![]() |
salah satu tampilkan atraksi HTD di Kota Malang (Foto ist.) |
Damariotimes. Dentuman musik etnik
dan gemulai gerak ratusan penari membius jantung Kota Malang pada Selasa, 29
April 2025. Sebuah persembahan istimewa dalam rangka memperingati Hari Tari
Sedunia (HTD) sekaligus memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang yang
ke-111 sukses digelar oleh Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik,
Departemen Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM). Tak
hanya menyuguhkan keindahan gerak, gelaran akbar ini juga diisi dengan seminar
dan workshop yang dilaksanakan di Gedung A21 Pascasarjana UM, lantai 9,
menjadikannya sebuah perayaan seni yang kaya akan ilmu dan ekspresi.
Sebanyak 300 penari, di bawah
komando Dr. Tri Wahyuningtyas, M.Si., membanjiri dua titik sentral di jantung
kota. Kelompok pertama memukau khalayak di depan Gedung Telkom Jalan Basuki
Rahmat, sementara kelompok lainnya menghidupkan suasana di depan Whiz Prime
Hotel Basuki Rahmat Malang. Pemandangan ini sontak menarik perhatian masyarakat
dan pengguna jalan, mengubah hiruk pikuk kota menjadi panggung seni yang
mempesona.
Kolaborasi apik antara mahasiswa
Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik UM, para seniman tari Kota Malang, dan
berbagai sanggar tari semakin menambah semarak acara ini. Salah satu partisipan
yang turut menyumbangkan keindahan gerak adalah Sanggar Tari Reog Sardula Joyo
pimpinan Bambang, yang dengan bangga menampilkan kekayaan tradisi Malang.
Keberagaman latar belakang para penampil ini semakin memperkaya khazanah tarian
yang disuguhkan, mulai dari gerakan klasik yang anggun hingga tarian kontemporer
yang penuh semangat.
Sejak pukul 15.00 hingga pukul 20.00
WIB, mata para penonton dimanjakan dengan penampilan berbagai tari nusantara
yang memukau. Setiap gerakan bercerita, setiap hentakan kaki menyimpan makna
budaya yang mendalam. Iringan musik etnik yang mengalun syahdu semakin
menghipnotis para penikmat seni, membawa mereka dalam perjalanan spiritual
melalui keindahan harmoni dan ritme.
![]() |
para dosen PSTM dan masyarakat semiman di lokasi HTD (Foto ist.) |
Dr. Tri Wahyuningtyas, M.Si., selaku
ketua pelaksana, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari
komitmen Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik UM dalam melestarikan dan
mengembangkan seni tari di Indonesia, khususnya di Kota Malang. "Kami
ingin menjadikan Hari Tari Sedunia ini sebagai momentum untuk mengapresiasi
para penari, mengenalkan keindahan tari kepada masyarakat luas, dan sekaligus
berkontribusi dalam memeriahkan hari jadi Kota Malang," ujarnya penuh
semangat.
Lebih lanjut, Dr. Tri Wahyuningtyas
menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di ruang publik bertujuan untuk mendekatkan
seni tari kepada masyarakat. "Kami ingin menghilangkan kesan bahwa tari
itu eksklusif dan hanya bisa dinikmati di panggung pertunjukan. Dengan tampil
di ruang terbuka, kami berharap masyarakat bisa lebih dekat dan mencintai seni
tari," imbuhnya.
Sebelum gemerlap penampilan tari di
ruang publik, rangkaian acara HTD telah dimulai dengan seminar dan workshop
yang bertempat di lantai 9 Gedung Pascasarjana UM. Kegiatan ini menghadirkan
narasumber kompeten di bidang seni tari, memberikan wawasan mendalam mengenai
berbagai aspek tari, mulai dari teknik, hingga pembelajrannya di era digital.
Para peserta, yang terdiri dari mahasiswa, guru seni, dan para pegiat tari,
tampak antusias mengikuti setiap sesi, menambah pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam dunia seni gerak ini.
Dukungan penuh dari Departemen
Pariwisata Kota Malang juga menjadi salah satu kunci suksesnya acara ini.
Kehadiran perwakilan pemerintah kota menunjukkan apresiasi terhadap upaya UM
dalam mengembangkan potensi seni dan budaya daerah. Sinergi antara akademisi,
seniman, dan pemerintah ini diharapkan dapat terus terjalin, menciptakan
ekosistem seni yang kondusif di Kota Malang.
Kemeriahan perayaan Hari Tari
Sedunia yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik UM ini
tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga menjadi momentum
penting untuk merefleksikan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
setiap gerakan tari. Lebih dari sekadar hiburan, seni tari adalah bahasa
universal yang mampu menghubungkan hati dan pikiran, melintasi batas-batas
geografis dan budaya.
Dengan suksesnya gelaran ini,
diharapkan semangat untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni tari di
Kota Malang semakin berkobar. Kolaborasi yang solid antara perguruan tinggi,
seniman, sanggar tari, dan pemerintah kota menjadi modal berharga untuk
mewujudkan Malang sebagai kota yang kaya akan seni dan budaya. Gemuruh 300
penari di Hari Tari Sedunia ini telah menjadi kado istimewa bagi HUT Kota
Malang yang ke-111, meninggalkan jejak keindahan dan kebanggaan bagi seluruh
warganya. Seni tari telah membuktikan diri sebagai kekuatan yang mampu
menghidupkan ruang publik dan menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam
sebuah perayaan yang penuh makna.
Reporter : R.Dt,
Editor : MAH
Luar biasa! Aksi 300 mahasiswa PSTM FS UM benar-benar menunjukkan semangat muda dalam melestarikan budaya lewat tari. Perpaduan antara energi mahasiswa dan pesona Heritage Kayutangan sukses menciptakan peringatan Hari Tari Sedunia yang meriah dan membanggakan.
BalasHapus