Mengungkap Makna Topeng Madura: Studi Identifikasi Koleksi di Museum Mpu Tantular


Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dan Dr. Tri Wahyuningtyas, M.Si. mengamati topeng Madura lakon Ramayana (Foto ist.)


Damariotimes. Topeng Madura, lebih dari sekadar kerajinan kayu, adalah warisan budaya yang kaya akan filosofi dan makna tersembunyi. Setiap pahatan, gerakan, dan warna pada topeng memiliki pesan tersirat yang mencerminkan karakter budaya Madura. Dalam upaya melestarikan dan mendalami kekayaan ini, para peneliti seperti Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dan Dr. Triwahyuningtyas, M.Si. dari Universitas Negeri Malang melakukan identifikasi koleksi topeng di Museum Mpu Tantular pada tanggal 17-19 September 2025. Penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam ciri khas topeng Madura, yang berbeda dari topeng di daerah Jawa lainnya.

 

Filosofi Topeng Dalang Mandura

Dalam seni topeng Dalang Madura, setiap elemen memiliki makna. Gerakan tari para pemain, misalnya, memadukan kekerasan dan ketegasan khas Madura dengan kelembutan yang lebih feminim ala Jawa. Perpaduan ini menunjukkan akulturasi budaya yang unik.

Konsep karakter tokoh juga dimodifikasi sesuai dengan daerah asalnya. Contohnya, tokoh Suyudana dari lingkungan Astina. Jika di Jawa Tengah dan Solo Suyudana digambarkan sebagai raja yang keras dan kasar, di Madura ia dicitrakan sebagai raja yang lembut dengan topeng berwarna hijau. Modifikasi ini menunjukkan bagaimana budaya lokal menyesuaikan narasi besar agar sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut.

 

Topeng Berukiran Sederhana

Setelah mengamati secara seksama, tim observasi dari UM terkesan koleksi-koleksi topeng di Museum Mpu Tantular; sederhana dan kaku ukirannya. Karakteristik ini diyakini mencerminkan pembawaan karakteristik seniman orang Madura yang terkenal keras, akan tetapi ukiran topeng polos dan jujur. Kesederhanaan itu memang menunjukan pola-pola yang tidak memiliki korelasi dengan ukiran yang ada di candi-candi.

 

Keunikan Bentuk dan Warna Topeng Madura

Topeng Madura pada umumnya memiliki bentuk yang lebih kecil. Ukurannya, yang hanya seluas telapak tangan, tidak sepenuhnya menutupi wajah penari, terutama bagian dagu. Hal ini menciptakan nilai estetika tersendiri karena gerakan dagu penari tetap terlihat, menambah ekspresi pada pertunjukan.

Meskipun sederhana, ukiran di bagian atas kepala topeng dihiasi dengan berbagai ragam hias, seperti bunga dan lambang nilai-nilai yang luhur. Ragam hias ini sering digunakan untuk menggambarkan tokoh-tokoh dari lakon-lakon Mahabarata dan Ramayana.

Penggambaran karakter juga terlihat dari pemilihan warna:

  • Warna Putih: Untuk tokoh yang berjiwa bersih dan jujur.
  • Warna Merah: Digunakan untuk tokoh yang tenang dan penuh kasih sayang (misalnya tokoh Yudistira).
  • Warna Hitam: Melambangkan tokoh yang arif bijaksana dan bersih dari nafsu duniawi (misalnya tokoh Krisna).
  • Warna Kuning Emas: Untuk menggambarkan tokoh yang anggun dan berwibawa (misalnya tokoh Subadra).

Analisis mendalam terhadap ciri-ciri ini menjadi bagian penting dari tugas para peneliti dari Universitas Negeri Malang. Dengan mengidentifikasi setiap detail pada koleksi topeng, mereka dapat mengonfirmasi dan memperluas pemahaman kita tentang topeng Madura sebagai cerminan budaya yang kaya dan otentik.

 

Reporter : MAH

 

1 komentar untuk "Mengungkap Makna Topeng Madura: Studi Identifikasi Koleksi di Museum Mpu Tantular"

  1. Dheaniary amalia putri22 September 2025 pukul 14.47

    artikel ini berguna sekali karna memberikan penjelasan penting tentang topeng madura secara tuntas, mulai dari penggunaan warna dan pengertian

    BalasHapus