Inovasi dalam Pembelajarna Seni Di Sekolah

Target utama dalam pembelajaran adalah sebuah ‘perubahan sikap’ dalam diri peserta didik. Mereka belajar adalah bertolak dari kesadaran budaya, bahwa semua kepentingan hidup harus dilakukan dengan cara belajar.

                Pemahaman tersebut baik dalam pendekatan sosiologi atau antropologi seni mengisyaratkan, bahwa manusia memperoleh sebuah kemajuan tidak dikarenakan oleh sifat genetik, mamun adanya perubahan dalam diri peserta diri yang melalui proses transformasi belajar.

                Kehadirn guru dalam berbagai bentuk pengajaran selalu mendorong peserta didiknya selalu mendapatkan capaian perubahan, oleh karena itu dalam pembelajaran diisyaratkan adanya tiga aspek (1) konsep pengajaran, (2) proses pembelajaran, dan (3) evaluasi hasil belajar. Tiga aspek ini selalu dilakukan guru seni agar dapat diukur secara signivikan adanya perubahan dalam diri siswa.

Proses kreatif; siswa dan guru seni melakukan proses pembelajaran seni (Foto Ist.)

                Sistem pembelajaran seni juga berada dalam koridor tersebut, sehingga yang dimaksud dengan inovasi pembelajaran seni adalah sebuah konsep pembelajaran yang diterapkan melalui proses kreatif dan menghasilkan perubahan pada diri peserta didik. Sehingga tidak terjadi pandangan bahwa inovasi pembelajaran seni itu terletak dari hasil belajar, atau produk karya hasil belajar. Jika hal tersebut terjadi tentunya merupakan sebuah efek non instruksional. Karena bukan hal tersebut yang menjadi tujuan akhir.

                Inovasi pembelajaran seni mengedepankan guru, namun tidak menempatkan guru sebagai model. Namun guru seni adalah motivator yang selalu mengkondisikan peserta didik agar mampu melakukan proses kreatif.

                Proses kreatif adalah saat potensial dan merupakan waktu yang potensial membawa peserta didik memasuki kesadaran, bahwa proses kreatif itu merupakan saat yang potensial untuk menunjukan performan belajar yang bersifat ‘inovasi’. Sehingga penilaian hasil belajar yang menjadi perhatian guru seni adalah ‘sikap kreatif.’ Rublik untuk menilai ini memang kadang tidak menjadi fortopolio, karena dipandang bahwa peniliaian sikap dalam pembelajaran tradisional itu adalah sebuah rentang waktu. Sebagai contoh: seorang pembelajar wayang kulit yang nyantrik dari seorang dalang tradisional. Siswa mengikuti dengan sangat cermat berbagai tingkah laku seorang dalang senior. Hingga saat ini, Pendidikan seni di Indonesia masih menerapkan pola pembelajaran hal tersebut. Sehingga guru masih sangat kuat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai model belajar.

                Namun para guru seni dalam kepungan berbagai tenologi, maka upaya menempatkan diri dalam proses kreatif adalah sebagai motivator, yaitu orang yang tidak lagi berada di depan kelas. Namun bersama-sama menghantarkan siswanya mencapai kopetensinya.

                Selama proses kreatif itulah terjadinya ‘inovasi pembelajaran’ yaitu terjadi pembaharuan atau perubahan dalam diri peserta didiknya. Guru seni memperhatikan dan menyadari dan juga peserta didik dapat merasakan. Sehinga benar-benar sebuah pengalaman belajar yang menjadi utama.


Penulis                  : Robby Hidajat

Posting Komentar untuk "Inovasi dalam Pembelajarna Seni Di Sekolah"