Membedah Kekuatan 'From Ritual to Theatre' Victor Turner

 

ritual dan pertunjukan (Foto ist.)


Damariotimes. Karya intelektual yang dikenal sebagai "From Ritual to Theatre: The Human Seriousness of Play" adalah buah pemikiran dari antropolog terkemuka, Victor Witter Turner. Merujuk pada salah satu tokoh yang terlibat dalam pengembangan teori ini di AS, karya fundamental yang menjadi rujukan utama bagi studi pertunjukan, antropologi, dan sosiologi adalah tulisan Turner ini.

Buku ini menawarkan perspektif yang revolusioner tentang hubungan fundamental antara ritual dan teater dalam kehidupan manusia. Turner, melalui studi mendalamnya terhadap masyarakat, khususnya suku Ndembu di Zambia, dan perbandingan dengan masyarakat modern, mengemukakan bahwa tindakan sosial, bahkan krisis dalam kehidupan sehari-hari ("drama sosial"), memiliki struktur yang mirip dengan pertunjukan panggung.

 

Jembatan dari Ritual ke Estetika

Inti dari argumen Turner terletak pada konsep liminalitas dan liminoid. Liminalitas adalah fase peralihan yang intens dalam ritual, di mana struktur sosial sementara waktu ditiadakan, memungkinkan peserta untuk mengalami komunitas atau kesatuan tak terstruktur. Fase ini bersifat transformatif, sering kali melibatkan simbolisme dan tindakan yang di luar norma sehari-hari.

Sementara itu, Turner menggunakan istilah liminoid untuk menggambarkan fenomena serupa dalam masyarakat industri dan pasca-industri, yang lebih menekankan pada pilihan individu dan konsumsi waktu luang. Aktivitas liminoid, seperti teater, festival, atau bahkan olahraga, adalah "liminal" tetapi tidak wajib atau terstruktur secara ketat oleh sistem sosial seperti ritual. Di sinilah terletak hubungan antara antropologi dengan estetika; ia menyoroti bagaimana tindakan sosial berkaitan erat dengan ekspresi artistik.

Turner juga mengupas konsep "The Human Seriousness of Play"—keseriusan dalam bermain—menggarisbawahi bahwa bermain, berteater, dan berritual bukanlah sekadar kegiatan santai, melainkan upaya mendasar manusia untuk merefleksikan, mengolah, dan terkadang menyelesaikan "drama sosial" yang mereka hadapi. Teater, sebagai komoditas hiburan yang tumbuh subur di Asia dan di seluruh dunia, menjadi manifestasi modern dari dorongan purba untuk melakukan pertunjukan, berakar pada kebutuhan untuk memahami dan merayakan pengalaman kolektif. Tulisan Turner menjadi panduan penting untuk menganalisis bagaimana pertunjukan, baik tradisional maupun kontemporer, beroperasi sebagai cerminan dan sekaligus mekanisme perubahan bagi budaya.

 

Penulis: R.Dt.

 

7 komentar untuk "Membedah Kekuatan 'From Ritual to Theatre' Victor Turner"

  1. dari artikel diatas kita dapat mengetahui tulisan Turner ini menjadi panduan penting untuk menganalisis bagaimana pertunjukan

    BalasHapus
  2. Artikel ini mempertegas bahwa penggarapan seni pertunjukan yang baik bukan hanya pada estetika visual atau teknis semata, tetapi pada pengelolaan “ruang ritual”—yakni bagaimana pertunjukan menciptakan atmosfer, hubungan pelaku-penonton, dan makna yang resonan.

    BalasHapus
  3. Regita Cahya Nirmawati27 Oktober 2025 pukul 17.53

    Artikel ini mengulas kekuatan "From Ritual to Revolution" dalam konteks seni dan budaya, serta bagaimana karya seni dapat menggambarkan perubahan sosial dan identitas kolektif. Penulis menyoroti peran ritual dalam membentuk pemahaman tentang transformasi dan revolusi dalam masyarakat.

    BalasHapus
  4. Artikel ini mempertegas bahwa penggarapan seni pertunjukan yang baik bukan hanya pada estetika visual atau teknis semata, tetapi pada pengelolaan “ruang ritual”—yakni bagaimana pertunjukan menciptakan atmosfer, hubungan pelaku-penonton, dan makna yang resonan.dan dari artikel di atas kita dapat mengetahui tulisan Turner itu menjadi panduan penting untuk pertunjukan

    BalasHapus
  5. Karya Victor Witter Turner "From Ritual to Theatre: The Human Seriousness of Play" menegaskan bahwa ritual dan teater memiliki hubungan mendasar dalam kehidupan manusia. Melalui konsep liminalitas dan liminoid, Turner menunjukkan bahwa baik upacara ritual tradisional maupun pertunjukan modern berfungsi sebagai ruang transformatif bagi individu dan masyarakat untuk merefleksikan serta mengolah pengalaman sosial. Ia menekankan bahwa bermain dan berteater bukan sekedar hiburan, melainkan bentuk keseriusan manusia dalam memahami diri dan budayanya. Pemikiran Turner ini menjadi landasan penting bagi kajian antropologi, sosiologi, dan studi pertunjukan modern.

    BalasHapus
  6. Dari artikel ini kita mengetahui bahwa ruang ritual diciptakan untuk menciptakan atmosfer, hubungan pelaku -penonton, dan makna yg tersirat. Menutut Turner bentuk keseriusan manusia dalam memahami diri dan budayanya lewat artikel ini.

    BalasHapus
  7. Artikel “Membedah Kekuatan 'From Ritual to Theatre' Victor Turner” menjelaskan keterkaitan antara ritual dan teater sebagai ekspresi budaya yang mendalam. Artikel ini menyoroti konsep liminality dan communitas Turner, yang menunjukkan bahwa teater dapat menjadi ruang transformasi sosial dan spiritual, bukan sekadar hiburan.

    BalasHapus