Hari Tari Internasional Tahun 2022 di Malang Terselenggara Secara Virtual

Damariotimes. Jumat, 29 April 2022. Hari Tari Internasional (Word Dance Day) yang setiap tahun diselenggarkan pada tanggal 29 April 2022. Pesan Hari Tari Internasional topik yang disampaikan KANG Sue-Jin, penari, direktur artistik Korean National Ballet; “Bencana Covid-19 telah menghentikan kehidupan, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tentang arti: Menari dan Penari. Demikian berita yang dilansir oleh kliktime.com.

Poster Virtual: Malang Virtual Hari Tari Internasional 2022 (Foto ist.)
Pelaksanaan Hari Tari di Kota Malang pada tahun ini menyelenggarakan dengan cara virtual, hal ini sebagai bukti bahwa “Bencana Covid-19” masih menghadang eksistensi tentang “Menari dan Penari”. Hal ini tentunya akan mengubur spirit jiwa kreativitas generasi muda.

Acara peringatan Hari Tari Internasional di Malang  diprakarsai oleh Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dan didukung oleh Ki Demang (Isa Wahyudi) Koordinator Kampung Buaya Polowijen, Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, Jurusan Seni Tari dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, dan seniman-seniman tari tingkat nasional.

                Acara yang sederhana ini disiapkan oleh Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dan pelaksana teknisnya Muhammad ‘Afaf Hasyimy, M.Pd. dan Harda Gumelar, SE. semuanya dikerjakan untuk dengan koordinasi virtual, karena semuanya memang berlainan tempat tinggalnya. Atas koordinasi yang baik, semua persiapan dan perlengkapan berjalan dengan lancar.

                Media presentasi menggunakan channel Youtube Forum Diskusi Indonesia milik Dr. Robby Hidajat, M.Sn. Sungguhpun banyak keterbatasan, namun silaturahmi ini mampu menjalin keakraban dan kehangatan pekerja seni professional, baik sebagai dosen, penari, dan juga mahasiswa yang mewakili berbagai daerah. Setidaknya pada kesempatan ini mampu membangun spirit profesionalisme dan sebagai media belajar untuk mensyukuri keterbatasan ini.

                Antroplogi dan penari, Agung Suharyanto, M.Si. memandang perhelatan peringatan Hari Tari Dunia yang dibuka mewakili Ketua jurusan dan Kooprodi Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM); Dra. EW. Suprihatin DP. M.Pd. ini merupakan kesempatan membangun spirit kolegalitas, bahkan menjelaskan lebih refrensial tentang penyelenggaraan Hari Tari Dunia ini. Setidaknya bersyukur, bahwa di Indonesia event ini telah digunakan untuk mengangkat isu-isu lokal yang dipandang masih sangat potensial. Karena pandangan Ki Demang (Isa Wahyudi) sangat amat beralasan bahwa event seni tari ini dapat digunakan untuk menggali potensi historis dari Malang itu sendiri.

Arti “menari dan penari” dengan tubuh yang menghistoris (Foto Ist.)

                 Mereka yang tampil menyajikan karya Dr. Robby Hidajat, M.Sn. untuk membukaan dengan mengangkat gerak Jawa Timuran yang kuat, dan tegas. Tampilan mengadopsi pola wayang orang, tari etnik Jaranan, dan pola karakteristik tari prajurit, dan tari Zapin Pengantin Baru yang ditarikan mahasiswa PSTM, sebuah hasil eksplorasi gerak tari Zapin Arab yang diungkapkan dengan gaya Jawa. Ki Demang melantunkan doa-doa dan mantra Jawa, sudah barang tentu diberikan penguatan oleh Marsam Hidayat pemilik channel Youtube Kidungan keluyuran yang berkolaborasi dengan Dr. Tri Wahyuningtyas, M.Si. bahkan eksplorasi lingkungan dengan tembang Jawa Timur juga diungkapkan oleh Drs. Soerjo Wido Minarto, M.Pd.

                Varian tampilan secara terbatas dari ruang virtual Dr. Tri Wahyungtyas, M.Si. tampil secara ekspresif dengan gerakan bebas mengeksplor ruang dan dinamika geraknya yang masih tampak kuat dan lentur. Tentunya para mahasiswa yang telah mengikuti memang masih sangat asing, dengan keterbatasan seperti ini, ternyata mampu mengungkapkan ekspresi ketegaran. Hal ini menjadi sangat religius ketika Hortono, M.Sn melantukan tembang Jawa dengan mengekplor keris-keris di ruangan untuk menghalau rintangan dan halangan, tembang tolak balak itu menjadi bagian yang sangat berkesan dalam membangun pertemuan imajiner ini.

                Muhammad Afaf Hasyimy juga menayangkan ekspresi kebebasan dimasa sebelum Covid-19, topeng Badut dengan iringan musik dangdut. Agung Suharyanto, M.Si. menanggapi tampilan ini secara antropologis, tubuh yang terekspresikan secara publikatif, dari realitas tubuh yang privasi.

                Acara hari tari Internasional 2022 di Malang ini ternyata mampu menjadi media untuk merefleksi dan mengkaji ulang topik yang disampaikan oleh KANG Sue-Jin. Bencana Covid-19 hadir mempertanyakan arti tentang “menari dan Penari”. Apakah masih mampu bertahan, atau sudah hancur lebur tak memiliki arti bagi kehidupan umat manusia ini.

 

 

 

Reporter              : Muhammad Afaf Hasyimy
Editor                  : Harda Gumelar

Posting Komentar untuk "Hari Tari Internasional Tahun 2022 di Malang Terselenggara Secara Virtual"