![]() |
ramayana merupakan potensi seni pertunjukan wisata Indonesia (Foto ist.) |
Damariotimes. Saya hamper 3 tahun
ini mengamati beberapa distinasi pariwisata di Indonesia; dengan segala keragaman penampilannya,
utamanya pada ‘seni pertunjukan’. Pariwisata di Indonesia memiliki banyak
potensi yang belum sepenuhnya digali dalam sektor pariwisata.
Jika diperhatikan, salah satu
potensi yang sangat berharga dan masih terabaikan adalah seni pertunjukan. Seni
pertunjukan tradisional Indonesia, memiliki kekayaan berbasis tradisi dan
budaya adatnya, bahkan potensi ekonominya besar dalam menggerakkan sektor
pariwisata di tingkat global. Seni pertunjukan tradisisi yang dimiliki
Indonesia, misalnya seni tari, musik, teater, dan ritual adat memiliki daya
tarik yang kuat bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang mencari
pengalaman lebih dalam tentang kekayaan budaya Indonesia.
Keberagaman seni pertunjukan tradisional
Indonesia sudah barang tentu tidak terlepas dari latar belakang sejarah dan
budaya yang berkembang di setiap daerah, seperti yang telah saya sebutkan di
depan. Bahwa seni pertunjukan tradisional memiliki ekologi yang bersumber dari
ritual adat, dan juga berbagai fungsi yang pada masa lalu menyangga budaya adat
disetiap daerah.
Berbagai daerah pusat-pusat seni pertunjukan
dengan keragaman etniknya, setiap suku bangsa memiliki bentuk seni pertunjukan
yang khas dan unik, bahkan di dalam setiap tampilan memiliki karakteristik yang
mencerminkan identitas keestnikannya. Tari kecak dari Bali, merupakan
satu-satunya seni pertunjukan wisata yang telah dikenal oleh masyarakat
internasional sejak tahun 1930-an, selain dari pada itu banyak wisatawan
mancanegara yang mengenal wayang kulit dari Jawa, dan musik karawiatan dari
Jawa dan Bali. Saya menunjukan potensi tersebut benar-benar telah tumbuh dan
memberikan daya Tarik bagi wisatawan
asing yang datang ke Indonesia. Mereka
menikmati seni pertunjukan tidak hanya mendapatkan hiburan, namun juga
mendapatkan edukasi yang bersifat humanis, spiritual, dan filosofis. Potensi
ini, bila dikelola lebih lanjut dapat memberikan daya tarik utama bagi
pariwisata yang berbasis budaya Indonesia.
Saya menegaskan, bahwa seni
pertunjukan sebagai salah satu bagian dari sektor pariwisata belum secara total
memberikan devisa, karena masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya
adalah kurangnya promosi. Promosi wisata kita tidak jarang hanya untuk media
wisata ke mancanegara bagi sejumlah orang tertentu. Sehingga kondisi ini yang
tidak secara optimal. Mereka yang berangkat harus mempunyai tanggung jawab yang
dibebankan secara optimal. Mereka membawa misi sebagai ambassador budaya yang
sedang tumbuh dan dikembangkan sebagai objek wisata potensial di tanah air.
Mohon dapat dipahami, bahwa banyak
daerah yang memiliki seni pertunjukan tradisional yang sangat menarik, tidak
semua wisatawan tahu tentang keberadaannya, kadang seni pertunjukan itu hanya
muncul di ranah lomba, kompetisi untuk membuat seni pertunjukan itu menjadi
sangat jauh dari kepentingan wisatawan. Hal ini berhubungan dengan minimnya
infrastruktur promosi dan jaringan distribusi yang bisa memperkenalkan
seni-seni tersebut ke khalayak lebih luas. Beberapa festival seni lokal yang
diadakan di daerah-daerah belum cukup untuk menarik perhatian wisatawan
mancanegara, meskipun mereka menyuguhkan pengalaman budaya yang autentik. Salah
satunya iven dan tanggal yang tidak memiliki kepastian, kalender wisatanya
tidak terencanakan.
Tantangan dalam hal pelestarian seni
pertunjukan juga menjadi bagian yang bersifat prioritas, sehingga kebutuhan
internal menjadi agenda utama dari pada kebutuhan eksternal sebagai tampilan
sajian wisata. Agenda yang digunakan sebagai tujuan yang dipandang potensial
adalah banyak seni pertunjukan tradisional yang semakin langka seiring
berjalannya waktu, karena generasi muda lebih tertarik pada hiburan modern dan
global. Maka dilakukan pelatihan secara internal, namun tidak serta merta
mereka memang di didik sebagai penyaji wisata. Pendidikan dan pelatihan dalam
seni pertunjukan juga menjadi salah satu aspek yang bersifat agenda internal
bidang Pendidikan dan kebudayaan. Bahkan banyak seniman muda yang tidak
memiliki kesempatan mendapatkan sertivikasi sebagai penyaji wisata, mereka
ditgunakan oleh hotel-hotel secara indisdantal. Hal ini mengancam kelangsungan
hidup seniman seni pertunjukan tradisional di masa depan, sekaligus membatasi
potensi pariwisata yang bisa dikembangkan dari seni ini.
Beberapa inisiatif telah mulai
membawa perubahan dalam hal ini. Salah satu contoh sukses yang patut dicontoh
adalah Festival Pesona Mentawai di Sumatera Barat. Festival ini bukan hanya
menawarkan keindahan alam, tetapi juga menampilkan seni pertunjukan tradisional
Mentawai yang kaya akan nilai budaya. Dalam festival ini, wisatawan bisa
menyaksikan tarian adat, ritual pernikahan tradisional, dan berbagai
pertunjukan lainnya yang memukau. Event seperti ini, yang menggabungkan seni
pertunjukan dengan daya tarik wisata alam, terbukti efektif menarik wisatawan
dan memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional. Hal ini penting, dan
harus benar-benar dapat disinergikan dengan pusat-pusat pendidikan paraiwisata.
Pemerintah tentunya menyadari
pentingnya mengintegrasikan seni pertunjukan dalam pengembangan sektor
pariwisata. Dalam beberapa tahun terakhir, program-program yang bertujuan untuk
mempromosikan seni pertunjukan tradisional, seperti program “Wonderful
Indonesia”, telah banyak digalakkan. Melalui program ini, pemerintah berharap
dapat menarik lebih banyak wisatawan internasional untuk datang ke Indonesia
dan menikmati kekayaan seni budaya lokal. Namun, yang terpenting dalam
pengembangan ini adalah kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor
swasta dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pelestarian dan pengembangan
seni pertunjukan sebagai bagian dari pariwisata.
Pengembangan teknologi dapat membuka
peluang baru bagi seni pertunjukan untuk berkembang. Dengan semakin
berkembangnya teknologi digital, seni pertunjukan tradisional bisa
diperkenalkan melalui berbagai platform online, seperti media sosial dan
streaming. Hal ini memungkinkan seni pertunjukan yang semula hanya bisa
dinikmati oleh masyarakat lokal, kini dapat diakses oleh audiens global.
Digitalisasi seni pertunjukan juga bisa menjadi sarana untuk mendokumentasikan
dan mengarsipkan tradisi-tradisi seni yang mulai langka, sehingga dapat
dipelajari oleh generasi mendatang.
Sebagai negara dengan beragam suku
dan budaya, Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan melalui
seni pertunjukan. Jika sektor ini dikelola dengan lebih baik, bukan hanya bisa
meningkatkan angka kunjungan wisatawan, tetapi juga membuka peluang ekonomi
baru bagi masyarakat lokal. Seni pertunjukan dapat menjadi salah satu ujung
tombak dalam promosi pariwisata Indonesia, yang tidak hanya mengandalkan
keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang mendalam. Untuk itu, perlu ada
upaya yang lebih serius dalam memajukan seni pertunjukan, mulai dari
pendidikan, promosi, hingga penguatan kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat.
Saya menegaskan lebih lanjut, bahwa
seni pertunjukan merupakan jendela yang memperlihatkan betapa indah dan kayanya
budaya adat tradisi Indonesia. Bangsa yang kaya seni budaya dan masa lalunya
yang unik, bahkan daripada tampilan seni pertunjukan dapat memberikan pengajaran
nilai-nilai luhur, dan membangun koneksi dengan masyarakat secara global.
Indonesia memiliki segala yang dibutuhkan untuk menjadikan seni pertunjukan
sebagai bagian penting dari industri pariwisatanya. Kunci sukesenya terletak pada upaya perencanaan, pengelolaan,
dan upaya mengelola dan mempromosikan potensi tersebut perlu dilakukan secara
berkelanjutan. Jika hal ini dilakukan dengan sistematis, daoat menjadi magnet
bagi wisatawan dari seluruh penjuru dunia.
Tim Damariotimes.
Dengan mengangkat seni pertunjukan lokal seperti tari, wayang, dan musik tradisional, pariwisata Indonesia tidak hanya akan lebih beragam, tetapi juga lebih bermakna. Semoga ke depan ada kolaborasi nyata antara pelaku seni, pemerintah, dan industri pariwisata untuk menghidupkan potensi ini di berbagai daerah.
BalasHapus