Warung Tuman, Makan Murah Dan Ramah Tidak Menguras Kantong

DAMARIOTIMES - Kebutuhaan makan para pekerja di kota sudah barang tentu mengandalakan para pengusaha warung makan. Warung-warung makan yang menjamur diberbagai sudut kota, seperti warung-warung Tegal di sekitar Jakarta.


Warung tuman (pojok) langganan makan murah meriah (Foto: Ist) 


            Di Malang, juga demikian. Ada warung-warung yang memang bukan untuk memenuhi selera makan, namun makan untuk kebutuhan mengisi perut agar dapat beraktivitas atau melaksanakan pekerjaan. Para pekerja atau tukang ojek online sangat membutuhkan warung makan yang murah meriah, seperti warung ‘pojok’. Namun oleh kru Damariotimes, warung pojok ini disebut warung tuman. Artinya warung yang akan dikunjungi berulang-ulang, karena memang tidak menguras kantong.

            Wayang tuman, berada di pojok Sekolah Menengah Pertama (SMPN 19) di Jalan Sampo, warung ini persis berada dipojok belakang SMP di simpang tiga jalan Belitung Kota Malang. Daerah ini berdekatan dengan kampung di bantaran sungai Metro, sungguhpun di sekitarnya juga perumahan masyarakat elit. Namun di wilayah ini tergolong masyarakat kelas bawah, mereka bekerja sebagai kuli bangunan, atau pedagang, dan buruh-buruh lepas.

Warung makan sederhana ini dikelola oleh mas Arifin dan Adit. Warung yang sudah buka pk. 07.00 WIB ini menyiapkan menu makanan sederhana seperti pecel, rawon, dan nasi campur. Lauk-lauk yang disediakan juga beragam, mulai dari tempe, tahu, mendol, dan gorengan lainnya.


Para pelanggan yang menikmati makanan di warung tuman (pojok) (Foto: Ist) 

            Warung ini selain pagi juga buka siang dan sore hari, tutup hingga jam 22.00 dengan menu yang bervariasi. Satu kali makan cukup dengan uang Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Tentunya makanan yang murah meriah ini sangat dibutuhkan oleh banyak orang, utamanya mereka yang tidak berkantong tebal.

            Para pengusaha warung-warung murah meriah ini memang sangat banyak, berbagai tempat yang dekat dengan pabrik-pabrik, bahkan juga di Lorong-lorong mall. Warung sederhana ini memang dibutuhkan untuk mereka yang sekedar menganjal perut, sehingga untuk faktor kelezatan menjadi nomor dua, yang penting takaran nasi cukup untuk bertahan dan memproduksi energi antara 3-4 jam, berikutnya disusul makan siang.

            Bagi mereka yang bepenghasilan pas-pasan, pas hanya untuk makan dirinya sendiri, dan sebagian untuk keluarga. Warung tuman (pojok) ini menjadi kenangan yang tak terlupakan. Karena dari bawah itu orang harus merangkat, meniti kehidupan yang pahit, menderita untuk benar-benar dapat beratahan dari kerasnya kehidupan.

 


 
Reporter          : Harda Gumelar
Editor              : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Warung Tuman, Makan Murah Dan Ramah Tidak Menguras Kantong"