dengan wajah
muram, tetapi harus tercermin dalam bobot langkah, kelengkungan tulang belakang,
dan energi jari-jari tangan.
3. Komunikasi (Menyampaikan)
Interpretasi
penari diakhiri dengan komunikasi
kepada penonton. Penari tidak hanya bergerak untuk dirinya sendiri, tetapi
untuk menghubungkan penonton
dengan sumber aslinya (musik, cerita, emosi). Keberhasilan interpretasi diukur
dari sejauh mana penonton dapat merasakan atau memahami apa yang ingin
disampaikan oleh karya tersebut, meskipun tanpa kata-kata.
Penulis: R.Dt.
Penari adalah pembaca dan pencerita ulang dari karya yang dituliskan oleh koreografer.
BalasHapus