"Swara Semesta Malang": Malam Taklukkan Rampal, Dewa 19 Merayakan Keabadian Nostalgia

 

Penonton yang membludak memenuhi lapangan Rampal (Foto ist.)

Damariotimes. MALANG – Udara dingin yang biasanya menusuk tulang di Malang seakan lenyap tak berbekas pada Sabtu malam, 18 Oktober. Di Lapangan Rampal, lautan manusia Baladewa sejati telah memadat. Dari para veteran berkemeja flanel yang menyimpan memori dekade '90-an hingga anak muda Gen Z dengan style kekinian, semua menunggu guyuran emas dari repertoar legendaris Dewa 19 dalam gelaran "Swara Semesta Malang."

Malam itu bukan sekadar konser; ia adalah ritual nostalgia kolektif, perayaan tiga dekade karya Ahmad Dhani dkk. Dan di tengah gemerlap panggung raksasa dan lighting spektakuler, kehebatan artistik Dewa 19 berhasil mengatasi tantangan alami Lapangan Rampal yang luas.

Setelah The Lantis berhasil menyuntikkan energi rock segar sebagai opening, atmosfer langsung berubah tegang sekitar pukul 20.30 WIB. Panggung sepenuhnya gulita. Video intro dramatis menggetarkan, dan sorakan penonton membahana, menyambut sang vokalis pertama.

 

Magis yang Tak Terkalahkan Sang Ari Lasso

Ketika Ari Lasso mengambil alih panggung dengan setelan elegannya, Rampal serentak melebur dalam haru. Ia membuka dengan "Hampa," dan seketika, ribuan senter ponsel berubah menjadi lautan bintang statis yang menakjubkan. Momen Ari Lasso membawakan "Cinta Kan Membawamu Kembali" adalah puncak emosi, di mana lirik-lirik Dhani terasa begitu personal.

Meskipun venue outdoor ini selalu memiliki tantangan reverb di area tengah, vokal Ari Lasso yang kuat dan penuh karakter mampu menembus hambatan tersebut, memastikan emosi lagu tersampaikan sepenuhnya.

Rima (31), Penonton Silver dari Malang, menggambarkan keharuannya: "Aku benar-benar nangis denger 'Kuhapus Air Mataku,' karena liriknya dalam banget. Walaupun volume musiknya besar, power vokal Mas Ari tetap merasuk dan kami bisa menyanyikannya bersama. Itu sepadan."

 

Dinamika Panggung yang Memukau

Puncak show tiba ketika formasi inti Dewa 19 berkolaborasi dengan Ello dan Virzha. Lighting panggung berubah liar dan agresif, menyoroti riff gitar tajam Andra. Secara showmanship, mereka tak tertandingi. Ello membawa groove santai namun rock ke lagu "Cukup Siti Nurbaya," sementara Virzha unggul dalam membawakan balada dengan kekuatan vokalnya.

Saat setlist mencapai klimaks pada "Kangen" dan "Pupus," band membuktikan kematangan teknis mereka. Di tengah venue yang luas, mixing yang cerdas memastikan lagu-lagu terasa megah dan powerful.

Taufik (28), Penonton Gold dari Surabaya, memberikan pujian: "Dewa 19 malam ini masterpiece! Walaupun ada tantangan suara khas lapangan terbuka, skill bermusik Andra yang super clean dan energi Ello-Virzha membuat pertunjukan tetap terasa megah dan luar biasa. Momen klimaks di 'Pupus' berhasil bikin merinding."

 

Kualitas Produksi

"Swara Semesta" adalah bukti nyata keabadian karya Dewa 19. Dari sisi artistik, setlist cerdas, perform musisi yang matang, dan desain panggung megah semuanya patut diacungi jempol. Kualitas produksi yang tinggi berhasil meminimalkan kekurangan venue Lapangan Rampal.

Pihak promotor dan tim produksi patut diapresiasi karena komitmen mereka dalam menghadirkan show yang berkesan. Bapak Aris (Kepala Produksi Swara Semesta) menjelaskan, "Kami sadari Lapangan Rampal adalah tantangan, namun kami menggunakan setup sound terbaik dan kerja keras tim teknis berhasil memastikan pengalaman Baladewa tetap optimal."

Ribuan Baladewa pulang membawa kenangan yang sangat berharga. Malam itu adalah perayaan yang hangat, emosional, dan powerful. Dewa 19 tidak hanya sekadar bermain; mereka menaklukkan Rampal.

 

Kontributor: Muhammad Rivqi Al Azhar

 

 

Berbagi :