Gempita Kreativitas Mahasiswa Seni Tari dan Musik UM: Ujian Koreografi dan Manajemen Pertunjukan Digelar Meriah di Sasana Krida Univertitas Negeri Malang

 

tampilan koreografi Jatim; over energi (Foto ist.)


Damariotiems; Malang; 14 Mei 2025. Gedung Sasana Krida Universitas Negeri Malang (UM) pada Rabu, 14 Mei 2025, bergemuruh oleh semangat dan kreativitas para mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM) Departemen Seni dan Desain (DSD) Fakultas Sastra (FS). Mereka menggelar hasil pembelajaran selama kurang lebih enam semester, unjuk gigi potensi kemampuan sebagai kreator maupun pengelola pergelaran pertunjukan seni.

Acara ini menjadi panggung bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Manajemen Seni Pertunjukan, yang tergabung dalam organisasi De'Semut Organising, untuk mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari. Di bawah sorotan lampu dan tatapan para penonton, termasuk pengamat seni Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn., beragam koreografi dari berbagai gaya ditampilkan, menjadi tolok ukur kompetensi mereka.

Evaluasi ini menampilkan eksan secara umum yang menyoroti tampilan bersifat subtansiasl; tema, gerak, kostum, dan pemanggungan sebagai ruang refleksi konstruktif yang dapat mereka eksplor. Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn., dalam pengamatannya menyoroti beberapa aspek penting dalam setiap tampilan.

 

Sorotan pada Ragam Koreografi:

  • Koreografi Gaya Jawa Tengah: Tampilan dalam bentuk sendratari tradisional, meski kuat dalam tenaga dan kekompakan kelompok, dinilai memaikan light blackout yang terlalu lama (jeda penggelapan panggung), sehingga mengganggu kesinambungan antar adegan. Formasi garis-garis yang mengarah pada bentuk Bedaya juga dianggap kurang selaras dengan alur cerita, diperparah dengan penataan cahaya yang kurang mendukung.
  • Koreografi Gaya Jawa Barat: Sinopsis yang jelas menjadi keunggulan tampilan ini. Sayangnya, ide garap kurang kuat dalam menarik perhatian penonton sejak awal. Penggunaan properti terkesan lambat dalam progresnya pada lima menit pertama, dan narasi yang mulai berkurang membuat alur cerita menjadi kurang gamblang.
  • Koreografi Gaya Kalimantan: Kekuatan naratif masih terasa kental dalam koreografi ini. Penggunaan tari kelompok battel dances memberikan warna tersendiri. Namun, sebagian besar waktu terkesan diulur untuk membangun ilustrasi suasana, yang menimbulkan kesan penghindaran pada eksplorasi kreatif koreografi kelompok.
  • Koreografi Gaya Sumatra: Pendekatan koreografi yang masih sangat naratif dinilai menghilangkan teknik koreografi kelompok. Penerapan formasi lebih berfungsi sebagai penanda ruang peristiwa, belum mampu menggali esensi artistik dalam interaksi antar individu sebagai substansi utama tari.
  • Koreografi Gaya Bali: Tampilan koreografi gaya Bali berhasil mencuri perhatian dengan penampilan yang sangat menarik. Eksplorasi karakter tokoh dan penari tampak begitu kuat, menghidupkan setiap gerakan dengan intensitas yang memukau. Ritme yang terjaga dengan baik dan formasi yang dinamis menunjukkan potensi dan kemampuan para penari secara merata. Tidak tampak adanya disparitas kemampuan yang signifikan antar penari, menciptakan kesatuan yang solid di atas panggung.

 

 

Catatan Umum: Keseimbangan dan Fokus Kreatif

Secara umum, kegiatan ini merupakan ujian kelompok yang mengintegrasikan ujian komposisi musik pengiring koreografi dan ujian koreografi itu sendiri. Prof. Robby Hidajat mencatat adanya ketidakseimbangan, di mana eksplorasi musikalitas dalam iringan tampak kurang mendalam. Sementara itu, tampilan koreografi cenderung didominasi bentuk naratif, dramatari, atau sendratari.

Beliau menekankan bahwa kecenderungan ini membuat mahasiswa terjebak pada objek sumber garapan berupa cerita atau legenda, sehingga tubuh sebagai media utama ekspresi kreatif kurang mendapatkan perhatian yang seharusnya. Eksplorasi gerak dan potensi tubuh sebagai substansi tari menjadi catatan penting untuk pengembangan ke depan. Selain daripada itu tampilan masih sangat kuat dengan estetika kekerasan. Pemahaman tentang estetika kekerasan dapat disimak lebih mendalam pada konten youtube Robby Hidajat dengan judul: Estetika Kekerasan dalam Seni Pertunjukan: Menggugah Pemikiran Sosial dan Emosional

Meskipun demikian, semangat dan antusiasme mahasiswa PSTM DSD FS UM patut diapresiasi. Kegiatan evaluasi terbuka ini menjadi wadah berharga untuk belajar dan berkembang. Dengan catatan dan masukan yang konstruktif dari Prof. Dr. Robby Hidajat, diharapkan kreativitas dan kompetensi mahasiswa seni tari dan musik Universitas Negeri Malang terus tumbuh dan semakin matang di masa mendatang.

 

Reporter : Munir

Editor     : MAH

 

Posting Komentar untuk "Gempita Kreativitas Mahasiswa Seni Tari dan Musik UM: Ujian Koreografi dan Manajemen Pertunjukan Digelar Meriah di Sasana Krida Univertitas Negeri Malang"