Cak Atok, pemain ludruk dan Pimpinan Ludruk (Foto Ist,) |
DAMARIOTIMES - Banyak peristiwa yang menarik dalam
lingkungan kehidupan seniman ludruk, ada yang
menyenangkan, dan tidak sedikit yang menyedihkan, seperti
yang pernah di alami oleh pemain ludruk yang akrab dipanggil Cak Giarto.
Sugiarto Lahir tahun 1960,
dari pernikahan Rais dengan Siti Aisyah, pasangan asal Desa Suko Anyar RT 16/RW 06 Kecamatan
Wajak Kabupaten Malang. Ketika ditemui Damariotimes, pada tanggal 5 Desember 2021 di dusun Sono Desa Sempol Kecamatan
Pagak. Pimpinan Ludruk Gelora Budaya Malang ini
bercerita panjang lebar tentang pengalaman hidupnya selama menjadi Pemain
ludruk.
Atok Sugiarto yang sudah malang melintang hidup di
panggung ludruk, tentu saja telah merasakan pahit manisnya menjadi seniman
ludruk. Suka dan gembira
ketika akting di atas panggung dan mendapatkan
apresiasi dari penonton. Tapi juga ada duka, atau sedih
manakala di gedongan ludruk tidak laku, atau tanggapan
sepi.
Pemain ludruk
serba bisa ini ngludruk
mulai tahun 1979, pertama belajar ludruk Kampung Bina Satria, setelah bisa
akting dia ikut ludruk Bintang Purnama Pimpinan Cak Sampan ( alm ), di Grup
ludruk asal desa Ngebruk ini, Atok sering melihat Alimin menari Remo, dari
nyebeng, lama lama punya keinginan belajar
ngremo.
Pada tahun 1985 - 1990an, Cak Giarto
mulai di kenal kalangan seniman ludruk Malang. Waktu itu
dikenal sebagai penari
Remo Ludruk terbaik Jawa Timur. Pada tahun 1995 -1997 cak Giarto ngludruk tidak pernah pasang tarip, diberi honor
berapapun diterima dengan senang hati. Dia benar-
benar pejuang ludruk, dari kecintaannya terhadap ludruk.
40 tahun menjadi pemain ludruk, cak Atok Sugiarto
sudah lengkap pengalamannya sebagai seniman ludruk, mulai menjadi tukang
Gontok, Penari Remo, jadi lakon, pelawak, bahkan mulai tahun,2006 mendirikan
ludruk Gelora Budaya.
Diusianya yang sudah genap 60 tahun ini merasa
prihatin karena di Malang Sekarang sudah kehabisan pelawak, sementara pelawak
yang masih aktif usianya rata rata sudah memasuki usia 70 Tahun.
Sambil ngopi bareng di rumahnya Ica Tempat Pertunjukan
di Sono Indah Desa Sempol Kecamatan Pagak 5 Desember 2021, Pimpinan Ludruk yang
memiliki suara merdu ini berbincang-bincang kondisi ludruk, bahkan juga berharap
Pandemi Covid 19 segera berakhir, karena selama musim pagebluk ini Cak Giarto
sangat kecewa karena ordernya lima
tanggapan terpaksa dibatalkan karena yang mau
nanggap ludruk takut berurusan dengan satgas covid.
Sebagai Pimpinan Ludruk, dia juga sadar bahwa juragan
ludruk harus dekat dengan seniman ludruk, maka dia selalu menyempatkan diri
berkunjung ke rumah pemain yang pernah mendukung Gelora Budaya maupun yang
belum pernah ikut ludruk Gelora Budaya, tujuannya adalah mendekatkan batin
(hati) agar ketika dibutuhkan nanti mereka bersedia dengan setulus hati,
mengingat stok pemain ludruk di Malang sangat terbatas, Juragan ludruk harus
pandai-pandai merayu seniman ludruk.
Cak Giarto memang sangat baik hati dengan seniman
ludruk, maka sebelum Pandemi Covid 19 ludruk Gelora Budaya miliknya kerap
mengumpulkan Pemain se-Malang Raya tujuan utama bagi bagi rejeki
supaya teman teman seniman ludruk bisa kumpul ngopi bareng Pentas bareng,
ibaratnya Kripik Gedang godoh tela, titik edang pada krasa (keripik
pisang gorengan ubi, biar mendapatkan honor sedikit sama sama merasakan).
Maka jangan heran kalau nonton Ludruk
Gelora Budaya dipastikan pemainnya bisa lebih dari enam puluh orang.
Atok Sugiarto kiri Menari Remo bersama Mariono ( Foto ist ) |
Ceritanya, pada waktu
itu cak Giarto berangkat satu mobil dengan bosnya
(pimpinan ludruk) namun di tengah
perjalanan. Tiba-tiba ada ledakan di dalam mobil, dan mobil yang ditumpangi terbakar. Ledakan
tersebut disebabkan oleh obat mercon (bahan petasan) yang untuk
teknis untuk atraksi pada panggung ludruk. Karena peristiwa tersebut cak Giarto mengalami luka permanen
tangan kiri bibirnya menjadi cacat.
Peristiwa tersebut menjadi peringatan dan pelajaran
agar tidak membawa bahan peledak di mobil, karena hal tersebut bisa
membahayakan diri sendiri dan orang lain. Sungguhpun
sebelumnya juga tidak apa-apa. Sampai sekarang, peristiwa itu selalu teringat,
dan menjadi pertanyaan misteri apa yang ada dibalik peristiwa tersebut.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Misteri Cak Atok Sugiarto Terbakar di Dalam Mobil"