![]() |
Qosim Nur Shihha sedang didampingi oleh Rara pada matakuliah Olah Tubuh di PSTM (Foto ist.) |
Damariotimes.
MALANG – Universitas Negeri Malang (UM)
kembali mengukuhkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang
inklusif. Melalui kolaborasi antara Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gempita dan
Pusat Layanan Bimbingan dan Konseling (PLPBK) UM, pendampingan khusus diberikan
kepada mahasiswa disabilitas agar dapat menempuh pendidikan dengan optimal.
Pendampingan
terbaru dilakukan oleh Rara, anggota Divisi Advokasi dan Hak Asasi (Advoham)
Gempita, yang bertugas mendampingi Qosim Nur Shihha. Qosim adalah seorang mahasiswa
tunanetra yang mengambil studi di Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik,
konsentrasi musik, di Departemen Seni dan Desain, Fakultas Sastra. Keterbatasan
penglihatan tidak menjadi halangan bagi Qosim untuk mengejar passion-nya dalam
bidang musik.
Divisi
Advoham Gempita sendiri memiliki peran vital dalam menjaring dan memfasilitasi
kebutuhan seluruh mahasiswa disabilitas, baik dalam kegiatan akademik maupun
non-akademik. "Pendampingan ini bertujuan untuk mempermudah akses mereka
yang berkebutuhan khusus," ujar Rara. "Meskipun sifatnya sementara
dari Gempita, ini adalah langkah awal yang penting."
Ke
depan, Gempita akan berkoordinasi dengan PLPBK UM, yang memang memiliki tugas
utama dalam memberikan bimbingan dan pendampingan jangka panjang bagi mahasiswa
disabilitas. Sinergi ini memastikan bahwa sistem dukungan bagi para mahasiswa
berkebutuhan khusus terstruktur dan berkelanjutan, sehingga setiap mahasiswa di
UM termasuk Qosim dapat meraih impian akademisnya tanpa hambatan.
Kontributor: MAH
Walaupun memiliki keterbatasan namun semangat mereka tidak pernah surut, keren
BalasHapuskampus ini benar benar memanusiakan manusia, mereka tidak memandang fisik maupun kemampuan yang lain, menganggap sama semua
BalasHapussemangat besar untuk mengembangkan kreativitas dan menjaga lingkungan kampus
BalasHapus