formasi baru untuk adegan Taman Kesatrian Singhasari (Foto ist.) |
Damariotimes. Malang, 8 Nopember 2024. Di
tengah persiapan Festival Singhasari #2, atmosfer penuh semangat dan
kebersamaan tampak di SMP N 15 Kota Malang. Sebagai Art Director, kehadiran
saya di setiap sesi latihan penting untuk memastikan setiap elemen pertunjukan
berjalan dengan baik. Sebelum saya tiba, para siswa dan guru sudah memulai
latihan, menunjukkan dedikasi dan kesiapan mereka. Mereka telah mengatur
formasi, bahkan beberapa aktor yang memerankan tokoh-tokoh pangeran Singhasari,
seperti Tohjaya, Anusapati, Mahisa Wunga Tĕlĕng, dan Panji Tohjaya, kini diperankan
oleh siswa dengan postur yang sesuai karakter.
Setelah mengamati
setengah latihan, saya meminta pengulangan dari awal dan mendapati adanya kesan
formasi frontal yang dirasa kurang ideal untuk pandangan penonton. Setelah
berdiskusi dengan koordinator latihan, Pak Satryo, S.Pd., dan Indri Dwi
Yunitasari, S.Sn.—lulusan ISI Surakarta yang juga menjadi koreografer—mereka
menerima masukan tersebut dengan antusias. Meskipun masih ada proses
penyesuaian yang perlu dilakukan, formasi baru pun mulai diperbaiki.
Dalam latihan
tersebut, perhatian utama kami tertuju pada empat penari prajurit, salah
satunya menunjukkan sedikit kurangnya fokus. Saya pun menyarankan kepada Pak
Satryo agar mencoba memasukkan elemen topeng sabrang dalam latihan
selanjutnya, sebuah ide yang diterima dengan antusias. Sementara itu, penari
dayang menunjukkan ketangguhan dalam penampilan mereka dan dapat lebih mandiri
dalam penyesuaian gerakan di bawah arahan koreografer.
Latihan pada tanggal
8 November 2024 dihadiri oleh pemeran Ken Dedes, Ibu Vivin Febriani, S.Pd.,
dari SMP Negeri 8 Malang. Ibu Vivin memiliki latar belakang sebagai penari yang
mumpuni dan pernah belajar langsung dari maestro tari Malang, almarhum Chattam,
AR. Dalam Festival Singhasari #1, Ibu Vivin juga memerankan Ken Dedes, sehingga
keterlibatannya kali ini menjadi elemen penting dalam menjaga kontak emosional
dengan para pemeran pangeran Singhasari, yang mungkin kurang berpengalaman
dalam seni drama maupun tari.
Setelah formasi
diubah menjadi diagonal, kesan yang muncul semakin lembut dan memungkinkan
emosi karakter Ken Dedes ditonjolkan lebih kuat. Selain itu, kekuatan penari
prajurit yang menggunakan gerakan pola jaranan kini tampak lebih
terfokus. Muhammad Adi Prasetyo, M.Pd., guru sekaligus penari jaranan
dengan teknik dan ekspresi khas, berhasil mengharmoniskan penampilannya tanpa
terlalu menonjol dibandingkan penari lainnya. Dengan perbaikan ini, pandangan
penonton pun tidak terganggu, dan keseluruhan formasi terlihat lebih rapi dan
terkoordinasi.
Kolaborasi antara
siswa, guru, dan koreografer ini menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dan
ketulusan dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan yang akan membawa kejayaan
sejarah Singhasari kembali hidup dalam Festival Singhasari #2 ini.
Reporter : R.Dt.
Editor : MAH
dari artikel diatas saya melihat beberapa pendapat memang di perlukan di saat kita perproses dengan bertemunya dengan banyak kepala dan pikiran dengan ide yang sangat bagus namun terkadang kita juga harus menghargai pendapat satu sama lain. sukses terus untuk SMPN 15. semoga acaranya lancar.
BalasHapusDari artikel di atas,memang bnyak skli pendapat yng ada dalam berbagai kepala,namun ada pentingnya juga kita harus menghargai pendapat satu sama lain.
BalasHapuskerjasama serta ketulusan menjadi kunci utama dalam sebuah kesuksesan sebuah pertunjukan. perbedaan pendapat hanyalah peralihan semata untuk mencapai mufakat.
BalasHapusAdanya perbaikan karena menampung pendapat beberapa pihak lebih menguntungkan karena pasti akan menjadikan suatu hal lebih indah
BalasHapusdalam artikel diatas saya dapat menyimpulkan bahwa kerjasama serta ketulusan menjadi sebuah kekuatan dalam mencapai kesuksesan sebuah pertunjukkan. pendapat dari banyak sisi menjadi sebuah acuan semangat.
BalasHapusDalam artikel diatas disimpulkan bahwa pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, koreografer dan kerja sama serta ketulusan dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan yang akan membawa kejayaan sejarah Singhasari kembali hidup
BalasHapusArtikel ini sangat informatif dan menggambarkan detail proses kreatif dalam mempersiapkan pertunjukan seni dengan baik. Perubahan formasi dan kolaborasi antar tim menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam menciptakan penampilan yang memukau dan berkesan.
BalasHapusLatihan Festival Singhasari #2 di SMP N 15 Kota Malang menunjukkan dedikasi tinggi dari siswa dan guru dalam mempersiapkan pertunjukan. Perubahan formasi yang lebih dinamis, penambahan elemen topeng sabrang, dan penyesuaian gerakan penari prajurit berhasil meningkatkan kualitas pertunjukan. Keterlibatan Ibu Vivin sebagai pemeran Ken Dedes juga menambah kekuatan emosional dalam penampilan. Secara keseluruhan, perbaikan formasi dan koreografi menciptakan harmoni yang lebih baik, menjadikan pertunjukan semakin rapi dan terkoordinasi.
BalasHapusdari artikel tersebut saya dapat mengetahui bahwa kerja sama merupakan kunci dari suksesnya pertunjukan .
BalasHapusArtikel ini menunjukkan kerja keras dan profesionalisme yang terlibat dalam persiapan Festival Singhasari #2. Selain itu, juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara Art Director, koreografer, dan para pemeran untuk menciptakan pertunjukan yang sukses.
BalasHapus