Lika-liku Menuju Sendratari Arjuna Wiwaha

             Damariotimes. Rabu,11 Oktober 2022 tepat pukul 15.00 WIB aku bersama teman-temanku berangkat menuju lokasi pagelaran, yakni sendratari Arjuna Wiwaha yang bertempat di jalan Sutan Hasan Halim tepatnya di wilayah Sisir Kota Wisata Batu. Perjalanan yang mengasyikkan walaupun kami harus rela berangkat 4 jam sebelum pagelaran dimulai.Waktu yang sangat panjang itu kami habiskan dengan bersenda gurau dan menikmati jajanan yang tersebar disekujur jalan menuju pagelaran.Entah,sangat menyenangkan sekali suasananya,sambil menunggu kami juga sempat bermain uno.

Arena Pertunjukan Sendratari Arjuna Wiwaha (foto ist.)

            Tak terasa satu jam sudah berlalu,tempatnya memang tak jauh dari kediaman kami.Tetapi,berdasarkan pengalamanku pada bulan lalu,antrian yang sangat mengular panjang itu membuatku kehilangan momentum pagelaran.Saat itu,aku benar-benar kecewa dan marah.Pertunjukan musiman yang ku tunggu tak bisa aku saksikan.Berangkat dari pengalamanku itu,aku berpikir untuk berangkat lebih awal dan bisa memasuki area dengan tenang.Aku juga ingin mendapatkan kursi terdepan agar aku bisa mengamati setiap detil gerakan yang begitu gemulai nya mereka membawakan.

            Terlepas dari kegemaranku pada seni tradisi,aku adalah manusia yang mencintai keindahan.Aku juga memiliki perasaan penasaran yang selalu menggebu.Oleh karena itu,apapun akan aku usahakan demi menyaksikan pagelaran sendratari Arjuna Wiwaha ini di kursi terdepan.Aku tak mau jika harus duduk di  kursi belakang,aku rasa yang aku lihat hanyalah lalu lalang orang saja.Sampai akhirnya aku memutuskan apapun caranya aku harus bisa menyaksikannya.Aku juga membutuhkan referensi dan gambaran untuk karya yang nantinya aku buat.Setiap tahun aku pasti di percaya untuk menyuguhkan suatu drama musikal di tempatku mengajar.Lebih tepatnya aku punya prinsip bukan hanya menonton,tetapi aku harus selalu membawa buah tangan berupa inspirasi dari pertunjukan yang telah aku tonton.

            4 jam sudah berlalu,setelah hujan berhasil mengguyur sekujur tubuhku ini,aku tak pernah berpikir untuk pulang.Aku harus menonton dan menyaksikan seluruh momen dari awal sampai akhir.Benar saja,akibat guyuran hujan,pertunjukan ditunda untuk beberapa waktu kemudian.Mengingat konsep panggung outdoor dan tidak ada atap yang bisa melindungi kami dari guyuran hujan.Aku pun membeli semangkuk mie dan segelas kopi hangat untuk menghangatkan tubuhku ini.Perutku juga sudah sangat lapar,kepala ku mulai berkunang-kunang.Hari yang sangat melelahkan,tetapi aku tidak boleh menyerah dalam hatiku berkata “ayolah,sebentar lagi kamu akan menyaksikan betapa megahnya sendratari Arjuna Wiwaha”.Aku memutuskan tetap menunggu sampai berlangsungnya pagelaran.

            Setelah hampir 2 jam,akhirnya hujan reda.Aku benar-benar merasa sangat senang,satu persatu pemeran ke luar dan unjuk kebolehannya dalam berperan.Menakjubkan sekali malam itu,perjalanan yang melelahkan itu terbayar sudah dengan keindahan pagelaran.Tak habis pikir,ternyata 6 jam aku menunggu mu.Walaupun demikian,aku tetap bersemangat sembari meneguk sedikit demi sedikit kopi yang aku beli.Ya,hampir 3 gelas aku meneguk kopi susu hangat.Cara yang ampuh untuk mengobati rasa kantukku yang semakin menggelora.Layar ponsel ku menunjukkan pukul 9 malam tepat.Pertunjukan berlangsung sekitar 2 jam,dan akhirnya aku pulang dengan pakaian yang sudah mulai mengering karena angin.

            Dalam perjalanan,aku merasa kedinginan dan sendawa yang tak kunjung berhenti.Benar sudah,masuk angin jadinya.Perjuangan menyaksikan pagelaran ini sangat melelahkan.Tak cukup demikian,sesampainya aku dirumah,kedua orang tuaku memarahiku karena aku pergi hampir setengah hari dan dalam keadaan basah kuyup.



Konteributor   : Ismia Khafifa Sanah
Editor              : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Lika-liku Menuju Sendratari Arjuna Wiwaha"