Suami-Istri Pedagang Makroni dan Cilor dari Cirebon

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 


Damariotimes. Malang, 17 September 2022. Selain memiliki banyak tempat pariwisata, kota Malang terkanal banyak kampus yang memiliki mahasiswa dari dalam negeri maupun luar negeri. Tidak hanya para mahasiswa yang datang ke Malang, tetapi juga para pedagang ataupun penjual. Mereka semua memiliki tujuan berada-beda ke kota Malang. Ada yang berniat mencari ilmu, mencari teman, mencari pengalaman/berlibur, atau mencari nafkah.

Yuliani Pegadang Makroni dan Cilor (Foto Ist.)

Tidah heran, apabila ada pedagang yang dari luar kota Malang ingin berdagang di kota ini. Salah satunya, yaitu pedagang pedagang kuliner. Seperti jenis makanan makroni dan cilor, dan jenis minuman es marimas, es nutrisari dan pop ice. Makanan dan minuman itu tidak terlalu sulit untuk dibuat dan bahannya tidak susah untuk dicari. Seperti bahan macaroni ada yang dijual mentah, atau kemasan instan. Lalu untuk bahan makanan cilor, memakai tepung kanji. Sedangkan untuk bahan minuman, menggunakan bahan instan. Biasanya sering dijual di supermarket, dalam bentuk sachet.

Proses membuat Makroni (Foto Ist.)
            Jika ingin memcoba jajanan membuat, bisa ikuti, caranya praktis dan mudah. Pertama: cara membuat makroni. Cukup sediakan bumbu masak, telur, dan alat untuk memasak. Jika sudah bisa langsung menuangkan satu sendok makroni ke wajan, lalu diberikan telur. Setelah itu diberikan garam atau royco, kemudian ditunggu beberapa saat. Jangan lupa juga masukan makroninya. Apabila makroni sudah matang, bisa dipindahkan ke dalam tempat bumbu. Bumbu yang dimaksud adalah penambah rasa, seperti rasa balado, rasa BBQ, atau rasa manis. Hal itu tergantung selera setiap orang, karena pasti memiliki selera yang berbeda-beda. Untuk rasanya. Bisa menggunakan ketiga rasa, atau menggunakan dua rasa. Jika sudah menentukan rasanya, tinggal dicampurkan dengan makaroninya. Kedua: cara membuat cilor, caranya tidak terlalu sulit. Hanya dengan menggiling tepung kanjinya, rebus lalu potong. Setelah dipotong, dibentuk, kemudian langsung dimasak. Ketiga: cara membuat minuman es marimas, es nutrisari dan pop ice. Cara ini bisa dibilang sangat instan, dikarenakan yang perlu dilakukan hanya membuka sachet minumannya, lalu mencampurnya dengan air dan es. Terakhir, aduk sampai tercampur rata. Semua cara ini dilakukan untuk membuat makanan dan minuman yang awalnya mentah, menjadi siap disantap.

Semua cara itu sudah biasa dilakukan oleh pedagang yang bernama Yuliani, Ibu dari satu anak laki-laki yang masih duduk dibangku SMP. Istri dari bapak Agus ini  juga berpedagang seperti Ibu Yuliani. Perbedaannya hanya tempat mangkalnya. Ibu Yuliani biasa berjualan di sekitar taman Merjosari sedangnya suaminya berjualan di sekitar UNISMA. Pedagang lulusan SMA ini berasal dari kota Cirebon, Jawa Barat. Ibu Yuliani merantau dari ke kota Malang dikarenakan ikut adik suaminya. Dia tertarik karena informasi dari iparnya yang mengatakan: “Dagang di kota Malang lebih ramai dikarenakan banyak kampus. Pastinya mahasiswanya juga lebih banyak, dan peluang pembeli juga tinggi”.

Tempat tinggal Ibu Yuliani tinggal di Clumprit. Bersama dengan suami, anak dan ibunya. Suaminya juga membantu dalam berdagang atau yang membeli  bahan dagangan setiap hari, supaya usaha yang dilakukan berjalan sesuai dengan harapan.

Kedai 29 B, yang memiliki menu makanan makroni dan cilor sedangkan menu minumannya adalah es marimas, es nutrisari, dan pop ice ini harganya bisa dibilang ramah kantong. Usaha Ibu Yuliani ini dibuka setiap hari dari jam 11.oo sampai malam, tergantung apakah masih ada sisa. Jika bahan sudah habis, kemungkinan tutup lebih awal. Paling lama Ibu Yuliani berjualan sampai jam 9 malam, dan paling awal jam 4 atau 5 sore. Berbeda ketika berjualan di rumah, biasanya dibuka jam 10 pagi sampai jam 5 atau 6 sore.

Awalnya Ibu Yuliani berjualan dorayaki milik iparnya,  di pujasera dekat SMA 7. Karena pendemi covid-19, banyak sekolah yang diliburkan dan membuat pujasera tutup. Akhirnya Ibu Yuliani memutuskan untuk membuka usaha sendiri, merintis dari kecil dari awal bersama suaminya. Jika adek fokus ke jualan dorayaki.  Ibu Yuliani ingin mencoba hal lain dan baru, yaitu  mencoba fokus ke makanan makroni dan cilor, dan beberapa minuman yaitu es marimas, es nutrisari, dan pop ice. Sebelum berjualan disini, biasanya berjualan di daerah clumprit.

Dalam sehari berjualan di sekitar taman Merjosari bisa mendapatkan minimal Rp.100.000-150.000, jika di rumah mendapatkan minimal Rp. 30.000-50.000. Sedangkan paling tinggi di sini adalah Rp. 250.000,. Dalam sebulan Ibu Yuliani bisa mendapatkan kurang lebih 4 juta, apabila sepi mendapatkan 2 juta. Pesan dan kesan dari Ibu Yuliani, jadi pedagang kecil seperti ini harus telaten dan sabar, sabar jika belum ada yang membeli. Karena resiko jadi penjual itu sepi, jadi harus banyak bersyukur. Karena tidak sedikit pedagang yang langsung gulung tikar, ketika kondisi mulai sepi. Menjadi penjual harus kuat mental, jangan pernah sampai putus asa. Intinya harus perbanyak kesabaran dan ketelatenan dalam menghadapi masalah.



Kontributor         : Adam Ferdo Arieza H.
Editor                  : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Suami-Istri Pedagang Makroni dan Cilor dari Cirebon"