Drama Ritual Sengsara Yesus di Paroki Yohanes Pemandi Janti: Pengalaman Mendalam Penghayatan keimanan danEkspresi Seni


Yesus di temui Yudas dan Tentara yang akan menangkapnya (Foto Ist.)




         Damariotimes. Drama ritual adalah sebuah persembahan seni yang menggabungkan elemen keagamaan, budaya, dan seni secara menyeluruh. Dalam suatu komunitas keagamaan, seperti yang terjadi di Paroki Yohanes Pemandi Janti, Orang Muda Katolik (OMK) menampilkan drama ritual yang menggambarkan kisah Sengsara Yesus pada Jumat Agung, 29 Maret 2024. Pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual kepada masyarakat dalam konteks hari-hari penting keagamaan.

Pertunjukan drama ritual Sengsara Yesus ini diarahkan untuk dapat dirasakan secara mendalam oleh para penontonnya. Para pemainnya tidak sekadar memerankan tokoh-tokoh dalam cerita, tetapi juga menggali emosi dan makna di balik setiap adegan. Misalnya, dalam peran Petrus yang menyesali pengingkaran kepada Yesus sebanyak tiga kali, atau Yudas Iskariot yang menjual Yesus dengan 30 keping emas, dilema moral dan pertobatan mereka disampaikan dengan penuh keikhlasan.


Yudas Iskaritot memamerkan 30 keping emas, di belakangya tampak setan mengikutinya (Foto ist.)

Namun, sorotan terbesar jatuh pada aktor yang memerankan Yesus. Pembawaannya yang tenang dan mampu menahan penderitaan, menciptakan suasana yang memukau bagi para penonton. Dalam adegan-adegan dramatis seperti penyaliban dan penyaliban, penjiwaan yang mendalam dari aktor ini mampu menggerakkan hati para penonton dan memperdalam penghayatan akan makna paskah.

Eksplorasi seni dalam drama ritual juga terlihat dari penggunaan elemen-elemen seperti musik, kostum, dan dialog yang terinspirasi dari cerita-cerita dalam Alkitab. Musik yang mengiringi pertunjukan memberikan nuansa emosional yang kuat, sementara kostum dan aksesori menciptakan suasana yang autentik sesuai dengan setting cerita. Dialog-dialog yang diucapkan oleh para pemain, yang didasarkan pada teks Alkitab, juga menggugah pemikiran dan perasaan penonton. Sutradara mengabungkan antara model drama realis dan simbolik, sehingga memunculkan "setan" yang menjadi penggoda para murid Yesus ditambilkan. Model pengabungan ini menjadi daya tarik yang sangat kuat, sehingga umat mampu lebih dalam menangkap gagasan yang ditampilkan. 

Melalui drama ritual ini, komunitas Paroki Yohanes Pemandi Janti tidak hanya menguatkan identitas budaya mereka, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang mendalam. Kisah-kisah penting dalam Alkitab dipersembahkan dengan penuh penghormatan dan keimanan, memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas tersebut.

Tidak hanya sebagai pertunjukan seni semata, drama ritual ini juga menjadi sarana untuk mendalami nilai-nilai keagamaan dan meningkatkan hubungan sosial antarumat. Pengalaman kolektif yang didapatkan dari menyaksikan pertunjukan ini membantu memperdalam makna paskah dan mempererat ikatan spiritual antaranggota komunitas.

Dengan demikian, drama ritual Sengsara Yesus di Paroki Yohanes Pemandi Janti tidak hanya menjadi sebuah pertunjukan yang memukau secara visual, tetapi juga menghadirkan pengalaman mendalam yang menggugah hati dan pikiran. Keagamaan dan seni dipadukan secara harmonis, menghasilkan karya yang berkesan dan bernilai spiritual tinggi bagi masyarakat yang menyaksikannya.

 

Reporter : R.Dt.

Editor     : H. Gumelar

Top of Form

 

Posting Komentar untuk "Drama Ritual Sengsara Yesus di Paroki Yohanes Pemandi Janti: Pengalaman Mendalam Penghayatan keimanan danEkspresi Seni"