Menggali Jejak Sendratari Ramayana: Kisah Epik Wayang Jawa di Panggung Prambanan

 


pementasan Ramayana di Panggung Terbuka Prambanan (Foto ist.)

Damariotimes. Sendratari Ramayana merupakan seni pertunjukan yang memiliki akar sejarah dalam kebijakan pemerintah Republik Indonesia yang terkait pengembangan sektor pariwisata di era tahun 1960-an. Ketetapan MPRS Nomor 1/MPRS/1960 menjadi tonggak penting untuk menetapkan seni pertunjukan sebagai salah satu sarana daya tarik  wisatawan mancanegara ke Indonesia. Seperti di Pulau Bali, pulau Dewata dengan kekayaan seni pertunjukan tradisional itu tidak lekan dari kekaguman para wisatawan, namun pemerintah ingin memperluas cakupan ini ke daerah lain, termasuk Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi Prambanan, dengan kekayaan sejarah dan kebudayaannya, menjadi pilihan yang tepat untuk mengembangkan seni pertunjukan. Dibangunlah panggung terbuka Roro Jonggrang di area Candi Prambanan sebagai tempat untuk menggelar seni pertunjukan kolosal. Ide untuk mengusung wiracarita Ramayana dalam bentuk Sendratari yang muncul dari ide Menteri G.P.H. Djatikoesoemo, terinspirasi oleh pertunjukan Ballet Royal du Cambodge di Angkor Wat, Kamboja.

Sendratari Ramayana sendiri merupakan istilah yang dicetuskan oleh Anjar Asmara, seorang dramawan muda dari kota Yogyakarta  pada tahun 1961, namun kata sendratari menjadi lebih populer dengan  istilah "Ballet Ramayana". Pilihan kisah Ramayana sebagai materi pertunjukan didasarkan pada kepopulerannya yang meluas di Asia Tenggara. Pada tanggal 25 Mei 1961, Sendratari Ramayana pertama kali dipentaskan, menggabungkan tari tradisional dengan musik Gamelan Jawa.

Pentas perdana ini menjadi tonggak bersejarah dalam perkembangan seni pertunjukan di Indonesia. Sendratari Ramayana semakin dikenal luas dan menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia. Dengan sentuhan seni tari yang indah dan musik Gamelan yang khas, pertunjukan ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi penonton tentang nilai-nilai budaya dan mitologi yang kaya dalam kisah Ramayana.

Melalui Sendratari Ramayana, Candi Prambanan tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah tetapi juga menjadi panggung bagi ekspresi seni dan kebudayaan Indonesia yang mendalam. Keberhasilan pertunjukan ini mengukuhkan peran seni pertunjukan dalam mempromosikan pariwisata dan mengangkat martabat budaya Indonesia di mata dunia.

  

Reporter : R.Dt.

Editor     : MAH

Posting Komentar untuk "Menggali Jejak Sendratari Ramayana: Kisah Epik Wayang Jawa di Panggung Prambanan"