![]() |
"The Other Ramayana Women: Regional Rejection and Response," (Foto ist.) |
Damariotimes. Buku
"The Other Ramayana Women: Regional Rejection and Response," yang
ditulis oleh John Brockington dan Mary Brockington dengan kontribusi
Mandakranta Bose dan diterbitkan dalam Routledge Hindu Studies Series, adalah
sebuah eksplorasi mendalam dan inovatif tentang narasi perempuan dalam berbagai
versi Ramayana yang kurang dikenal. Buku ini tidak hanya memperkaya pemahaman
tentang salah satu epos terbesar India, tetapi juga menantang narasi dominan
dengan menyoroti bagaimana tokoh-tokoh perempuan direpresentasikan, ditolak,
atau bahkan diciptakan kembali dalam konteks regional dan sektarian yang
berbeda.
Secara fundamental, buku ini adalah yang pertama
menyajikan penelitian terkini mengenai gender dalam versi regional dan
sektarian dari Ramayana. Para kontributor dalam buku ini secara cermat
menyelidiki bagaimana versi-versi ini berhubungan dengan teks-teks Ramayana
lainnya, terutama dalam hal bagaimana versi-versi tersebut memperlakukan persona
perempuan dan nilai-nilai budaya yang tersirat di dalamnya. Mereka menggunakan
beragam pendekatan, baik analitis maupun deskriptif, untuk menemukan kesamaan
di antara varian naratif, sekaligus mengakui keberagaman yang kaya.
Inti dari analisis buku ini terletak pada
pembentukan tradisi Rama yang heterogen dari waktu ke waktu, khususnya seperti
yang dapat dilihat dari perspektif kehidupan perempuan. Melalui analisis
representasi dan perlakuan karakter perempuan, inovasi naratif, desain
struktural, varian tekstual, serta idiom komposisi dan teknik dalam seni dan
patung, buku ini mengungkap keunikan dan cara kerja versi-versi alternatif ini.
Ini bukan sekadar penelusuran ulang cerita yang sudah ada, melainkan sebuah
usaha untuk memahami dinamika sosial dan budaya yang membentuk ulang
narasi-narasi ini.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah
gagasan "penolakan regional dan respons." Ini
mengacu pada cara komunitas dan tradisi lokal telah mengadopsi, menyesuaikan,
dan kadang-kadang menolak aspek-aspek tertentu dari narasi Ramayana yang
dominan, terutama yang berkaitan dengan peran dan nasib perempuan. Buku ini
menunjukkan bahwa karakter perempuan dalam Ramayana, seperti Sita, Surpanakha,
dan Kaikeyi, bukanlah figur statis; sebaliknya, mereka mengalami transformasi
signifikan dalam penceritaan ulang regional, mencerminkan nilai-nilai,
kekhawatiran, dan bahkan protes dari masyarakat yang berbeda.
Sebagai contoh, penolakan Sita setelah ujian api
dalam beberapa versi regional dapat dilihat sebagai kritik terhadap gagasan
kesucian perempuan yang tanpa cela atau sebagai respons terhadap norma-norma
patriarkal. Demikian pula, penggambaran Surpanakha tidak selalu sebagai iblis
yang jahat, tetapi kadang-kadang sebagai korban nafsu atau ketidakadilan,
menyoroti kompleksitas karakter yang seringkali disederhanakan dalam narasi
kanonik. Buku ini juga membahas bagaimana wanita-wanita lain yang kurang
menonjol dalam Valmiki Ramayana, seperti Ahalya atau Urmila, mendapatkan suara
dan narasi yang lebih berkembang dalam versi-versi regional.
Pendekatan multi-disipliner buku ini mencakup
studi tekstual, analisis budaya, dan interpretasi seni. Dengan melihat
bagaimana karakter perempuan digambarkan dalam seni dan patung, para penulis
memberikan dimensi visual pada argumen mereka, menunjukkan bagaimana imajinasi
kolektif telah membentuk dan dibentuk oleh narasi-narasi ini. Ini adalah
eksplorasi yang canggih dari Ramayana, yang sangat menarik bagi para akademisi
di bidang Studi Asia Selatan, Agama Asia, serta Studi Gender dan Budaya Asia.
Penulis utama,
John Brockington, adalah Profesor Emeritus Bahasa Sansekerta di University of
Edinburgh, Inggris, dengan banyak publikasi tentang epos Sansekerta (Ramayana,
Mahabharata, Harivamsa). Mary Brockington adalah Peneliti di International Association
of Sanskrit Studies, Austria, yang juga telah banyak menerbitkan artikel
tentang strategi naratif dalam literatur tradisional, termasuk epik Sansekerta.
Kontribusi Mandakranta Bose, seorang sarjana terkemuka dalam tarian India dan
studi gender, lebih lanjut memperkaya perspektif buku ini.
Secara keseluruhan, "The Other Ramayana
Women: Regional Rejection and Response" adalah karya penting yang tidak
hanya menyoroti keragaman dan kekayaan tradisi Ramayana, tetapi juga memberikan
panggung bagi suara-suara perempuan yang seringkali terpinggirkan. Buku ini
mendorong pembaca untuk melihat Ramayana bukan sebagai monolit tunggal, tetapi
sebagai kumpulan narasi yang dinamis dan berkembang, yang terus-menerus
ditafsirkan ulang melalui lensa gender dan konteks regional. Ini adalah bacaan
esensial bagi siapa saja yang tertarik pada studi epik India, mitologi, gender,
dan dinamika budaya di Asia Selatan.
Penulis: R.Dt.
Posting Komentar untuk "The Other Ramayana Women: Menggali Kisah-kisah Tersembunyi dan Suara yang Tak Terdengar"