Makam Mbah Honggo di JL. Basuki Rahmad Gang 4 RT. 01 RW. 09, Kelurahan Kauman Kota Malang

        Damariotimes. Mbah Honggo atau pangeran Honggo Koesomoe merupakan seorang guru spiritual keluarga bupati Malang yang pertama yaitu R.A.A Notodiningrat. Beliau dikenal sebagai ulama kharismatis yang hidup pada abad ke-8 Masehi. Dalam buku “Wanwacarita Kesejahteraan Desa-Desa Kuno pada tahun 1830 an.

Lokasi Makam Mbah Honggo (Foto ist.)

        Lokasi Makan Mbah Honggo Kusumo terletak di JL. Basuki Rahmad gang 4 RT. 01 RW. 09, Kelurahan Kauman. Makam Mbah Honggo berdampingan dengan Makam Pangeran Soero Adimerto atau Ki Ageng Paroet. Dahulu lokasi Kawasan ini merupakan komplek besar para sesepuh keturunan Adipati Malang sekaligus menjadi komplek pemakaman sampai dibelakang Masjid Jami’ Kota Malang.
        Kisah ini dimulai pada tahun 1518 dan 1521 dimana terjadi penyerangan oleh kerajaan Demak yang dipimpin oleh Adipati Unus ke Kerajaan Majapahit yang kala itu berada dibawah kekuasaan Prabu Brawijaya. Serangan dari kerajaan Demak ini mengharuskan seluruh keluarga Kerajaan Majapahit untuk mundur ke Sengguruh yang selanjutnya mengungsi ke Pulau Bali.
        Sejak serangan tersebut, anggota keluarga Kerajaan Majapahit melarikan diri ke daerah yang berbeda-beda. Salah satunya adalah putra Prabu Brawijaya bernama Batoro Katong yang melarikan diri ke Ponorogo ini kemudian diberikan secara turun temurun hingga beberapan keturunan selanjutnya , yaitu Kandjeg Pangeran Soero Adiningrat mempunyai putra Diponegoro, seorang putra Kandjeng Soero Adimerto yang hidup pada masa perjuangan Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro, seorang putra dari Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kandjeng Susuhunan Pakubuwana l tahun 1825.
        Pada tahun 1830, Terjadi penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jendral De Kock di Magelang. Kejadian ini menyebabkan seluruh senopati (panglima perang) yang kala itu hidup pada masa perjuangan Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro harus hidup menyebar dan menyelamatkan diri ke seluruh Jawa Timur serta menggunakan nama-nama samaran untuk menghilangkan jejak terhadap Belanda. Sejak kala itu, Pangeran Soero Adimerto berganti nama menjadi Kyai Ageng Poroet, Pangeran Honggo Koesoemo menjadi Mbah Honggo, Ulama Besar Kandjeng Kyai Zakaria ll menjadi Mbah Djoego (Gunung Kawi, keturunan langsung dari Pangeran Diponegoro).
        Ibu Susiati berkata “Makam Mbah Honggo Koesomoe sering sekali yang menjadi objek wisata bagi orang-orang yang sedang berjalan-jalan di kampoeng kayu tangan. Tempat ini mengandung unsur keindahan pada pintu masuk yang dipenuhi dengan bunga-bunga dan berbagai tulisan kaligrafi, banyak juga orang yang berziarah di makam Mbah Honggo apalagi ketika hari-hari Jawa dan orang mempercayai hal yang spiritual. Lokasi makamnya juga sangat bersih dan menyejukkan, bahkan banyak orang yang menggunakan tempat ini sebagai tempat peristirahatan.”


Kontributor : Salsabilla Ade Lyanta Tri Rizkyansah
Editor          : Muhammad Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Makam Mbah Honggo di JL. Basuki Rahmad Gang 4 RT. 01 RW. 09, Kelurahan Kauman Kota Malang"