Kota Malang dan Perkembangan Seni Tari

 







Kelompok Wayang Orang Ang Hien Hoo (Foto koleksi Malik)

Damariotimes. Kota Malang, dengan pesona alamnya yang memesona dan kehidupan budaya yang kaya, telah menjadi latar belakang yang subur bagi perkembangan seni tari yang menarik dan beragam. Sejak zaman dahulu, seni tari tradisional telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Malang, mewarnai berbagai peristiwa penting dalam kehidupan sehari-hari, ritual adat, hingga perayaan budaya.

Sejarah seni tari tradisional di Kota Malang mencerminkan kekayaan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu contoh yang mencolok adalah Tari Kelasik gaya Surakarta; Gambyong, Golek, Karonsis, Merak, atau tari Kijang; tarian yang populer dan menggambarkan keceriaan serta keindahan gerakan yang mengalir seperti aliran air. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam berbagai upacara adat, pernikahan, atau festival budaya sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan. Khususnya di tahun 1960an. Bahkan di pendapa Kabupaten Malang Jl. Merdeka Barat pernah diselenggarakan Lomba Tari Klasik gaya Surakarta. Para Juri didatangkan dari Surakarta. Di tahun tersebut juga populer kelompok Wayang Orang Ang Hien Hoo yang tidak aktif di tahun 1967, tapi di tahun 1980an mulai bangkit kembali. 

Pendidikan seni tari juga memainkan peran penting dalam memelihara dan mengembangkan bakat-bakat seni di Kota Malang. Sekolah-sekolah dan lembaga seni menjadi tempat bagi para generasi muda untuk belajar dan mengasah kemampuan mereka dalam seni tari tradisional maupun modern. Bahkan di tahun 1970an, setiap HUT RI di tanggal 17 Agustus selalu diselenggarakan tari Masal di Stadion Gajahyana Malang. Hal ini membantu mempertahankan keberlanjutan seni tari tradisional sambil juga membuka ruang untuk eksplorasi dan inovasi baru, utamanya bagi para seniman tari yang mengembangkan komunitasnya.

Pentas seni di Kota Malang menjadi ajang bagi para seniman tari untuk menampilkan karya-karya mereka. Teater-teater dan tempat seni lainnya menjadi panggung yang hidup dengan gerakan-gerakan yang anggun, cerita yang dalam, dan pesan-pesan yang mendalam. Kolaborasi antara seniman tari dengan para seniman dari bidang lain, seperti musik, teater, atau seni visual, memberikan warna baru dan dimensi yang lebih luas dalam pengalaman seni bagi penonton. Kegiatan tersebut banyak diselenggarakan oleh DKM.

Kreativitas dan inovasi seni tari terus berkembang di Kota Malang. Seniman-seniman tari berusaha untuk mengeksplorasi berbagai tema, teknik, dan gaya gerakan yang mencerminkan zaman dan aspirasi masyarakat modern. Dari tradisional hingga kontemporer, seni tari di Kota Malang terus memberikan inspirasi, hiburan, dan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang menyaksikannya. Namun setelah pendemi Covid-19 dinamika perkembangan seni tari semakin tidak menunjukan gairahnya.

 

Tim Damariotimes.

Editor : R.Dt.

  

Posting Komentar untuk "Kota Malang dan Perkembangan Seni Tari"