Membongkar Seni Pertunjukan Tradisional Jawa dan Realitas Kalapan

DAMARIOTIMES - PADHANG MBULAN 40 di Cafe Mesem dan Art Galeri, Rest Area De Forest, Tumpang. Penampilan rutin dengan motor penggerak Moch Soleh Adi Pramono, pimpinan Padepokan Seni Mangundharmo Tumpang.

Penampilan diskusi “Padhang Mbulan ke 40” ini mengambil topik tentang Bantengan dan Jaranan Dor. Sudah barang tentu diskusi ini menarik untuk disimak. Karena seni pertunjukan yang berimplikasi pada ‘kalap’ masih memberikan daya tarik tersendiri. Khususnya bagi para wisatawan asing.

Tentunya untuk masyarakat lokal di Malang, sering nonton pertunjukan Bantengan dan Jaranan?. Tapi tentunya belum tahu tentang sejarah awal mulanya sebelum menjadi seni pertunjukan,  bahkan seni pertunjukan tradisional ini hingga  saat ini menjadi kesukaan para kaum milenial?. Tentunya bagi para kamu mellenial yang memiliki kesempatan dan antusiasisme terhadap fenomena lokal, tentunya sangat tepat untuk dapat ikut jagongan di di Cafe Mesem dan Art Galeri, Rest Area De Forest, Tumpang. Cek gak salah paham.

Kegiatan diskusi tentang tradisi lokal ini diselenggarakan pada hari Jumat, tgl 18 Maret 2021. Pukul 19.00-24.00. WIB. Ditemani oleh Takim, pendekar Bantengan Galogodjati asal Jago Tumpang, Kusnanto Satrio Anusopati & Dwi Anggoro Pengrajin Bantengan Topengan serta kucingan, diskusi ini akan mengajak kamu untuk memahami lebih dalam tentang Bantengan dan Jaranan Dor khususnya di Era Milenial.

Seperti pada kegiatan yang telah dilaksanakan setiap bulan, setelah diskusi akan dilanjutkan dengan dengan Pembacaan Macapat Ngungak Ki Sholeh Adi Pramono, S.St dan Ki Supriono Hadi, S.Sn. syair-syair berbahasa Jawa ini  mungkin sudah asing di telinga nawak – nawak muda, dan pastine gak onok ndek play list hapemu. Makane yuk sesuk budhal. Ojo sampek lali.



Reporter              : Harda Gumelar
Editor                  : R. Hidajat

Posting Komentar untuk "Membongkar Seni Pertunjukan Tradisional Jawa dan Realitas Kalapan"