Dua Karya Lukia Robby Hidajat yang Menggugah Harmoni Garis dan Emosi

 

Damariotimes. Dr. Fenny Rochbeind, akademisi dari Departemen Seni dan Desain mengapresiasi dan memberikan dua lukisan Robby Hidajat via WhatsAap; Dunia seni lukis kembali diperkaya oleh goresan seniman Robby Hidajat. Melalui dua likisannya yang dikirimkan melalui WhatsAap yang berjudul, "Kesuburan" dan "Berpacu", ia berhasil membuktikan bahwa kebebasan berekspresi bisa diterjemahkan menjadi narasi visual yang kuat dan penuh karakter. Keduanya dilukis dengan medium krayon dan spidol di atas kertas Linen berukuran 34x56 cm, namun menampilkan pendekatan dan emosi yang berbeda, seolah mencerminkan dualitas kehidupan.

 

Kesuburan karya Robby Hidajat (Foto ist.)

"Kesuburan": Perayaan Kebahagiaan dan Keterhubungan

Karya "Kesuburan" adalah sebuah perayaan visual yang memancarkan kegembiraan dan kehangatan. Dengan goresan yang spontan, kuat, dan dinamis, lukisan ini seakan bergejolak dengan energi positif. Perpaduan warna yang kaya menciptakan harmoni yang cemerlang, di mana setiap objek—meskipun dilukis dengan gaya dekoratif ekspresif—tetap tampak menyatu. Lengkungan garis yang tumpang tindih tidak hanya menunjukkan kebebasan berekspresi, tetapi juga membentuk figur-figur manusia yang penuh senyum dan kebahagiaan.

Apresiasi terhadap karya ini terasa saat kita melihat kedalaman emosi yang disampaikan. Ini bukan sekadar sketsa, melainkan karya utuh yang menggambarkan kebersamaan, keluarga, atau hubungan indah. Kesan tekstur pada latar kertas menambah keunikan, memberikan dimensi yang lebih kaya pada lukisan. "Kesuburan" adalah sebuah karya yang menunjukkan bahwa keindahan dapat ditemukan dalam kebebasan garis dan ekspresi emosional yang jujur.

 

Berpacu: karya Robby Hidajat, (Foto ist.)

"Berpacu": Kecepatan dalam Goresan Penuh Karakter

Di sisi lain, "Berpacu" menawarkan pengalaman visual yang berbeda, namun tak kalah memukau. Lukisan ini menampilkan objek tunggal—seorang pengendara motor—yang diekspresikan dengan goresan kuat dan spontan. Ada kesan gerakan dan kecepatan yang begitu terasa, seolah pengendara itu benar-benar melaju kencang. Lengkungan garis yang melimpah membentuk objek dengan detail yang minimalis namun penuh karakter.

Yang menonjol dari "Berpacu" adalah komposisi dan perpaduan warnanya yang cerdas. Meskipun fokus pada objek tunggal, seniman berhasil menciptakan keseimbangan yang menarik antara figur dan latar belakang. Lukisan ini seolah mengajak kita merenungi makna kecepatan, kebebasan, dan perjalanan. "Berpacu" adalah bukti bahwa bahkan dalam kesederhanaan objek, seorang seniman dapat menyampaikan narasi yang kuat dan dinamis.

Kedua karya ini, meskipun berbeda dalam tema, menunjukkan kematangan artistik Robby Hidajat. Ia mampu memanfaatkan media krayon dan spidol secara maksimal untuk menciptakan karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan makna dan emosi.

Reporter : H.Gm.

 

4 komentar untuk "Dua Karya Lukia Robby Hidajat yang Menggugah Harmoni Garis dan Emosi"

  1. dua lukisan yang sangat bermakna dan sangat penuh emosi seolah olah kita di bawa kedimensi dimana kita bisa merasakan kebebasan seperti pada lukisan pertama yang akan hidup dan bisa melakukan nya dengan cepat yang berpacu pada kehidupan kita

    BalasHapus
  2. KOMBINASI DAN UKIRAN KARYA YANG SANGAT LUAR BIASA, seolah menciptakan suatu karya yang dapat memicu pandangan mata yang bisa di lihat oleh kedua sisi, bagi penikmat karya seni, ini suatu karya yang sangat spektakuler!

    BalasHapus
  3. pembahasan tentang dua lukisan karya Bapak Robby Hidajat, menarik. penjelasannya mudah dipahami dan membantu saya mengerti dan paham bagaimana garis dapat menghasilkan emosi dalam lukisan.

    BalasHapus
  4. Artikel ini menarik karena menunjukkan bahwa karya seni tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyimpan makna emosional dan nilai kehidupan. Karya “Kesuburan” menggambarkan kebahagiaan dan keterhubungan manusia, sementara “Berpacu” menghadirkan semangat, kecepatan, dan karakter kuat melalui goresan spontan. Artikel ini mendorong pembaca untuk lebih menghargai seni sebagai ekspresi jujur kehidupan, bukan sekadar hiasan semata.

    BalasHapus