![]() |
Moch Soleh AP bersama akademisi dari Bangkok Thailand (Foto ist.) |
Damariotimes. Wayang Topeng Malang seni pertunjukan tradisional yang nasinya berdenyut sebagai
budaya Malang, bahkan telah mengukir jejak di kancah seni tradisi Indonesia. Tampilannya
bukan hanya gerakan dan topeng-topeng
berukir yang dikenakan oleh tokoh-tokohnya yang memerankan lakon Panji. Wayang Topeng Malang merupakan cerminan
kekayaan filosofi, sejarah, dan nilai-nilai luhur yang terus digali oleh banyak
seniman dan peneliti. Oleh karena itu,
sebuah kesempatan langka dilakukan untuk
menyelami lebih jauh dan mendalam tentang dunia Wayang Topeng Malang melalui diskusi
bersama Maestro Wayang Topeng Malang, yaitu Moch Soleh Adi Pramono.
Bersama Sang Maestro: Ki Soleh Adi
Pramono
Diskusi istimewa ini akan
menghadirkan salah satu maestro Wayang Topeng Malang yang paling disegani, Ki
Moch Soleh Adi Pramono, S.S.T. Beliau adalah seorang seniman yang tidak
hanya mumpuni dalam olah gerak, tata panggung, dan pahatan topeng, tetapi juga
merupakan pewaris tradisi turun-temurun dari garis keluarga seniman topeng di
Tumpang, Kabupaten Malang. Semua keluarganya seniman, penari, dan pengelola
seni pertunjukan, bahkan ada yang pernah menjadi PNS bidang kesenian di
Kabupaten Malang, bahkan keponakannya menjadi dosen di Universitas Negeri
Malang, yang membidangi seni pertunjukan
Ki Soleh Adi Pramono: Penjaga,
Pewaris, dan Inovator Tradisi
Ki Moch Soleh Adi Pramono, yang akrab disapa Mbah Soleh, adalah figur sentral
dalam upaya pelestarian dan pengembangan Wayang Topeng Malang. Beliau bukanlah
sosok sembarangan; darah seni mengalir kental dalam dirinya sebagai keturunan
langsung seniman pewaris Wayang Topeng dari wilayah Tumpang, Kabupaten Malang,
sebuah daerah yang menjadi salah satu sentra penting seni topeng di Jawa Timur.
Keahlian tradisionalnya diperkaya pula dengan bekal akademis dari Institut
Seni Indonesia Yogyakarta, sebuah institusi pendidikan seni terkemuka di
Indonesia. Kombinasi antara warisan tradisi yang mendalam dan pendidikan formal
ini menjadikan Mbah Soleh sosok yang memiliki pemahaman komprehensif, baik dari
sisi praktik maupun teori, tentang seni Wayang Topeng.
Malang sendiri telah lama dikenal
sebagai salah satu barometer nasional seni tradisi, khususnya Wayang
Topeng. Keunikan Wayang Topeng Malang terletak pada khasanah cerita Panji
yang sangat kaya. Kisah-kisah Panji, yang berakar pada legenda lokal Jawa,
menawarkan alur yang mendalam, penuh intrik, petualangan, dan nilai-nilai
moral. Dalam setiap pertunjukannya, Wayang Topeng Malang tidak hanya
menyuguhkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan filosofis yang
relevan dengan kehidupan. Melalui diskusi bersama Mbah Soleh, para peserta
mendapatkan wawasan mendalam tentang bagaimana cerita-cerita Panji
diinterpretasikan dan dihidupkan melalui gerak, musik, dan karakter topeng.
Sentuhan Mistis dalam Keindahan dan
Penjiwaan Seni
Dalam dunia seni tradisi, tak jarang
kita merasakan adanya kesan mistis yang menyelimuti setiap pertunjukan,
dan hal ini berlaku pula pada tari topeng. Namun, "mistis" di sini
bukanlah tentang hal-hal gaib dalam pengertian umum, melainkan tentang "ruh
penjiwaan seni tradisi" yang begitu mendalam. Ki Soleh Adi Pramono
kerap mengupas bagaimana setiap proses, mulai dari pemilihan kayu, pahatan
topeng, hingga pada setiap gerak tariannya, melibatkan koneksi mendalam antara
seniman dengan karya.
Ini adalah tentang bagaimana seniman
menyatu dengan karakter yang diperankan, menjiwai setiap emosi dan pesan yang
ingin disampaikan. Mistisisme ini juga tercermin dalam penghormatan terhadap
leluhur dan tradisi yang telah mewariskan seni luhur ini secara turun-temurun.
Ini adalah kekuatan ekspresi yang mampu menyentuh relung jiwa penonton, membawa
mereka masuk ke dalam dimensi kisah dan emosi yang tak terbatas.
Diskusi bersama Ki Soleh Adi Pramono
telah menjadi jembatan berharga bagi khalayak luas untuk berinteraksi langsung
dengan sang maestro, menguak lebih dalam keindahan, filosofi, dan sejarah di
balik salah satu warisan budaya paling berharga di Indonesia: Wayang Topeng
Malang. Sebuah warisan yang tidak hanya diam di museum, tetapi terus berdenyut
hidup dalam setiap gerak dan topengnya.
Reporter : M. Gum.
Posting Komentar untuk "Menguak Kedalaman Wayang Topeng Malang: Diskusi Bersama Maestro Ki Soleh Adi Pramono"