![]() |
| foto bersama setelah Raker IKASTISI 2023-2027 (Foto ist.) |
Damariotimes. Yogyakarta, 31 Oktober 2025 – Siang itu, ruang rapat di Jurusan Seni Tari Fakultas Seni
Pertunjukan ISI Yogyakarta menjadi saksi bisu berkumpulnya tujuh tokoh kunci
dari IKASTISI, Ikatan Alumni
ASTI dan Jurusan Tari ISI Yogyakarta. Bukan sekadar temu kangen, ini adalah
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang agendanya padat, bertujuan merevitalisasi
organisasi dan mematangkan rencana kerja jangka panjang.
Rapat kerja resmi dibuka dan dipimpin oleh Sekretaris, Dwi Cahya, yang memastikan setiap pembahasan berjalan terstruktur.
Namun, roh dari kegiatan ini hadir melalui laporan Ketua Umum, Robby Hidajat, yang menjelaskan bahwa
Rakernas harus fokus pada dua pilar utama: penguatan dasar hukum organisasi
melalui revisi AD/ART dan pengukuhan tokoh-tokoh besar sebagai dewan penasehat.
Memperkuat Pondasi Organisasi
Diskusi
paling mendalam dipimpin oleh Yuli
Miroto, koordinator pengembangan organisasi. Ia mengingatkan para
peserta bahwa AD/ART adalah jantung organisasi, sehingga pembahasan mengenai
revisinya harus dilakukan dengan hati-hati dan konstruktif. Perubahan yang
diusulkan mencakup penguatan struktur, terutama untuk mengakomodasi sumber
pendanaan baru yang lebih terukur, dan yang tak kalah penting, menetapkan peran
formal bagi Dewan Penasehat yang baru.
Momen
haru sekaligus krusial tiba saat Raker mengukuhkan tiga maestro sebagai Dewan Penasehat IKASTISI. Tiga sosok
ini adalah motor penggerak organisasi sejak awal, dan kini resmi diundang untuk
memberikan arah strategis: Sigit
Gunardjo sebagai pakar manajemen seni pertunjukan, I Nyoman Sudewi sebagai tokoh tari
Bali, dan Bambang Pujaswara
sebagai representasi kuat dari akar tari Yogyakarta. Kehadiran mereka diyakini
akan menjadi kompas bagi gerak organisasi IKASTISI ke depan. Sekretaris, Cahya,
memastikan seluruh detail pengukuhan ini didokumentasikan dengan cermat,
menyiapkan landasan legal untuk kolaborasi tersebut.
Strategi Keuangan Mandiri: Kudu Manak
Fokus
pembahasan kemudian bergeser ke meja bendahara. Lies A, selaku Bendahara, mengungkapkan bahwa beban tugas untuk
mengawal organisasi menuntut adanya penambahan keanggotaan dan peningkatan
kemandirian finansial. Usulan ini diterima dan didukung penuh oleh peserta
Rakernas.
Sebelumnya,
Sri Eka Kusumaningayu, ketua
pelaksana Reuni Akbar “Pulang Kampus”, melaporkan penyerahan sisa dana kegiatan
reuni sebesar Rp 1.000.000
kepada bendahara. Dana segar ini menjadi modal awal yang disambut dengan
semangat manak, atau berkembang biak, agar kas organisasi cepat
membesar.
Untuk
mencapai kemandirian itu, Lies A mengajukan beberapa strategi penggalangan dana
yang revolusioner. Salah satunya adalah koordinasi wajib dengan Jurusan Tari
untuk mewajibkan setiap calon wisudawan membayar biaya Kartu Tanda Anggota (KTA) sebesar Rp50.000 sebagai syarat otomatis
menjadi anggota IKASTISI. Usulan ini disokong penuh oleh penasehat organisasi,
Bambang Pujaswara, yang melihatnya sebagai langkah strategis untuk menjamin
regenerasi dan kas awal yang berkelanjutan.
Selain
itu, iuran tahunan anggota disepakati sebesar Rp50.000 per orang, yang akan dikoordinir secara terstruktur. Seluruh
peserta Raker, termasuk M Suwarsono
Ars dari Korwil Medan, menyambut baik sistem ini dan menyatakan kesiapan
untuk mengawal iuran per angkatan atau per wilayah, seiring dengan rencana
pembentukan kepengurusan korwil yang lebih solid di tahun 2026.
Terakhir,
Sri Eka K menekankan bahwa upaya
mencari donatur dan sponsor harus diikat pada program kerja yang memiliki nilai
jual dan visibilitas tinggi, bukan hanya sekadar permintaan. Usulan ini
disepakati dan dicatat sebagai Program Kerja Bendahara.
Kegiatan
Raker ini berakhir dengan semangat tinggi, disaksikan oleh Ketua Jurusan
Seni Tari, Dr. Rina Martiara, M.Hum.
dan staf Jurusan yang lain. Seluruh keputusan dan usulan akan diintegrasikan ke
dalam AD/ART yang baru direvisi, menandai dimulainya era baru kemandirian dan
profesionalisme IKASTISI.
Reporter : R.Dt.

Menurut saya, artikel tentang Rakernas IKASTISI 2025 menunjukkan semangat positif dalam memperkuat arah dan tujuan organisasi alumni seni tari. Kegiatan ini bukan hanya sekedar perencanaan, namun juga wadah untuk memupuk asa dan kebersamaan dalam memajukan seni dunia. Saya melihat langkah ini sebagai bukti bahwa IKASTISI terus berkomitmen membangun jaringan yang solid dan berkontribusi nyata bagi pengembangan seni tari Indonesia.
BalasHapusMenunjukkan semangat positif IKASTISI untuk berbenah dan mandiri melalui revisi AD/ART serta penguatan struktur organisasi. Langkah ini menjanjikan, asalkan konsistensi dan transparansi tetap dijaga.
BalasHapusArtikel ini menunjukkan semangat positif dalam membantu dan mencapai tujuan organisasi alumni seni tari untuk berbenah, evalusi diri dan penguatan program kerja agar lebih konsisten dan transparan.
BalasHapus