![]() |
Paguyuban Seni Religi (PASER) Sleman Yogyakarta (Foto ist.) |
Damariotimes. SLEMAN
– Setiap pertunjukan seni yang mampu memukau dan berjalan mulus, baik
pementasan modern maupun tradisional, ternyata memiliki satu rahasia utama:
perencanaan dan pelaksanaan Tata Teknik
Pentas yang cermat. Hal ini diungkapkan oleh Drs. Suparno, pembina Paguyuban
Seni Religi (PASER) Sleman, dalam sebuah Sarasehan Lembaga Induk Kebudayaan
PASER Kabupaten Sleman yang digelar pada Rabu, 15 Oktober 2025 di Serambi
Masjid At-Taqwa, Tinjon Madurejo Prambanan.
Menurut
Drs. Suparno, Tata Teknik Pentas adalah disiplin ilmu dan praktik mendasar yang
mengatur seluruh elemen teknis dan artistik sebuah pertunjukan. Tujuannya
sangat jelas, yakni menciptakan suasana yang tepat, mendukung alur cerita, dan
menjamin pengalaman yang tidak hanya menarik, tetapi juga lancar bagi penonton
dan seniman.
“Kesuksesan pementasan ditentukan oleh sinergi berbagai elemen krusial,” ujar Drs. Suparno. Ia merinci bahwa elemen-elemen tersebut meliputi Tata Panggung (pengaturan ruang dan dekorasi), Tata Rias dan Tata Busana (mengubah penampilan pemeran sesuai karakter), Tata Cahaya (menciptakan suasana dramatis dan efek visual), Tata Dekorasi (latar belakang visual), dan Tata Suara (penopang audio agar terdengar jelas). Secara keseluruhan, unsur-unsur ini berfungsi melancarkan pertunjukan, memperkuat ekspresi, menciptakan atmosfer, dan memberikan kepuasan estetika tinggi kepada khalayak.
![]() |
Drs. Suparno (baju batik) sebagai narasumber (Foto ist.) |
Penerapan Ketat pada Seni Hadroh
Dalam
paparannya, Drs. Suparno juga menyoroti penerapan tata teknik pentas dalam
konteks seni tradisional Islam, yaitu Pentas
Seni Hadroh. Seni Hadroh yang spiritual, kental dengan musik tradisional
dan shalawat, memerlukan kerangka pelaksanaan yang sangat terstruktur, terutama
saat diselenggarakan dalam format lomba.
Pedoman
teknis Hadroh sangat detail dan ketat. Ia mencontohkan, jumlah peserta dibatasi
9-15 orang per grup, dengan durasi tampil antara 7 hingga 15 menit. Yang paling
ditekankan adalah larangan penggunaan alat musik elektrik; peserta wajib
menyiapkan sendiri peralatan Hadroh yang bersifat tradisional. Aturan busana pun
harus dipatuhi, yaitu pakaian muslim/muslimah yang sopan, rapi, dan menutup
aurat.
Aspek
pelaksanaan juga menuntut kedisiplinan tinggi, mulai dari kehadiran tepat
waktu, urutan tampil sesuai undian, hingga kepatuhan terhadap sinyal waktu.
Kriteria Penilaian: Menjaga Mutu
dan Adab
Drs.
Suparno menjelaskan, penilaian dalam lomba Hadroh fokus pada tiga aspek utama: Vokal (kualitas, intonasi, penghayatan
lirik), Musik (teknik,
kekompakan, harmonisasi), dan Penampilan
(busana, adab, ekspresi, dan penguasaan panggung).
“Kriteria
penilaian yang ketat ini bukan hanya untuk menentukan pemenang, tetapi kunci
untuk menjaga keadilan dan mutu dari pementasan hadroh, sekaligus memastikan
pementasan berlandaskan nilai-nilai Islami yang dihayati dengan baik,” tutup
Drs. Suparno dalam Sarasehan yang dipimpin oleh Musdiyanto dari Kelompok
Sholawat Jawa Tombo Ati tersebut.
Acara
Sarasehan yang bertujuan untuk melestarikan dan mewariskan kebudayaan ini
dihadiri oleh berbagai pegiat seni religi dan berlangsung hingga selesai pada
malam hari di lokasi tersebut.
Konteributor : S. MAN (Yogya)
Posting Komentar untuk "Drs. Suparno Ungkap Rahasia Pementasan Sukses: Tata Teknik Pentas Kunci Mutlak Estetika dan Kelancaran"