Di Atas Bus: Puisi Asmaradana karya Goenawan Mohamad dilantunkan di Thailand

Damariotimes, Sabtu Malam minggu, 22 Oktober 2022. Menjelang petang perjalanan di Thailand. Sungguhpun cuaca mendung, namun tidak jatuh hujan, hanya gerimis yang membasahi jalanan. Sehingga suhu panas di Bangkok menjadi sejuk. Hal ini salah satu yang membuat rombongan dari Universitas Negeri Malang yang dipandu oleh Tasya dari Travel and Tour Kirana Malang tidak terasa penatnya. Sepanjang perjalanan di bus 2, yang dipandu oleh tour guide; Hafidz, selalu memotivasi rombongan untuk berkaraoke ria. Ternyata di bus 2 memang banyak penyanyi profesional. 

Dr. Yuni Pratiwi melantunkan Puisi Asmaradana (Foto ist.)

Diselah lantunan lagu yang berulangkali dan bergantian penyanyi dari puan dan tuan-tuan, tiba-tiba Dr. Yuni Pratiwi menyumbangkan sebuah puisi karya Goenawan Mohamad. Sebelum itu diawali dengan penjelasan isi puisi yang akan dilantunkan. Alkisah pada masa kerajaan Majapahit, waktu itu terjadi serangan hebat dari Adipati Bekambangan yang bernama Minak Jinggo. 

Sehingga Ratu Kencana Wungu mengumumkan sayembara. Singkat cerita ada pemuda yang bersedia membunuh Minak Jinggo. Kemudian pergilah pemuda itu ke Bekambangan. Sesampainya disana sudah larut makan, hujan rintik-rintik, persis seperti cuaca di Bangkok Saat ini. Pemuda itu tiba dengan setengah keyakinannya, karena yang dihadapi adalah lawan yang sangat sakti mandraguna. 

Di tengah malam itu, hanya diterangi lampu minyak yang temaram. Pemuda itu ternyata banyak wanita yang mengintip, wajahnya bersinar tertimpa sinar lampu yang temaram dan percikan air gerimis. Wanita-wanita itu terpesona, wajahnya memang seperti Raden Harjuna. diantara mereka ada Anjasmara; kekasih pemuda itu, ada Wahito dan Puyengan yang juga mengagumi ketampanan pemuda yang mungkin akan tewas di tangan lawannya. Mereka  menyebut pemuda itu 'Damar Wulan'; api yang menyala di tengah malam. 

Keseruan rombongan di bus 2, menyanyi dan berjoget (Foto Ist.)

Setelah pertempuran, ternyata berakhir dengan kemenangan Damar Wulan. Berikutnya puisi itu dibaca; Suara dosen senior di Departemen Bahasa Indonesia FS UM ini masih terasa gregetnya yang dahsyat, menggelorakan getaran cinta yang membara, vokalnya jernih, emosinya terjaga, dan getaran suaranya yang stabil menjaga emosinya yang bisa tidak terkendalikan. Karena di sampingnya memang ada suaminya tercinta; Prof. Dr. Syukur Ghazali. 

Bagaikan Anjasmara sedang menyambut kemenangan Damar Wulan. Puisi ini tampaknya ekspresi yang sangat mendalam, penuh romantika di dalam bus yang melaju menuju Icon Siam. 


Reporter : R. Hidayat
Editor     : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Di Atas Bus: Puisi Asmaradana karya Goenawan Mohamad dilantunkan di Thailand"