Wayang Wong Sriwedari Surakarta

Salah satu adegan wayang wong Sriwedari (Foto ist.)
            DAMARIOTIMES - Sebelum menceritakan asal mula berdirinya perkumpulan Wayang wong Sriwedari, alangkah baiknya meninjau kembali asal mula dibagunnya sebuah taman  taman hiburan yang dikenal dengan sebutan  Kebun Raja (Kebun Raja). Pada waktu pemerintahan Sunan Paku Buwana II, terjadilah perang saudara, sehingga kraton Kartasura jatuh ke tangan lawan, sehingga Sunan Paku Buwana II mengungsi dan mendirikan kerajaan baru di Desa Sala, yang sekarang dikenal dengan nama Surakarta. Hingga raja-raja yang berikutnya pusat pemerintahan berpusat di Surakarta, yaitu: Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Pada pemerintahan Sunan Paku Buwana X, beliau memerintahkan pada patih Kanjeng Raden Adipati Sasraningrat IV untuk membuat sebuah pertamanan atau tempat hiburan. Maka atas perintah tersebut, Kanjeng Raden Adipati Sasradiningrat IV menyusun proyek pembangunan taman yang terletak di desa Tatawangi yang sekarang bernama desa Kadipalan. Pelaksanaan pembangunan proyek pertamanan tersebut dimulai pada tahun 1899, yang kemudian taman tersebut diberi nama kebon raja (Kebun Raja) yang sekarang kita kenal dengan nama Taman Hiburan Sriwedari di Surakarta.

Sebagai tempat hiburan dan obyek wisata, sungguhpun belum dikelola seperti saat ini, kebon raja (Sriwedari) juga dilengkapi dengan museum Radya Pustaka yang terletak di sebelah timur taman hiburan tersebut. Sungguhpun museum tersebut baru dibangun sejak tanggal 1 Januari 1913, bukan berarti semula tidak direncanakan. Sebab idialnya sebuah pusat rekreasi yang berada di tengah kota, sudah selayaknya kalau dilengkapi dengan pusat penyimpanan benda purbakala dan perpustakaan. Karena semua itu saling menunjang, terutama yang berkaitan dengan masalah sejarah kota dan budaya setempat. Namun yang teramat penting, sewaktu didirikan museum tersebut ada kegiatan lain, yaitu: kegiatan latihan Wayang Wong yang dilakukan oleh anak-anak, dan ada yang menyebut dengan latihan Wayang Alit (wayang kecil). Kegiatan tersebut waktu itu masih dilakukan di arena (tempat terbuka). Kegiatan menari untuk belajar wayang wong tersebut cukup lama, hingga tahun 1928. Sampai saat itu pula sudah kerapkali diadakan pementasan Wayang Wong dari hasil kegiatan tersebut. Selain dari Wayang anak-anak, lambat laun juga diikuti oleh orang-orang dewasa, di tempat yang sama hingga tahun 1930.

Semula taman Sriwedari dikelola oleh pihak istana Kasunanan Surakarta. Begitupula urusan latihan Wayang yang ada di sana, tetapi sekitar tahun 1930 segala urusan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Surakarta dan baru saat itu pula kegiatan Wayang dibangunkan tempat (gedung) pertunjukan yang permanent, sungguhpun masih sederhana.

Sedang nama “Sriwedari” untuk kegiatan Wayang Wong tersebut sudah amat dikenal oleh masyarakat, karena waktu itu merupakan satu-satunya pertunjukan yang ada di taman hiburan Sriwedari. Oleh karenanya pula Wayang Wong yang ada di sana disebut dengan Wayang Wong Sriwedari.

 


Reporter          : Harda Gumelar
Editor              : Marsam Hidajat

Posting Komentar untuk "Wayang Wong Sriwedari Surakarta"