Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn. mengunjungi Alumni PSTM; Bu Lusita Destriyanti, S,Pd. (Foto ist.) |
Damariotimes, 25 September 2025 – Jejak langkah pengabdian sering kali berujung pada tempat
di mana segalanya bermula. Inilah kisah
inspiratif Lusita Destriyanti, S.Pd., seorang alumni SMA N 2 Tuban yang
kini kembali menjadi motor penggerak seni budaya di SMA Negeri 2 Tuban,
almamaternya sendiri.
Lusita
Destriyanti merupakan lulusan Program
Pendidikan Seni Tari dan Musik, Departemen Seni dan Desain, Fakultas Sastra,
Universitas Negeri Malang (UM) angkatan 2005. Lulus pada 11 September
2009, ia memulai karier mengajarnya di SMK N 2 Tuban pada Desember 2009.
Puncaknya, pada tahun 2022,
Lusita diangkat menjadi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap 1 di SMAN 2 Tuban,
sebuah "kepulangan" yang ia rasakan sebagai anugerah tak ternilai.
Dari Siswa Aktif Tari Menjadi Guru Pembina OSIS
Kebersyukuran
Lusita sangat mendalam, sebab semasa sekolah dulu, ia adalah siswi yang sangat
aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tari, yang kala itu dibina oleh salah satu guru di sekolah tersebut.
Kini, ia tidak hanya mengajar bidang seni, tetapi juga dipercaya menjadi Guru Pembina OSIS, sebuah posisi
strategis dalam pengembangan potensi kepemimpinan dan kreativitas siswa.
Saat
dikunjungi oleh mantan gurunya dari UM, Prof.
Dr. Robby Hidajat, M.Sn., suasana di SMAN 2 Tuban tampak hidup. Prof.
Robby menyaksikan langsung aktivitas rapat perencanaan program kegiatan siswa
yang penuh semangat. "Siswa di SMA N 2 ini tampak sangat bersemangat,
mereka mengikuti kegiatan perencanaan program mereka secara saksama," ujar
Prof. Robby, mengapresiasi gairah belajar dan berorganisasi para siswa.
Bu
Lusita mengingat kembali “saya dulu tidak bercita-cita sebagai guru, tapi saya
mengikuti apa anjuran dari guru-guru saya saat sekolah di SMA 2 ini dan
dukungan teman-teman yang melihat saya dulu aktif di ekskul tari bahkan sering
pentas di luar sekolah. Alhasil berkat beliau-beliau saya diterima di UM Prodi
PSTM jalur PMDK waktu itu. Sambal berkaca-kaca menutukan kisah masalalunya.
Potensi Studio Seni dan Target Prestasi Nasional
Di
tengah luasnya area sekolah yang tampak bersih, tertata bagian perbagian,
suasana religiuspun tampak menyenangkan, perhatian Prof. Robby tertuju pada
sebuah ruangan yang menyimpan seperangkat
gamelan Jawa. Ruangan yang cukup lapang ini, menurutnya, memiliki
potensi besar untuk dikembangkan menjadi studio seni-terutama sebagai studio rekaman.
Mengingat
SMAN 2 Tuban memiliki jumlah siswa yang hampir mencapai 1000 orang, Prof. Robby melihat peluang besar. "Tempat ini
potensial untuk dikondisikan sebagai studio seni, utamanya untuk studio rekaman
guna mengikuti berbagai lomba yang setiap tahun diselenggarakan, seperti FLS3N (Festival dan Lomba Seni dan Sastra Siswa
Nasional)," jelasnya. Dengan sumber daya manusia yang melimpah,
SMAN 2 Tuban didorong untuk memacu bakat siswanya hingga meraih prestasi di
tingkat nasional.
Ikatan Sosial Kuat, Semangat Pengabdian Berkobar
Bagi
Lusita Destriyanti, pengabdian di SMAN 2 Tuban adalah kebanggaan dan anugerah.
Ia mengungkapkan rasa syukurnya tidak hanya karena bisa kembali ke almamater,
tetapi juga karena dukungan yang luar
biasa dari rekan-rekan guru. "Rekan-rekan guru di sini sangat baik
dan mendukung dalam berbagai hal, sehingga ikatan sosial menjadi kuat untuk bersama-sama membina siswa di
sekolah ini," tutup Lusita, mengakhiri perjumpaan dengan Prof. Dr. Robby
Hidajat, M.Sn.
Kisah
Lusita Destriyanti menjadi cerminan bahwa kombinasi antara cinta almamater, semangat pengabdian, dan
dukungan kolektif mampu melahirkan lingkungan pendidikan yang kaya akan
potensi seni dan siap mencetak generasi berprestasi.
Reporter : MAH
Dari artikel diatas dapat di ambil Kisah Lusita Destriyanti menjadi cerminan bahwa kombinasi antara cinta almamater, semangat pengabdian, dan dukungan kolektif mampu melahirkan lingkungan pendidikan yang kaya akan potensi seni dan siap mencetak generasi berprestasi.
BalasHapus